AL QURAN & FIRMAN MUHAMMAD
(Allah vs Muhammad)
Pada hakekatnya umat Islam mengakui secara lisan, tulisan, dan hati bahwa Allah telah menurunkan (Nazil) Al – Quran kepada Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril, dan tidak satupun yang berubah dan diubah, sesuai dan seturut dengan firman Allah dalam ayatnya;
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” ( QS 15:9)
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (Al Quran).
Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.
Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-Nya.” ( QS 18:27)
“Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku” (QS 6:19)
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur’an).”
(QS 18:1)
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS 53:4)
Bahkan kaum kafir Quraishpun telah curiga bahwa Quran adalah kebohongan yang dibuat2 oleh Muhammad, namun Muhammad meyakinkan pengikutnya bahwa Quran itu benar dari Allah.
“Dan orang-orang kafir berkata: “Al Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain”; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kelaliman dan dusta yang besar. (QS 25:4)”
Sosok Zayd bin Amr dan juga Waraqah, sepupu dari Khadijah, istri pertamanya.
Zayd bin Amr dan Waraqah adalah seorang monotheisme, dan ia ingin mengubah cara beragama orang2 Mekah yang polytheisme (percaya banyak Tuhan) menjadi sama dengan mereka (percaya satu Tuhan). Bahkan Waraqah menterjemahkan kitab2 kedalam bahasa Arab, agar lebih mudah dimengerti oleh orang2 Arab.
Quran mengatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang belum memiliki kitab suci, berbeda dengan bangsa Yahudi yang telah memiliki kitab suci (Taurat dan Injil),
‘Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga..’ (QS 2:78)
Oleh karenanya Muhammad mempelajari kitab2 Yahudi dan Injil Ibrani (Injil Matius) dengan Waraqah. Kitab ini adalah hasil terjemahan kedalam bahasa Arab oleh Waraqah, dimaksudkan agar orang Arab memiliki kitab sucinya sendiri;
‘Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).’ (QS 43:3)
Saat Muhammad tidak mengerti dan ragu tentang wahyu Allah yang akan ditulisnya, ia diperintahkan agar bertanya kepada Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani).
‘Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,.’ (QS 16:43)
Dan salah satunya yang membaca kitab yang datang sebelumnya adalah Al Qiss Waraqah.
‘Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.’ (QS 21:7)
Istilah ‘Quran’ secara linguistik berarti ‘kuliah’ atau ‘komentar’
Ekspresi ini adalah derivative substantive dari kata kerja Aramaic trilateral.
Huruf ketiganya adalah konsonan lemah: Qro, naqro, qiryono.
Ini bisa berarti kuliah (Qira’ah) atau pembacaan/pelafalan (tilawah) dari sebuah teks tertulis.
Kata ‘Quran’ digunakan 58 kali dengan kata pendahulu ‘al’ dan 12 kali tanpa kata pendahulu ‘al’. Juga, bahasa Arab menggunakan bentuk tidak definitif (indefinite form) untuk menunjukkan bahwa Quran, dalam bahasa arabnya, diungkapkan seperti yang ada dalam bahasa asalnya, seperti dalam pertanyaan retorik dibawah ini.
‘Apakah (Quran) dalam bahasa asing atau Arab?
Katakan: ini petunjuk dan obat bagi mereka yang percaya.’ (QS 41:44)
‘Kami menurunkannya kedalam bahasa Arab, sehingga kau dapat mengertinya.’ (QS 12:2)
Orang2 yang mengerti bahasa Arab mengerti detil terjemahan ini.
‘Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,’ (QS 41:3)
Quran ditulis dalam bahasa Arab sehingga Muhammad bisa membacanya tanpa tergantung orang lain. Quran ditulis dalam bahasa Arab agar sang rasul, Muhammad dapat mengumumkan wahyunya di Mekah dan tempat2 sekitarnya.Jika Arab menerima buku dalam bahasa asing, mereka tidak akan mengerti pesan2 yang terkandung didalamnya.
Mereka ingin terjemahan dalam bahasa mereka sendiri.
‘Dan jika Kami jadikan Al Qur’an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”.’ (QS 41:44)
Di lain pihak, kalau orang asing menerimanya dalam bahasa Arab, mereka tidak dapat mempercayainya.
‘Dan kalau Al Qur’an itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab,lalu ia membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya..’ (QS 26:198-199)
‘Elaborasi / Penjelasan’ (Mufassal) memiliki 2 arti dalam Quran:
1) mufassal memberi kesan Arabisasi (Muarrab), terjemahan dari bahasa lain ke bahasa Arab, sehingga pendengar dan pembaca bisa mengerti isinya dan berlaku sesuai dengan prinsip2nya.
Muhammad setuju dengan orang2 Mekah untuk memiliki buku dalam bahasa Arab.
‘Kalau kami mengirimkan Quran dalam bahasa selain Arab, mereka akan mengatakan: mengapa ayat2nya dijelaskan secara mendetil (fusilat)’? (QS 41:44)
Disetujui pula bahwa buku asing yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab itu dilakukan oleh pakar bijak (khabir hakim) yang pandai menerjemahkan ayat2 dari buku asing kedalam bahasa Arab yang jelas.
‘Sebuah buku yang ayat2nya dijelaskan guna menciptakan sebuah Quran dalam bahasa Arab bagi orang2 untuk dimengerti.’(QS 41:3)
2) istilah ‘mufassal’ juga berarti ; secara mendetil atau di-elaborasi. Ini merupakan kunci akan pengaturan bab dan ayat buku tersebut serta terjemahan kitab2 suci sebelumnya, sesuai dengan fakta, keadaan dan peristiwa.
Ini dilakukan agar pendengar mudah mengerti dan mempelajari Qur’an.
‘Kami menjelaskan secara detil ayat bagi orang yang mengerti.’ (QS 7:32, 9:11). ‘Ia yang mengirim buku ini kepadamu menjelaskan secara mendetil.’ (QS 6:114)
Lihat juga: QS 7:52, 6:126, 17:12.
Ayat2 ini menunjukkan bahwa Quran (Komentar) dalam bahasa Arab ini ‘membuang’ (tassarafa) kata2 dan teks Ibrani aslinya guna memberikan kata2 dan teks Arab yang mudah dimengerti.
Lihat: QS 17:41, 17:89, 20:113,
Quran mengekspansi, meng-elaborasi dan menjelaskan secara detil ajaran dari kitab asing dengan mengingat situasi Arabia pada permulaan abad ke 7.
‘Lihatlah bagaimana kami menjelaskan tanda2 dalam berbagai lambang.’ (QS 6:46)
Ini menyatakan sebagai otentik (saddaqa) eksistensi sebuah buku asli.
Walaupun transmisi dari kitab lain menjadi Quran membawa modifikasi, pesan utama dan inti ajarannya tetap mengacu pada ajaran dalam kitab aslinya.
Muhammad sering menjelaskan otentisitas apa yang telah ditransmisi dari ‘buku yang ada dalam tangannya.’ Ia menegaskan bahwa Quran sebenarnya hanyalah otentifikasi (tassadiq) Kitab Ibrani. (QS 3:3)
Lihat ayat2:
‘Buku ini menegaskan kitab2 sebelumnya kedalam bahasa Arab.’(QS 46:12)
‘Ini sebuah buku yang kami turunkan, membawa rahmat dan menegaskan wahyu yang datang sebelumnya.’ (QS 6:92) Lihat juga QS 2:191, 35:31.
‘Ini bukan cerita yang diciptakan, tetapi penegasan atas Kitab2 yang diwahyukan sebelumnya.’ (QS 12:111)
Ya, Quran hanyalah transformasi dan modifikasi dari kitab2 yang telah ada sebelumnya, khususnya kitab Ibrani yang menjadi Injil bagi masyarakat Nasrani.
Setelah kita melihat untuk apa Quran itu ditulis, marilah kini kita mencermati siapakah yang berkata2 dalam Quran. Menurut Islam, Quran mengandung kata2 dari Tuhan.
Quran haruslah dibaca seakan2 Tuhan mengucapkan sendiri kata2 di dalamnya.
Point ini sangat penting, karena JIKA QURAN ADALAH PERKATAAN TUHAN, MAKA QURAN HARUSLAH SEMPURNA, TIDAK BOLEH ADA KESALAHAN SEDIKITPUN DIDALAMNYA.
MAKA SERIBU KEBENARAN DALAM QURAN AKAN HANGUS DENGAN HANYA SATU KESALAHAN SAJA.
Mari kita perhatikan beberapa ayat Quran yang jelas-jelas merupakan kata-kata ucapan Muhammad, bukan Allah.
Kata “QUL (katakanlah)” ditemukan paling tidak 350 kali dalam Quran yang menunjukkan bahwa itu adalah perkataan allah dalam kata ganti muhammad berkata...
Ambil contoh ayat yang disertai dengan QUL :
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(Az Zumar 11)
Dengan kata QUL menjadikan ayat tersebut berasal dari allah,bukan ucapan muhammad sendiri.
Masakan mereka adalah hambanya muhammad??
-Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu). (QS 6:104)
Dalam ayat ini, jelas sekali yang mengatakan “..aku sekali-kali bukanlah pemelihara..” adalah Muhammad.tanpa ada awalan QUL sebagai kata ganti...
-Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (QS 27:91)
Sebagian penerjemah menghalalkan modus penipuan seperti,
Dawood dan Pickthall mereka berdua menambahkan kata “say” dalam terjemahan mereka, yang tidak ada dalam versi bahasa Arabnya.
-Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, (QS 81:15)
Lagi-lagi di sini kebiasaan orang arab yang memang suka bersumpah, termasuk muhammad.
-Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya, dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). (QS 84:16-19)
Sekali lagi, itu Muhammad yang bersumpah dan bukan Tuhan. Dia bersumpah dalam nama Matahari dan Bulan, kedua-duanya dewa suci bangsa Arab sebelum Islam.
-Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. (QS 6:114)
Setiap orang waras bisa melihat bahwa itu bukan kata-kata Tuhan, tetapi kata-kata ucapan Muhammad sendiri. dengan tanpa adanya kata QUL yg memang tidak tercantum.
-Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali. (QS 42:10)
Sudah sangat jelas bahwa ayat ini cuma perkataan seorang muhammad. sekali lagi tidak ada kata QUL (katakanlah) ,
-Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS 16:63)
Ini lagi bersumpah demi allah,allah yang mana lagi?
Ayat2 diatas menunjukkan bahwa Quran bukanlah perkataan Allah, tapi perkataan Muhammad yang diserupakan sebagai perkataan Allah.
Ada beberapa kisah yang menceritakan bagaimana Quran dituliskan;
Abdullah Ibn Sa’d Abi Sarh, adalah seorang mualaf yang menjadi pencatat Quran, namun kembali murtad dan meninggalkan Islam setelah mengetahui kebohongan Muhammad. Abi Sarh mengatakan, “Saya biasanya mengarahkan Rasulullah kemanapun saya mau”. Rasulullah mendiktekan kepada saya “Yang Maha Tinggi, Maha Bijaksana”, dan saya hanya menuliskan “Maha Bijaksana” saja. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Ya, itu semua sama saja”. Dalam suatu keadaan tertentu, dia mengatakan, “Tuliskan begini dan begitu”, tetapi saya hanya mencatatkan “Menulis” saja, dan Rasulullah berkata, “Tulis apapun yang kamu sukai.”
Ketika Abi Sarh menulis perkataan Muhammad, “Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: ‘Telah diwahyukan kepada saya’, Ia tersadar bahwa itu hanya kebohongan belaka, tidak ada wahyu Allah kepada Muhammad, yang ada adalah perkataan Muhammad sendiri. Dan ia semakin yakin karena iapun dapat mengedit Quran sesuai keinginannya. Karena hal tersebut, ia murtad dan meninggalkan Islam.
Pada hari Muhammad menaklukkan Mekah, dia memerintahkan Abi Sarh untuk di bunuh, karena orang ini adalah salah satu yang mengetahui rahasia kebohongannya. Namun Abi Sarh bersembunyi dan meminta perlindungan Utsman. Dengan terpaksa Abi Sarh kemudian masuk Islam lagi demi keselamatan nyawanya. [Tabari, vol. viii, p.179]
Ayat2 yang ditulis Abi Sarh tersebut kini menjadi ayat 6:93;
Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”,… (QS 6:93)
Muhammad juga menantang para pembacanya untuk membuat sura yang serupa dengan Quran, jika mereka tidak percaya bahwa Quran ini adalah benar2 dari Tuhan;
Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu”, Katakanlah: “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (QS 11:13)
Membuat kitab seperti Quran amatlah mudah, yang menjadi masalah adalah tidak ada kreteria yang jelas yang ditetapkan oleh Muhammad. Ingin bukti?
Ada seseorang bernama “Mirza Ghulam Ahmad Qadiani“ yang mampu membuat kitab yang sama dengan Quran dan bahkan karena kesamaannya kitab tersebut dijadikan pedoman hidup bagi pengikut-pengikutnya.
Kitab yang dimaksud adalah kumpulan dari serpihan kitab2 yang dijadikan satu kitab utama yang bernama ROOHAINI KHAZAIN
dan dipakai sebagai pedoman dan landasan keimanan pengikut Ahmadiah.
Roohaini Khazain saja sudah membuktikan bahwa membuat Quran adalah perkara yang gampang. Banyak orang yang tak mau meladeni tantangan Muhammad itu, karena hadiahnya sangatlah tidak menarik. Yaitu hukuman mati. Hal yang juga diikuti antek2 Muhammad dimasa kini, yang mengatakan
AHMADIAH TUBUHNYA HALAL UNTUK DIBUNUH.
(Allah vs Muhammad)
Pada hakekatnya umat Islam mengakui secara lisan, tulisan, dan hati bahwa Allah telah menurunkan (Nazil) Al – Quran kepada Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril, dan tidak satupun yang berubah dan diubah, sesuai dan seturut dengan firman Allah dalam ayatnya;
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” ( QS 15:9)
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (Al Quran).
Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.
Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-Nya.” ( QS 18:27)
“Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku” (QS 6:19)
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur’an).”
(QS 18:1)
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS 53:4)
Bahkan kaum kafir Quraishpun telah curiga bahwa Quran adalah kebohongan yang dibuat2 oleh Muhammad, namun Muhammad meyakinkan pengikutnya bahwa Quran itu benar dari Allah.
“Dan orang-orang kafir berkata: “Al Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain”; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kelaliman dan dusta yang besar. (QS 25:4)”
Sosok Zayd bin Amr dan juga Waraqah, sepupu dari Khadijah, istri pertamanya.
Zayd bin Amr dan Waraqah adalah seorang monotheisme, dan ia ingin mengubah cara beragama orang2 Mekah yang polytheisme (percaya banyak Tuhan) menjadi sama dengan mereka (percaya satu Tuhan). Bahkan Waraqah menterjemahkan kitab2 kedalam bahasa Arab, agar lebih mudah dimengerti oleh orang2 Arab.
Quran mengatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang belum memiliki kitab suci, berbeda dengan bangsa Yahudi yang telah memiliki kitab suci (Taurat dan Injil),
‘Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga..’ (QS 2:78)
Oleh karenanya Muhammad mempelajari kitab2 Yahudi dan Injil Ibrani (Injil Matius) dengan Waraqah. Kitab ini adalah hasil terjemahan kedalam bahasa Arab oleh Waraqah, dimaksudkan agar orang Arab memiliki kitab sucinya sendiri;
‘Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).’ (QS 43:3)
Saat Muhammad tidak mengerti dan ragu tentang wahyu Allah yang akan ditulisnya, ia diperintahkan agar bertanya kepada Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani).
‘Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,.’ (QS 16:43)
Dan salah satunya yang membaca kitab yang datang sebelumnya adalah Al Qiss Waraqah.
‘Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.’ (QS 21:7)
Istilah ‘Quran’ secara linguistik berarti ‘kuliah’ atau ‘komentar’
Ekspresi ini adalah derivative substantive dari kata kerja Aramaic trilateral.
Huruf ketiganya adalah konsonan lemah: Qro, naqro, qiryono.
Ini bisa berarti kuliah (Qira’ah) atau pembacaan/pelafalan (tilawah) dari sebuah teks tertulis.
Kata ‘Quran’ digunakan 58 kali dengan kata pendahulu ‘al’ dan 12 kali tanpa kata pendahulu ‘al’. Juga, bahasa Arab menggunakan bentuk tidak definitif (indefinite form) untuk menunjukkan bahwa Quran, dalam bahasa arabnya, diungkapkan seperti yang ada dalam bahasa asalnya, seperti dalam pertanyaan retorik dibawah ini.
‘Apakah (Quran) dalam bahasa asing atau Arab?
Katakan: ini petunjuk dan obat bagi mereka yang percaya.’ (QS 41:44)
‘Kami menurunkannya kedalam bahasa Arab, sehingga kau dapat mengertinya.’ (QS 12:2)
Orang2 yang mengerti bahasa Arab mengerti detil terjemahan ini.
‘Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,’ (QS 41:3)
Quran ditulis dalam bahasa Arab sehingga Muhammad bisa membacanya tanpa tergantung orang lain. Quran ditulis dalam bahasa Arab agar sang rasul, Muhammad dapat mengumumkan wahyunya di Mekah dan tempat2 sekitarnya.Jika Arab menerima buku dalam bahasa asing, mereka tidak akan mengerti pesan2 yang terkandung didalamnya.
Mereka ingin terjemahan dalam bahasa mereka sendiri.
‘Dan jika Kami jadikan Al Qur’an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”.’ (QS 41:44)
Di lain pihak, kalau orang asing menerimanya dalam bahasa Arab, mereka tidak dapat mempercayainya.
‘Dan kalau Al Qur’an itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab,lalu ia membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya..’ (QS 26:198-199)
‘Elaborasi / Penjelasan’ (Mufassal) memiliki 2 arti dalam Quran:
1) mufassal memberi kesan Arabisasi (Muarrab), terjemahan dari bahasa lain ke bahasa Arab, sehingga pendengar dan pembaca bisa mengerti isinya dan berlaku sesuai dengan prinsip2nya.
Muhammad setuju dengan orang2 Mekah untuk memiliki buku dalam bahasa Arab.
‘Kalau kami mengirimkan Quran dalam bahasa selain Arab, mereka akan mengatakan: mengapa ayat2nya dijelaskan secara mendetil (fusilat)’? (QS 41:44)
Disetujui pula bahwa buku asing yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab itu dilakukan oleh pakar bijak (khabir hakim) yang pandai menerjemahkan ayat2 dari buku asing kedalam bahasa Arab yang jelas.
‘Sebuah buku yang ayat2nya dijelaskan guna menciptakan sebuah Quran dalam bahasa Arab bagi orang2 untuk dimengerti.’(QS 41:3)
2) istilah ‘mufassal’ juga berarti ; secara mendetil atau di-elaborasi. Ini merupakan kunci akan pengaturan bab dan ayat buku tersebut serta terjemahan kitab2 suci sebelumnya, sesuai dengan fakta, keadaan dan peristiwa.
Ini dilakukan agar pendengar mudah mengerti dan mempelajari Qur’an.
‘Kami menjelaskan secara detil ayat bagi orang yang mengerti.’ (QS 7:32, 9:11). ‘Ia yang mengirim buku ini kepadamu menjelaskan secara mendetil.’ (QS 6:114)
Lihat juga: QS 7:52, 6:126, 17:12.
Ayat2 ini menunjukkan bahwa Quran (Komentar) dalam bahasa Arab ini ‘membuang’ (tassarafa) kata2 dan teks Ibrani aslinya guna memberikan kata2 dan teks Arab yang mudah dimengerti.
Lihat: QS 17:41, 17:89, 20:113,
Quran mengekspansi, meng-elaborasi dan menjelaskan secara detil ajaran dari kitab asing dengan mengingat situasi Arabia pada permulaan abad ke 7.
‘Lihatlah bagaimana kami menjelaskan tanda2 dalam berbagai lambang.’ (QS 6:46)
Ini menyatakan sebagai otentik (saddaqa) eksistensi sebuah buku asli.
Walaupun transmisi dari kitab lain menjadi Quran membawa modifikasi, pesan utama dan inti ajarannya tetap mengacu pada ajaran dalam kitab aslinya.
Muhammad sering menjelaskan otentisitas apa yang telah ditransmisi dari ‘buku yang ada dalam tangannya.’ Ia menegaskan bahwa Quran sebenarnya hanyalah otentifikasi (tassadiq) Kitab Ibrani. (QS 3:3)
Lihat ayat2:
‘Buku ini menegaskan kitab2 sebelumnya kedalam bahasa Arab.’(QS 46:12)
‘Ini sebuah buku yang kami turunkan, membawa rahmat dan menegaskan wahyu yang datang sebelumnya.’ (QS 6:92) Lihat juga QS 2:191, 35:31.
‘Ini bukan cerita yang diciptakan, tetapi penegasan atas Kitab2 yang diwahyukan sebelumnya.’ (QS 12:111)
Ya, Quran hanyalah transformasi dan modifikasi dari kitab2 yang telah ada sebelumnya, khususnya kitab Ibrani yang menjadi Injil bagi masyarakat Nasrani.
Setelah kita melihat untuk apa Quran itu ditulis, marilah kini kita mencermati siapakah yang berkata2 dalam Quran. Menurut Islam, Quran mengandung kata2 dari Tuhan.
Quran haruslah dibaca seakan2 Tuhan mengucapkan sendiri kata2 di dalamnya.
Point ini sangat penting, karena JIKA QURAN ADALAH PERKATAAN TUHAN, MAKA QURAN HARUSLAH SEMPURNA, TIDAK BOLEH ADA KESALAHAN SEDIKITPUN DIDALAMNYA.
MAKA SERIBU KEBENARAN DALAM QURAN AKAN HANGUS DENGAN HANYA SATU KESALAHAN SAJA.
Mari kita perhatikan beberapa ayat Quran yang jelas-jelas merupakan kata-kata ucapan Muhammad, bukan Allah.
Kata “QUL (katakanlah)” ditemukan paling tidak 350 kali dalam Quran yang menunjukkan bahwa itu adalah perkataan allah dalam kata ganti muhammad berkata...
Ambil contoh ayat yang disertai dengan QUL :
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(Az Zumar 11)
Dengan kata QUL menjadikan ayat tersebut berasal dari allah,bukan ucapan muhammad sendiri.
Masakan mereka adalah hambanya muhammad??
-Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu). (QS 6:104)
Dalam ayat ini, jelas sekali yang mengatakan “..aku sekali-kali bukanlah pemelihara..” adalah Muhammad.tanpa ada awalan QUL sebagai kata ganti...
-Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (QS 27:91)
Sebagian penerjemah menghalalkan modus penipuan seperti,
Dawood dan Pickthall mereka berdua menambahkan kata “say” dalam terjemahan mereka, yang tidak ada dalam versi bahasa Arabnya.
-Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, (QS 81:15)
Lagi-lagi di sini kebiasaan orang arab yang memang suka bersumpah, termasuk muhammad.
-Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya, dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). (QS 84:16-19)
Sekali lagi, itu Muhammad yang bersumpah dan bukan Tuhan. Dia bersumpah dalam nama Matahari dan Bulan, kedua-duanya dewa suci bangsa Arab sebelum Islam.
-Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. (QS 6:114)
Setiap orang waras bisa melihat bahwa itu bukan kata-kata Tuhan, tetapi kata-kata ucapan Muhammad sendiri. dengan tanpa adanya kata QUL yg memang tidak tercantum.
-Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali. (QS 42:10)
Sudah sangat jelas bahwa ayat ini cuma perkataan seorang muhammad. sekali lagi tidak ada kata QUL (katakanlah) ,
-Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS 16:63)
Ini lagi bersumpah demi allah,allah yang mana lagi?
Ayat2 diatas menunjukkan bahwa Quran bukanlah perkataan Allah, tapi perkataan Muhammad yang diserupakan sebagai perkataan Allah.
Ada beberapa kisah yang menceritakan bagaimana Quran dituliskan;
Abdullah Ibn Sa’d Abi Sarh, adalah seorang mualaf yang menjadi pencatat Quran, namun kembali murtad dan meninggalkan Islam setelah mengetahui kebohongan Muhammad. Abi Sarh mengatakan, “Saya biasanya mengarahkan Rasulullah kemanapun saya mau”. Rasulullah mendiktekan kepada saya “Yang Maha Tinggi, Maha Bijaksana”, dan saya hanya menuliskan “Maha Bijaksana” saja. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Ya, itu semua sama saja”. Dalam suatu keadaan tertentu, dia mengatakan, “Tuliskan begini dan begitu”, tetapi saya hanya mencatatkan “Menulis” saja, dan Rasulullah berkata, “Tulis apapun yang kamu sukai.”
Ketika Abi Sarh menulis perkataan Muhammad, “Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: ‘Telah diwahyukan kepada saya’, Ia tersadar bahwa itu hanya kebohongan belaka, tidak ada wahyu Allah kepada Muhammad, yang ada adalah perkataan Muhammad sendiri. Dan ia semakin yakin karena iapun dapat mengedit Quran sesuai keinginannya. Karena hal tersebut, ia murtad dan meninggalkan Islam.
Pada hari Muhammad menaklukkan Mekah, dia memerintahkan Abi Sarh untuk di bunuh, karena orang ini adalah salah satu yang mengetahui rahasia kebohongannya. Namun Abi Sarh bersembunyi dan meminta perlindungan Utsman. Dengan terpaksa Abi Sarh kemudian masuk Islam lagi demi keselamatan nyawanya. [Tabari, vol. viii, p.179]
Ayat2 yang ditulis Abi Sarh tersebut kini menjadi ayat 6:93;
Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”,… (QS 6:93)
Muhammad juga menantang para pembacanya untuk membuat sura yang serupa dengan Quran, jika mereka tidak percaya bahwa Quran ini adalah benar2 dari Tuhan;
Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu”, Katakanlah: “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (QS 11:13)
Membuat kitab seperti Quran amatlah mudah, yang menjadi masalah adalah tidak ada kreteria yang jelas yang ditetapkan oleh Muhammad. Ingin bukti?
Ada seseorang bernama “Mirza Ghulam Ahmad Qadiani“ yang mampu membuat kitab yang sama dengan Quran dan bahkan karena kesamaannya kitab tersebut dijadikan pedoman hidup bagi pengikut-pengikutnya.
Kitab yang dimaksud adalah kumpulan dari serpihan kitab2 yang dijadikan satu kitab utama yang bernama ROOHAINI KHAZAIN
dan dipakai sebagai pedoman dan landasan keimanan pengikut Ahmadiah.
Roohaini Khazain saja sudah membuktikan bahwa membuat Quran adalah perkara yang gampang. Banyak orang yang tak mau meladeni tantangan Muhammad itu, karena hadiahnya sangatlah tidak menarik. Yaitu hukuman mati. Hal yang juga diikuti antek2 Muhammad dimasa kini, yang mengatakan
AHMADIAH TUBUHNYA HALAL UNTUK DIBUNUH.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
___________________________
________ ________
________ ________
"Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran Ini"
Support By :
0 comments:
Post a Comment