Translate

Wacana Sejarah Paganisme


SEJARAH SANG DEWA SABIT

* Kuil bulan Arab Nama dewa bulan dipahatkan pada batu
* Patung dewa bulan
* Patung Dewa bulan dilihat dari empat sisi





Ketika manusia belum menemukan teropong bintang, dan belum pula
memiliki pengetahuan tentang alam semesta, mereka mengagumi benda-benda angkasa seperti, BULAN, MATAHARI dan BINTANG-BINTANG. 
Bahkan
mereka tidak hanya berhenti sampai dengan mengagumi benda-benda
angkasa itu saja, tetapi lebih lanjut lagi, mereka menganggap benda-benda
itu mempunyai kuasa, lalu mereka sembah menjadi sesembahan mereka.
Penyembahan kepada benda-benda angksa ini berkembang terus ke berbagai
negara, yang dimulai dari Babilonia, menyebar ke Selatan, ke Mesir, ke Barat,
ke Eropa, ke Timur, ke India dan Jepang.
MATAHARI telah disembah sebagai sesembahan, dipelbagai negara, dan ditiap
negara disebut dengan sebutan yang berbeda-beda;

Di Babilonia, dewa MATAHARI, disebuat SHAMASH
Di Mesir, dewa MATAHARI, disebut RA-AMON
Di Roma, dewa MATAHARI, disebut MITRAS
Di India, dewa MATAHARI, disebut BETARA SURYA
Di Jepang, dewa MATAHARI, disebut AMATERAZU
Di Peru, dewa MATAHARI, disebut INTI
Di Arab, dewa MATAHARI, disebut ALLATA
Bangsa-bangsa telah menyembah BULAN, MATAHARI dan BINTANG-BINTANG
Bahwa penyembah-penyembah BULAN, MATHARI dan BINTANG-BINTANG
telah meluas keempat penjuru dunia
penyembah-penyembah BAAL, BERHALA,
penyembah-penyembah BULAN
penyembah-penyembah MATAHARI, ALLATA
penyembah-penyembah BINTANG-BINTANG, ALUZZA-ALMANA
Sungguh menarik perhatian karena:
BULAN SABIT telah menjadi simbol bagi Islam
BULAN SABIT telah ditinggikan di atas kubah masjid-masjid.
BULAN SABIT telah dimulyakan dengan dilukis di benda negara-negara Islam
BULAN SABIT telah jadi tanda permulaan dan akhir puasa umat Islam
BULAN SABIT telah jadi tanda permulaan dan akhir puasa umat Islam.
BULAN SABIT telah menjadi tanda yang setara dengan ALLAH yang ditinggikan
di atas kubah masjid. Di atas kubah tiap masjid kalau tidak dipasang tanda
BULAN SABIT di pasang tulisan ARAB yang berbunyi ALLAH
Benda angksa yang ketiga, yang telah dikagumi manusia lalu disembah ialah
BINTANG-BINTANG-BINTANG di langit telah disembah sebagai anak-anak
ALLAH. Orang Arab zaman Jahiliyah menyebut anak-anak ALLAH itu dengan
sebutan namanya ALUZZ dan ALMANA, sedang menantu ALLAH bernama
ALHUBAL.
Nabi Muhammad pada umur 40 tahun, yaitu pada tahun 610 Masehi, bangkit
menjadi nabinya bangsa Arab, mengajarkan ajaran Tauhid, menyembah ALLAH
yang Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak mempersekutukan
ALLAH dengan apapun. Dia mengubah bangsa Arab dari penyembahan banyak
ilah, banyak dewa, politheisme menjadi penyembahan ALLAH yang Esa atau
monotheisme, Bangsa Arab pra-Islam, kalau bersumpah, mengucapkan
sumpahnya dengan ucapan: "Demi ALLAH, demi ALLATA dan demi ALUZZA"
setelah mendapat ajaran Muhammad mengucapakn sumpahnya dengan
ucapan: "Demi ALLAH" saja.
Dari sini dapat ditemukan bahwa Muhammad tidak meniadakan ALLAH yang
telah disembah oleh bangsa Arab pra-Islam sebagai dewa BULAN tetapi hanya
meniadakan permaisuri ALLAH yaitu ALLATA dan anak-anak ALLAH yaitu
ALUZZA dan ALMANA.
ALLAH yang tadinya disembah sebagai dewa BULAN telah diubah konsepnya,
diubah pengertiannya menjadi ALLAH yang Esa dan yang Mahakuasa. Sebutan
namanya tetap yaitu ALLAH, sedang pengertiannya telah berbeda. ALLAH yang
tadinya diimani mempunyai anak, diubah menjadi tidak beranak dan tidak
diperanakkan.
Pengubahan konsep atau pengubahan pengertian tentang ALLAH dan
tentang ketidakpunyaan ALLAH akan anak itu, termuat di dalam Alqu'ran
surah ke 112 Al Ikhlas ayat 1 s/d 4 yang berbunyi sebagai berikut:
1 Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa
2 Allah tempat meminta
3 Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan
4 Dan tidak ada seorangpun setara dengan dia.
Sedang jin-jin juga ikut mengatakan:
Dan bahwasanya Maha Tinggi Tuhan kami, dia tidak beristri dan tidak beranak
(72 AL Jin 3)
Dan lebih lanjut, tentang anak-anak Allah ini Alqur'an menyebutkan demikian:
19 Apakah kamu perhatikan LATA dan UZZA?
20 Dan MANATA, ketiga yang lain?
21 Apakah bagi kamu anak laki-laki dan bagi-Nya anak perempuan?
22 Itu, kalau demikian adalah pembagian curang. (53 AN-NAJM 19-22)
Benda angkasa yang kedua yang telah dikagumi manusia lalu disembah ialah
BULAN, menjadi dewa BULAN dengan namanya ALLAH
Pada zaman Jahiliyah, bangsa Arab menyembah dewa MATAHARI dan dewa
BULAN, ajaran yang mereka terima dari bangsa Babil yang diam di daerah
Mesopotamia, disebelah utara tanah Arab. Dengan bukti-bukti penemuan
Arkeologi, di dalam inskripsi-inskripsi, ajaran itu datang dari Babil ke Selatan,
ke Arab bagian Utara dan memusat di kota Mekah.
Dewa BULAN mereka sebut ALLAH, sedang dewa MATAHARI mereka sebut
ALLATA. BULAN mengawini MATAHARI, ALLAH mengawini ALLATA dan
memperanakkan bintang-bintang, antara lain yang bernama ALUZZA dan
ALMANA, anak-anak perempuan ALLAH sedang ALHUBAL adalah menantu
ALLAH.
Patung ALHUBAL ini pernah ditemukan di dalam Ka'bah yang ada di kota
Mekah itu. Didalam dan di sekitar Ka'bah ini tadinya, sampai dengan tahun
610 Masehi masih terdapat 361 berhala, yang semuanya disembah oleh orang
Arab pra-Islam. Orang-orang Arab yang berangkakt berdagang ke pasar,
singgah dulu ke Ka'bah ini, berdoa minta diberi banyak rezeki.
Sudah sejak zaman Jahiliyah, zaman pra-Islam, orang-orang Arab telah
memuja-muka berhala-berhala di Ka'bah Baitullah itu dengan thawaf,
mengelilingi Ka'bah sambil bertepuk tangan dan telanjang bulat. (Catatan kaki
Hadits Shahih Bukhari 843). Maka ada yang mengatakan apa yang dilakukan
oleh umat Islam tiap tahun yaitu upacara Haji, tidak lain adalah pelestarian
upacara penyembahan berhala dari orang-orang Jahiliyah sebelum Islam.
Bedanya pada zaman Jahiliyah penyembahannya harus dengan telanjang bulat,
sedang pada zaman Islam harus berpakaian Ichrom, tetapi tidak boleh pakai
celana.
Ketika Muhammad datang dan membawakan ajaran baru, ajaran Tauhid,
bukan lagi menyembah banyak dewa, tetapi satu Tuhan, menghadapi
masyarakat Quraish yang sudah ribuan tahun menyembah banyak dewa itu,
yang salah satu dewa, dewa bulan disebut ALLAH dan yang mempunyai anak
perempuan ALUZZA dan ALMANA.
Ayah Muhammad sendiri bernama Abdullah yang berarti hamba ALLAH yaitu
ALLAH yang bukan diajarkan oleh Muhammad, tetapi ALLAHnya orang Arab
Jahiliyah suku Quraish penyembah berhala, penyembah banyak dewa atau
politheisme itu.
Kesimpulan dari semua itu ialah bahwa yang mereka sebut ALLAH sampai hari ini berasal dari ajaran orang Arab Jahiliyah, penyembah berhala, hanya saja
pengertiannya yang sudah diubah oleh Muhammad menjadi ALLAH yang Esa,
tidak beranak dan tidak diperanakkan. 
Tuhan mereka, Ilah mereka, bernama ALLAH.

KESAKSIAN HADITS
Orang akan melihat Tuhan seperti BULAN
- Kami bersama Nabi SAW: beliau menengok ke bulan yakni bulan empat
belas. Maka beliau berkata: "Sesungguhnya kamu semua akan melihat
Tuhanmu, sebagaimana kamu melihat bulan ini." (HSB 315)
-Orang banyak bertanya:
"Dapatkah kami melihat Tuhan kita nanti di hari kiamat?
Jawab Nabi:
"Masihkah kamu sangsi untuk dapat melihat bulan purnama pada empat belas
yang tidak berawan?"
Jawa mereka:
"Tidak Ya Rasulullah"
Sabda nabi SAW:
"Sesungguhnya kamu akan melihat ALLAH seperti itu!"
Pada hari Kiamat akan dikumpulkan seluruh manusia lalu Allah berfirman:
"Siapa yang menyembah sesuatu maka hendaklah mengikut sesembahannya
itu".
Diantara mereka itu ada yang mengikut MATAHARI, ada yang mengikut
BULAN, ada yang mengikut THAGHUL. Maka tinggalah umat Islam ini,
termasuk di dalamnya orang-orang munafik (HSB 441)
Harus shalat waktu ada gerhana
Karena itu kalau ada gerhana MATAHARI atau BULAN, diperintahkan shalat.
Shalat gerhana:
"Karena itu apabila kamu melihat gerhana, maka segeralah pergi shalat.
Shalatlah hingga ALLAH memberi cahaya terang kembali kepadamu" (HSB 856)
Nabi Muhammad sendiri juga melakukan shalat waktu melihat gerhana (HSB
855, 856, 857)


___________________________
 "Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran ini"

0 comments: