Translate

Kebenaran Sejati Nan Hakiki


 KEBENARAN ITU MENYAKITKAN

Bahwasanya quran tidaklah murni perkataan allah, quran itu bukan firman tuhan !! 

melainkan hanya bualan muhammad semata....
Setiap agama memiliki konsep atau pendekatan mengenai Tuhannya. 
Konsep Tuhan dalam islam dinyatakan dalam namaNya. 
Tuhan dalam Islam dikenal dengan sebutan Allah. Kata Allah telah dipakai oleh orang2 Arab pra Islam untuk merujuk pada Tuhan yang berkuasa, kemudian Muhammad juga memakai kata Allah untuk menamai Tuhan dalam Islam. 
Kata Allah berasal dari bahasa sansekerta. 
Dalam kitab2 agama Hindu banyak ditemui kata Allah. 
Dalam Rigveda Book. 2 Hymn 1 V. 11 dikatakan “Baik” dengan istilah “llah” yang artinya Tuhan. Dalam Rigveda Book 3 Hymn 30 V. 10 dan Rigveda Book 9 Hymn 67 V. 30 kata “Allah” disebutkan dengan jelas..
Konsep ketuhanan Islam tertuang dalam AL-ASMA'UL HUSNAA (Nama2 yang indah dan agung).  Nama belum tentu menunjukkan karakter atau sifat asli dari pribadi yang memliki nama tersebut tersebut.
Berikut beberapa sifat Allah seperti yang tertuang didalam Quran;

SUKA BERSUMPAH

Allah dalam Quran gemar bersumpah demi benda-benda di dunia. 
Perhatikan ayat-ayat berikut:

Demi Quran…QS. 38:1

Demi angin…QS. 51:1

Demi langit…..QS. 51:7

Demi gunung-gunung…QS. 52:1

Demi bintang-bintang…QS. 56:75, 81:15

Demi pena dan apa yang ditulis para malaikat…QS. 68:1

Demi bulan…QS. 74:32

Demi merahnya matahari terbenam… QS. 84:16

Demi langit yang memberi hujan…QS. 86:11
Demi kota….QS. 90:1
Demi matahari….QS. 91:1
Demi malam…QS. 92:1
Demi waktu….QS. 103:1
Demi bintang ketika terbenam….QS. 53:1
Dan masih banyak lagi. Tuhan bersumpah atas benda-benda ciptaan nya sendiri!..
Lazimnya, kalaupun Tuhan yang sempurna itu bersumpah, Ia akan bersumpah atas namanya sendiri. Sebab tidak ada yang lebih besar dari Tuhan. Jika bersumpah pastilah demi sesuatu yang dianggapnya berharga, mulia, dan terhormat...Maka, ketika Allah bersumpah demi benda2 ciptaan Tuhan, lebih rendahkah ia daripada objek-objek tersebut? 
Ataukah Allah bukanlah Tuhan?

ALLAH BERDOA
Rupanya Allah dalam Quran adalah ilah yang gemar berdoa. 
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. 
Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. 33:56 )
Sholawat (dari kata dasar ‘sholat’) artinya doa: Ibn Al-Athir dalam kamus Arab nya 'Al-Nihaayah fi Ghaib al-Athar' menjelaskan arti kata "Sola'h" sebagai berikut:'
Al-Sala'h' and 'Al-Salawaat': used for a particular kind of worship. Its literal origin is supplication (prayer). Sometimes, 'Sala'h' is referred to by mentioning any one or more of its parts. It is also said that the literal origin of the word is 'to glorify' and the particular worship is called 'Sala'h', because it entails the glorification of the Lord
Maka, jika Allah berdoa? 
Kepada siapakah ia berdoa?.
Banyak pula dari para muslim menafsirinya namun merubah arti sebenarnya dari bahasa arab (surga) ..bukan berdoa tetapi ucapan selamat atau menghormati..
kalaupun memang seperti itu tuhan seperti apa yang hormat kepada manusia ?? 
Itukah sosok tuhan semesta alam yang harus menghormati seorang manusia..
Sungguh sosok tuhan yang jauh dari esensi tuhan sang maha..

ANTROPOMORFIS
Ketika ditanya tentang bagaimana wujud Allah oleh orang2 kafir Quraish, 
Muhammad mengatakan bahwa Allah tidak mempunyai wujud dan tak bisa digambarkan.
Meski demikian terdapat hadis yang menggambarkan Allah serupa dengan manusia;
Rasulullah berkata; Allah menciptakan Adam dari wujud dan bentukNya sendiri ukuran (yang sempurna) 60 kubik (kira2 30 meter) tinginya… (Sahih Bukhari 74:246)
Kata Muhammad Allah dan Adam itu tingginya 30 meter, dan terus menyusut hingga 2 meteran seperti kita sekarang ini.Beberapa ayat Quran juga menggambarkan sosok Allah yang ibarat manusia.
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" (QS 38:75)
Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS 55:27)
Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka,…(QS 48:10)

MENYESATKAN DAN MENGELABUHI
Quran menyebut Allah itu ‘khairu al-makiriin’ atau pembalas tipu daya yang terbaik (QS 3:54; 8:30). Konon, dalam Quran dikisahkan bahwa iblis pun menyalahkan Allah karena Allah lah yang telah menyesatkannya. 
Dalam Quran Dinarasikan
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (QS 15:39)
Bukan hanya setan, namun tak ketinggalan manusia pun disesatkan oleh Allah;
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada Nya", (QS 13:27)
…… Barang siapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS 4:143)
Salah satu bukti bahwa Quran menempatkan Allah sebagai pengelabuh adalah kisah bahwa Isa tidak sungguh-sungguh disalibkan, melainkan yang disalib adalah seorang lain yang wajahnya ‘disulap’ diserupakan dengan Isa oleh Allah.
..dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa (QS 4:157)

TIDAK MAHA TAHU
Ternyata dalam Quran Allah itu tidak mahatahu. 
Allah tidak memunyai pengetahuan yang pasti (exact). 
Ia hampir tidak pernah menyatakan jumlah, satuan atau lamanya waktu secara pasti melainkan hanya menggunakan kata-kata relatif seperti beberapa, sedikit, sejumlah, lebih banyak, lebih dekat dsb: 
Beberapa dirham saja…..(QS 12:20)
Beberapa tahun…(QS 30:2-4)
Seratus ribu orang ATAU lebih (???)…..(QS 37:147)
Sejarak dua ujung busur panah ATAU lebih dekat lagi (???)…..(QS 53:9)
Tidak dapatkah lebih pasti?
Bahkan dalam Quran Allah juga bisa salah tebak. 
Dalam Quran surat Yusuf 12:41, Allah menyebutkan ada hukuman penyaliban di zaman Yusuf. 
Padahal menurut sejarah, hukuman salib baru ada pada kurun waktu abad ke-6 SM – 4M! 
Yaitu pada jaman penjajahan Romawi.
Tidak hanya itu, dalam surat ar-Ruum 30:2-4 dinubuatkan bahwa bangsa Romawi akan menang kembali hanya dalam waktu beberapa tahun saja setelah dikalahkan oleh Persia. 
Kenyataannya, bangsa Romawi dikalahkan oleh bangsa Persia tahun 614 (Yerusalem direbut)
Bangsa Romawi mengalahkan kembali bangsa Persia pada tahun 628. Puncaknya pada tahun 630. Antara keduanya ada jarak 13 tahun! Tidak sekedar ‘beberapa’ seperti dinyatakan oleh Allah. Hal ini menunjukkan bahwa tuhan Quran bukan tuhan yang kredibel dan sempurna. 
Ia bukan ilah yang sungguh-sungguh Mahatahu.

TIDAK KONSISTEN
Dalam Islam ada konsep Nasikh-Mansukh atau abrogation (penganuliran) untuk hapus-menghapus ayat-ayat Quran. Menurut hematnya saja hal ini membuktikan bahwa Allah tidak konsisten dengan wahyunya dan tidak maha tahu. 
Jika Allah maha tau, tidak perlu pakai acara ralat meralat. Berikut ayat2 dalam Quran mengenai Nasikh-Mansukh:
Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (QS 2:106)
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh). (QS 13:39)
Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapat seorang pembelapun terhadap Kami. (QS 17:86)
Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui aapa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja". Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui. (QS 16:101)
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimaksud oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS 22:52)
Ayat 22:52 ini ada kaitannya dengan "Satanic Verse".atau “Ayat2 Setan”
Ketidak-konsistenan Allah jelas terlihat jika kita membandingkan ayat-ayat Quran di atas dengan ayat-ayat Quran berikut yang mengatakan bahwa kata-kata Allah yang di wahyukan tidak pernah berubah sepanjang masa:
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS 10:64)
Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu (QS 6:34)
 Janji Pengakuan Allah ini bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi..

MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG ?
Dalam kitab2 agama Ibrahim, khususnya Yahudi, Allah digambarkan sebagai pribadi pemarah, dan pencemburu. Namun terdapat perbedaan mendasar antara Allah Islam dengan Tuhannya Yahudi. Dalam ajaran Yahudi, Tuhan marah, cemburu pada berhalanya, namun tetap mengasihi manusia yang menyembah berhala itu. 
Sedangkan Allah dalam Islam marah dan cemburu, bukan hanya kepada berhalanya, tapi juga kepada manusia yang menyembah berhala tersebut.
Berikut ayat - ayatnya :
Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. (QS 3:56)
Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir. (QS 40:85)
Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman”. Kelak aku akan jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka, dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. Ketentuan yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaannya. Itulah hukum dunia yang ditimpakan atasmu, maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada lagi azab neraka.” (QS 8:12-14)

BUKAN YANG ESA
Konsep ketuhanan yang tauhid hanya didasarkan pada keyakinan belaka. 
Jika ditelaah secara teliti perkataan “KAMI” dalam Quran dapat diartikan plural/ jamak.
Sudah diketahui, bahwa banyak ayat dalam Quran, Allah menggunakan kata ganti jamak ‘Kami’ untuk dirinya sendiri (misal surat 3:44, 145 dan 17:1 dll). 
Ini rancu, mengingat Allah yang konon esa secara matematis menurut Islam itu punya pribadi yang jamak dalam dirinya.

Penggunaan ‘Kami’ bisa bermacam-macam; http://en.wikipedia.org/wiki/We
Pakar muslim berdalih bahwa kata ‘Kami’ yang dipakai itu hanyalah gaya bahasa Arab saja untuk menyatakan kemuliaan (pluralis majestatis). 
Padahal, gaya bahasa ini lazim dipakai dalam sidang untuk merefer pada dewan yang umumnya terdiri lebih dari satu orang (plural kah Allah?). 
Biasanya, pluralis majestatis digunakan untuk merefer pada pembicara yang bersifat mewakili sebuah kumpulan (ilah) ? http://en.wikipedia.org/wiki/Pluralis_majestatis

TIDAK MAHA KUASA
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (QS 9:14)
Bila Allah sungguh maha kuasa mengapa ia meminjam tangan Muhammad dan para pengikutnya untuk membantai para kafir yang tak percaya kepadanya?
Sebagai ujian bagi pengikutnya ??

BERORIENTASI SEKS
Quran menggambarkan bahwa Allah itu tuhan yang sensual. 
Ibarat dunia, surga Islam rupanya masih dipenuhi aktivitas seksual dan janji2 akan perempuan2 cantik yang selalu perawan, lengkap dengan dipan dan kasur2 empuk tempat bersetubuh mereka,
(Al-Baqarah 2:25; Âl 'Imran 3:15; an-Nisa' 4:57; Ya Sin 36:56; az-Zukhruf 43:70, as-Saffat 37:48-49; Sad 38:52; ar-Rahman 55:56,72-74; al-Waqi`ah 56:22,34-36; an-Naba' 78:33 )
Menurut penafsir Quran al-Jalalayn, perempuan2 tersebut akan kembali lagi keperawanan nya setelah disetubuhi!

Tafsir al-Jalalayn : and cascading water, running continuously,and abundant fruit,and mattresses [that are] raised, on top of couches. Verily We have created them with an [unmediated] creation, namely, the wide-eyed houris, [We created them] without the process of birth, and made them virgins, immaculate — every time their spouses enter them they find them virgins, nor is there any pain [of defloration]
Ulama Mesir Abdel Hamid Khisk menuturkan bahwa dalam surga Islam ada ereksi kekal!

SIAPAKAH KAMI DALAM QURAN ???
Islam adalah ajaran tauhid, yang meyakini bahwa Allah adalah Esa, tunggal, satu secara kuantitas/jumlah. Tiada Tuhan Selain Allah. Jadi, jika ada ajaran yang bertentangan dengan ke”satu”an Tuhan, ajaran itu dianggap syirik, kafir. 
Syirik adalah dosa terbesar dalam Islam.

Didalam Quran, Allah banyak menggunakan kata “KAMI” untuk membahasakan dirinya! 
Dalam bahasa Indonesia, kami adalah kata ganti orang jamak, lebih dari satu. 
Para penafsir awal menyatakan bahwa kami di Quran adalah Allah sendiri, tanpa pribadi lain. Namun setelah banyak kerancuan, penggunaan “KAMI” dalam Quran lalu ditafsirkan sebagai berikut :
Konteks penggunaan pertama.
Kata Kami bermakna bahwa dalam mengerjakan tindakan tersebut, Allah melibatkan unsur-unsur makhluk (selain diri-Nya sendiri). Dalam kasus nuzulnya Qur'an, makhluk-makhluk yang terlibat dalam pewahyuan dan pelestarian keasliannya adalah sejumlah malaikat, terutama Jibril; kedua Nabi sendiri; ketiga para pencatat/penulis wahyu; keempat, para huffadz [penghafal] dll.

Konteks penggunaan kedua.
Kata Kami secara sosio-linguistik Arab bermakna "ta'dzim" [kata-kata yang sopan untuk menghilangkan kesan keakuan terutama ketika kita bicara kepada orang besar, atau orang banyak]. Nah dalam arti ini, ketika dipakai kata Kami, ayat tersebut menggambarkan proses komunikasi dengan etika yang lebih sopan (mungkin seperti cara ngomong orang jawa dengan bahasa "krama")

Konteks penggunaan ketiga.
Ayat yang menggunakan kata Kami biasanya menceritakan sebuah peristiwa besar yang berada di luar kemampuan jangkauan nalar manusia, seperti penciptaan Adam, penciptaan bumi, dan langit. Di sini, selain peristiwa itu sendiri yang nilai besar, Allah sendiri ingin menokohkan/memberi kesan "Kemahaan-Nya" kepada manusia, agar manusia dapat menerima/mengimani segala sesuatu yang berada di luar jangkauan nalar manusia.

Jadi, KAMI disini dapat diartikan Allah sendiri, atau Allah beserta makluk lain, tergantung konteksnya. Yang pasti harus ada unsur Allah disitu. 
Tidak boleh Malaikat sendiri, atau Muhammad sendiri. 
Sebab Kaum Muslim meyakini bahwa Quran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Muhammad secara verbal, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’nan). 
Sehingga Quran haruslah dibaca seakan-akan Allah mengucapkan sendiri kata-kata di dalamnya. Jika “Kami” diartikan malaikat sendiri, atau Muhammad sendiri, berarti kebenaran Quran akan runtuh, karena kebenaran itu berasal dari makhluk ciptaan, dan itu berarti bertentangan dengan apa yang diyakini selama ini bahwa Quran berasal dari Allah.
Tapi benarkah seperti itu? 
Benarkah panggunaan Kami adalah kontekstual? 
Bukan dalam arti jamak, lebih dari satu? 
Ayat-ayat dibawah hanya 2 dari ratusan ayat yang memakai kata Aku dan Kami.

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa”. (QS 70:40)
Siapakah aku disini? 
Malaikat kah? 
Muhammadkah kah? 
Kalau kata "AKU" ditafsirkan sebagai "Allah", apa pantas "tuhan" bersumpah dengan Tuhan? Tuhan yang mana lagi? 
Lalu siapakah “KAMI” yang benar-benar maha kuasa?

Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang pedih”. (QS 16:63)
Siapakah Kami disini? 
Malaikat kah? 
Muhammadkah kah? 
Kalau kata "KAMI" ditafsirkan sebagai "Allah", apa pantas "Allah" bersumpah dengan Allah? Allah yang mana lagi? 
Jika “KAMI” ditafsirkan sebagai malaikat, ini berarti kita telah mengingkari keyakinan kita sendiri bahwa Quran adalah ucapan ALLAH.

.....Bahkan ALLAH menantang manusia untuk menunjukkan kekurangan, kesalahan, dan kejanggalan dalam Quran, jika ternyata Quran bukan berasal dari Allah. 
Secara spesifik Allah menantang untuk dibuatkan satu saja surah seperti yang ada dalam Quran:
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS 2:23)
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS 11:13)
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS 17:88)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS 4:82)


Hanya manusialah yang mempunyai sifat sombong, dan takabur. 
Tuhan tidak mungkin bersifat dan bersikap demikian. 
Kurang masuk akal kiranya Tuhan menantang manusia dalam hal tulis-menulis sedangkan adalah hal yang mudah bagi Tuhan untuk menjamah hati manusia agar menerima FirmanNya. 
Tidak perlu tantang menantang, 
ALLAH VS MANUSIA , HUMANITY VS GODNESS
Itulah usaha Muhammad untuk meyakinkan pengikutnya bahwa Quran benar2 berasal dari Allah, bukan dari dirinya sendiri.
Terlalu banyak bukti dan fakta bahwa Al Quran penuh dengan kesalahan baik internal maupun external, baik konseptual maupun gramatikal. 

Tantangan untuk membuatkan surah seperti dalam Al Quran adalah permainan Muhammad untuk membodohi pengikutnya. Orang-orang di tantang untuk membuatkan satu saja surah seperti Quran, tetapi kalau ada yang berhasil membuatnya akan langsung di ancam hukuman mati karena dituduh telah membuat surah palsu yang menyesatkan. (Bandingkan dengan Ahmadiah)
Surah seperti dalam Quran tidaklah susah untuk dibuat. 
Bukannya susah, tetapi kebanyakan orang enggan untuk merespon tantangan ini karena hadiahnya sangatlah tidak menarik, yaitu hukuman mati. 
Dengan kemajuan internet yang begitu pesat, ancaman dari para Muslim tidak lagi terlalu efektif. Ada yang berhasil membuatkan surah seperti dalam Al Quran dan bisa diakses online: 
Tantangan dalam Al Quran sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi. 
Berikut beberapa Surah yang sudah memenuhi tatangan tersebut:
 Sura like it : http://www.suralikeit.com/
Kita seharusnya dengan rendah hati mengakui bahwa :
QURAN BUKAN HANYA PERKATAAN DARI ALLAH SAJA 
namun juga perkataan dari makluk seperti malaikat dan Muhammad. 
Berikut adalah salah satu ayat yang mengklaim bahwa Quran hanyalah berasal dari Allah sendiri;

Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam”. 
(QS 10:37)
Namun mari kita bandingkan ayat diatas dengan ayat2 dibawah ini:

A. PERKATAAN MUHAMMAD
Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS 27:91)
Ayat ini jelas adalah ucapan Muhammad. 
Jika memang itu adalah kalimat Tuhan, seharusnya ada perintah “Katakanlah”. 
Ayat awal ini saja sudah membuktikan bahwa Quran hanyalah perkataan Muhammad, bukan perkataan Allah.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).” (QS 6:104)
Dalam ayat ini, jelas sekali yang mengatakan “..aku sekali-kali bukanlah pemelihara..” adalah Muhammad. Bahkan Dawud dalam terjemahannya menambahkan tulisan kaki bahwa “Aku” merujuk pada Muhammad. (Ed - Kata Muhammad dalam terjemahan bahasa Indonesia ini ditambahkan oleh pihak penterjemah Quran.com dan karena itu ditulis (dalam kurung)
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Quran) kepadamu dengan terperinci Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al-Quran itu diturunkan dari Rabbmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. (QS. 6:114)
Dan supaya aku membacakan Al-Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan. (QS. 27:92)
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah.(Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Rabbku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali. (QS. 42:10)
Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (QS 72:23)
Setiap orang waras bisa melihat bahwa ayat2 diatas bukanlah kata-kata Tuhan, tetapi kata-kata ucapan Muhammad sendiri. 
Sekali lagi, jika memang itu adalah kalimat Tuhan, seharusnya ada kata perintah “Katakanlah”, yang dalam versi bahasa Arab memang tidak tercantum.

B. PERKATAAN MALAIKAT
Dalam Quran juga terdapat kata-kata yang diucapkan oleh malaikat;
Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.” (QS 19.64)
Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya Kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).” (QS 37:164-166)
Jadi malaikat berkata bagi diri mereka sendiri dalam ayat diatas dan tidak diilhami oleh perkataan Tuhan (hal ini juga disebutkan dalam ‘the perfection in the quran sciences’ oleh Al-Suyuty).

C. PERKATAAN MANUSIA, ENTAH SIAPA?
Surat AL FAATIHAH adalah doa seorang manusia kepada Tuhannya;
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, 
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, 
Yang menguasai hari pembalasan. 
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah 
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. 
Tunjukilah kami jalan yang lurus, 
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, 
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. 
(QS 1:1-7)

SEKALI LAGI KITA TELAH DIBODOHI! 
Karena semua penjelasan diatas menjelaskan bahwa “AKU” dan “KAMI” dalam Quran dapat diartikan bermacam-macam, yaitu: 
1. Allah sendiri 2. Muhammad sendiri 3. Malaikat sendiri, atau 4. Pencampuran ketiganya. 
Penjelasan diatas juga membuktikan bahwa Quran bukanlah perkataan Allah saja, namun juga perkataan dari Muhammad dan Malaikat. 
Dapatkah kita mempercayai kebenaran ucapan Muhammad, melihat perilakunya yang barbar? Dapatkah kita mempercayai ucapan malaikat, bagaimana jika ternyata malaikat itu adalah setan yang menyamar dan ingin menjerumuskan kita dalam jurang kebencian?
Lihatlah ayat pembelaan Allah terhadap Muhammad;
Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya". Sebenarnya Al Qur'an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk”. (QS 32:3)

Tak perlu menjadi seorang Einstein untuk mengerti bahwa kata “KAMI” dalam Quran hanyalah Allah rekaan Muhammad sendiri. 
Allah dalam Quran hanyalah boneka ciptaan Muhammad saja, karena dia adalah seorang psikopat narsisis, manusia yang gila hormat. 
Mungkin anda menuduh ini hanyalah mengada2, 
tapi marilah dengan bijak kita cermati AYAT AYAT berikut:
(QS 4:18 Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
(QS 33:36 Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
(QS. 3:32 Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. 
(QS. 3:132 Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. 
(QS. 4:13 (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. 
(QS. 4:59 Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. 
(QS. 4:69 Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nimat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. 
(QS. 4:80 Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. 
(QS 72:23 Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Dan masih banyak ayat lainnya ;
(QS.8:20, 8:46, 9:71, 24:47, 24:51, 24:52, 24:54, 24:56, 33:33, 33:71, 47:33, 48:17, 49:14, 58:13, 64:12 ). 
Itulah Muhammad, yang menduetkan namanya disisi Allah. 
Hanya manusia yang narsis dan gila hormat saja yang menjajarkan namanya sendiri dengan nama Allah.
Durhaka pada Muhammad = Durhaka pada Allah
Tidak taat pada Muhammad = Tidak taat pada Allah
Tidak hormat pada Muhammad = Tidak hormat pada Allah
Menentang Muhammad = Menentang Allah

Tidakkah kita melihat KEGANJILAN di sini? 
Siapakah Muhammad itu? 
Jika dia hanya rasul penyampai berita saja, mengapa pula manusia harus memperlakukannya sama seperti memperlakukan Tuhan agar bisa masuk surga?

Dalam Quran Muhammad tidak meminta para pengikutnya untuk memujanya. 
Malah dia mengklaim “hanya utusan saja”. 
Sebagai gantinya dia menuntut kepatuhan, namun dengan cerdiknya dia meminta para pengikutnya untuk taat pada “Allah dan Rasul-Nya.” 
Dalam sebuah ayat Quran, dia taruh perkataan berikut dalam mulut Allahnya:
"Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang.
Katakanlah: "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman" (Q 8:1)
Mana ada Tuhan yang menginginkan atau memerlukan barang2 hasil perampokan?
Muhammad menggunakan “Allah” sebagai bonekanya. 
Akan sungguh memalukan jika dia katakan, “harta rampasan perang itu kepunyaanku”. 
Oleh karena itu Muhammad selalu meletakkan nama Allah di depan namanya.
Dan karena tidak ada seorangpun yang bisa melihat atau mendengar Allah, semua kepatuhan adalah kepada Muhammad sebagai wakil Allah. 
Dialah yang harus di taati dan takuti karena hanya dia satu-satunya perantara dari tuhan, 
yang mana hal tersebut telah dia tanamkan kepada pengikutnya bahwa tuhan harus dihormati dan ditakuti.

Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkanNya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS 48.9)
Sekali lagi, Muhammad selalu meletakkan namanya (rasulnya) dibelakang kata Allah. Mungkinkah Allah membutuhkan penguatan dari makluk ciptaannya? 
Muhammadlah sebenarnya yang ingin dikuatkan dan dibesarkan!

Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS 4:14)
Ayat di atas menunjukkan EGO, dan bukan menunjukkan kemurnian dari seorang utusan Tuhan.
Akan sangat TINGGI NILAINYA bila ayat tersebut tertulis begini: 
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yg menghinakan. (Surat Murtadin ayat 1)

Coba kita simak satu ayat lagi, sebagai contoh.
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS 33:36)
Ayat ini masih sarat dengan EGO seorang manusia yang ingin diakui, dipatuhi dan ditakuti. Muhammad telah menyetarakan dirinya dengan allah buatannya sendiri.
Akan LEBIH MULIA bila ayat tersebut tertulis begini:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Surat Murtadin ayat 2)

Coba Kita Simak Lagi :
Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. (QS. 3:32)
Dan akan LEBIH BERNILAI bila ayat itu tertulis seperti ini :
Katakanlah: Taatilah Allah , Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. (Surat Murtadin ayat 3)

Dibawah ini adalah salah satu ayat yang membuktikan bahwa “KAMI” dalam Quran adalah Allah dan Muhammad sendiri.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 39:53)
Siapapun anda, coba tafsirkan kata “Ku” pada ayat diatas? 
Jika anda mengerti bahasa Arab, pasti anda mengatakan “Ku” tersebut adalah Muhammad.
Dalam Quran, dari awal hingga akhir, menegaskan konsep bahwa manusia adalah hamba Allah saja, dan semua pesannya berputar pada maksud bahwa mereka harus menyembah hanya pada Allah saja. Muhammad sendiri adalah hamba Allah. 
Namun ayat diatas menyatakan bahwa Muhammad menjadi Tuan atas pengikut2nya. 
Itulah ucapan seseorang yang gila hormat. 
Hanya ada 2 penjelasan mengenai ayat tersebut, 
pertama, Allah kepleset dalam menurunkan ayat tersebut! 
Atau, kedua, Muhammad lah Allah itu sendiri, hamba Allah = hamba Muhammad!

Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan. Sesungguhnya KAMI telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. (QS 58:5)
Muhammad selalu menuliskan dirinya berdampingan dengan allah, (allah dan rasulnya), dan kemudian pada kalimat selanjutnya dia memakai kata ganti KAMI.
Coba simak ayat di atas. 
Allah dan Rasul-Nya = KAMI
Seorang nabi haruslah rendah hati dan tidak menempatkan dirinya sejajar dengan Allah yang telah mengutusnya.
Malaikat saja tak berani menempatkan dirinya sejajar dengan nama Allah, 
misal : Patuhlah pada Allah dan Malaikatnya; atau kalau malaikat itu menyampaikan firman kepada manusia: Patuhlah kepada Allah dan aku (malaikat). 
Apalagi seorang manusia biasa!
Tidak ada model firman Allah seperti ini dalam sejarah Yahudi dan Nasrani, yang mensejajarkan Allah dan Nabi-Nya.
 



Lebih lanjut, ada beberapa bukti dalam Quran dan hadis yang menyebutkan motif penurunan ayat-ayat dan menunjukkan bahwa "INTEGRITAS" MUHAMMAD DALAM PEWAHYUAN QURAN sangat diragukan.

Ya Allah dalam Islam adalah ego Muhammad sendiri.

Ketika Muhammad berkunjung kerumah Zaid, anak angkatnya, beliau melihat Zainab (istri Zaid) dengan tubuh moleknya yang hanya ditutupi oleh pakaian tipis. Gelora birahi nabipun memuncak, dan beliau berniat untuk mengawini Zainab, MENANTUNYA! Lalu sim salabim, muncullah ayat yang menghalalkan Muhammad untuk mengawini MENANTUNYA SENDIRI. 

(Sumber: Abbas Jamal Hal 55*, Hadis Bukhari 60:310)



Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni'mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni'mat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. MAKA TATKALA ZAID TELAH MENGAKHIRI KEPERLUAN TERHADAP ISTRINYA (MENCERAIKANNYA) , KAMI KAWINKAN KAMU DENGAN DIA supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. 
(QS 33 : 37)


Ketika Muhammad mengadakan jamuan makan pernikahannya dengan Zainab, ia memberikan kode agar tamu yang diundang segera pulang, tapi masih ada TIGA TAMU dan Anas yang ngeyel tak mau segera pulang. 
Nabi mengulangi lagi tindakan dan kodenya, akhirnya ketiganya pun pulang. 
Namun Anas masih saja tetap ingin bersama nabi. 
Karena GELORA MALAM PERTAMA nya sudah sangat membara, nabi akhirnya menempuh cara terang-terangan dengan cara menutup tirai di antara mereka berdua. 
Tidak cukup hanya itu, nabi juga mengeluarkan JURUS PAMUNGKAS nya dengan mengeluarkan ayat 33:53! 
(SUMBER HADIS BUKHARI (60:314)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. 
(QS 33:53)

Dan masih ada banyak lagi ayat seperti ayat2 diatas yang membuktikan bahwa Quran hanyalah ego Muhammad sendiri. Bukankah itu sebuah KEANEHAN. 
Bukankah kita seharusnya mempunyai pertanyaan seperti Aisah, ketika banyak wanita yang menawarkan tubuhnya kepada sang nabi?

Sahih Bukhari, Jilid 6, Buku 60, Nomor 311
Diceritakan oleh Aisha: Aku memandang rendah wanita2 yang memberikan dirinya kepada rasulullah dan aku katakan, "Dapatkah seorang wanita memberikan dirinya kepada seorang laki2 ? Tetapi ketika Allah mengungkapkan: "Kamu ( O Muhammad) dapat menunda giriran kepada siapa saja yang kamu kehendaki atas istrimu, dan kamu boleh menerima siapapun yang kamu inginkan…" ( 33.51) Aku berkata ( kepada Nabi), " Aku merasakan bahwa 
ALLAHMU BERTINDAK CEPAT UNTUK MEMENUHI NAFSU DAN KEINGINANMU  

"Selamatkan Muslim dari Kesesatan
@Pepethengeislam
________________________________________________________________
 "Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran Ini"

0 comments: