Apakah enam asumsi-nyeleweng ini ada dalam benak anda selama ini?
Mari kita simak dengan jernih dan seksama!
1. Islam dan Syariah bukan sekedar mengatur orang Muslim,
tetapi juga merambah
mengatur kaum Non-Muslim.
Sering dikatakan bahwa Islam dan Syariah
Islam hanya berlaku untuk Muslim dan tak ada urusan
dengan Non- Muslim. Namun Islam mempunyai aturan-aturan
untuk segala sesuatu, dan itu juga
mencakup orang-orang non Muslim. (
lihat:61% of the Koran is about non-Muslims).
Islam mempunyai aturan-aturan untuk orang Muslim
mengenai boleh atau tidak bersahabat dengan non
Muslim; mengenai bagaimana memperlakukan
orang-orang non Muslim yang ditawan dalam
perang; mengenai apakah para wanita non Muslim boleh diperkosa;
sikap terhadap harta milik orang non Muslim.
Menempatkan non-Muslim tidak sebagai atasan Muslim, bahkan dianggap
kafir yang harus dimusuhi.
Kebanyakan dari aturan-aturan ini keras atau kejam terhadap non Muslim.
2. Ada banyak pemikiran yang ceroboh mengenai apakah Islam itu sistem ras atau
sistem keyakinan.
Jika kita memikirkannya secara jernih,
sudah jelas Islam adalah sebuah sistem keyakinan, dan
bukan sistem ras.
Tetapi ketika orang mengkritik Islam, mereka sering dituduh bersikap rasis
(lihat: racism ), dan tidak melihat bahwa Islam adalah sebuah ajaran dan keyakinan.
Para pembela Islam senang mengeksploitasi kecenderungan ini
karena tuduhan bersikap rasis membawa
dampak yang paling kuat terhadap masyarakat yang peka akan hal itu.
Tetapi Islam adalah dan
selalu akan menjadi sebuah sistem keyakinan, bukan sebuah kumpulan gen yang sama.
3. Islam dikategorikan sebagai sebuah agama.
Di dalam Islam memang ada tema-tema surga dan neraka
serta keselamatan pribadi yang
membuat Islam mempunyai beberapa kesamaan dengan agama-agama lain.
Namun demikian, ini
bukanlah pokok yang paling utama diperjuangkan dalam Islam.
Islam terutama adalah sebuah
sistem politik dan legal dengan aturan-aturan mengenai sikap terhadap
segala hal yang dapat terlintas di pikiran kita,
mulai dari masalah kesejahteraan sampai haram-halal hingga cara
membersihkan bokong (cebok).
Islam sangat politis dan sekaligus sangat personal. Hal ini dapat
membantu menjelaskan tentang sensitivitasnya
yang terlalu besar untuk mudah tersinggung
karena merasa kurang dihormati, dilecehkan atau dinodai.
Dalam sebuah masyarakat beradab
yang tanggap terhadap bentuk-bentuk diskriminasi berdasarkan agama,
dimensi religius Islamik
ini dapat dieksplotasi untuk kepentingan politik
(gampang mengatas-namakan “agama-Islam”
untuk tujuan politik yang tidak luhur).
Islam mengajarkan bahwa mencapai keselamatan pribadi
dapat dilakukan dengan menaati semua
aturan dan melebarkan kontrol Islam di dunia.
Tetapi cara yang paling pasti untuk mendapatkan
keselamatan pribadi adalah dengan membunuh atau
terbunuh dalam peperangan demi Islam.
Jadi, apakah Islam sesungguhnya?
4. Kata “Islam” berarti “damai” juga selamat
Itu hanyalah pembajakan kata, maklum Islam bisa berpolitik.
Sebenarnya, “Islam” berarti “tunduk”, submit!!!
Dasar pemikiran ini adalah bahwa ketertundukan
yang sempurna kepada kehendak Allah pasti
mendatangkan damai.
Itu sebabnya muncul istilah “rahmatan lil alamin” yang diimani tetapi
tidak tampak terbukti sejak 1400 tahun ini.
Bagaimana orang Muslim dapat mengetahui kehendak Allah?
Dengan mempelajari apa yang dikatakan dan dilakukan Muhammad.
Lalu apa yang dikatakan dan dilakukan Muhammad?
Ia membagi dunia dalam dua wilayah:Dar al Harb
(Rumah Damai) dan Dar al Salam (Rumah Perang),
lalu menaklukkan wilayah-wilayah baru ke
bawah kontrol Islam dan mengatakan kepada
para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama.
Ketika seluruh dunia tunduk kepada kehendak Allah,
maka akan ada “damai”, dan rahmat di
segenap alam, demikianlah Islam mendefinisikannya.
Di masa lalu, Islam menaklukkan daerah-daerah baru
dengan mengikuti teladan Muhammad
yang melakukan penaklukan militer.
Pada masa kini, hal itu tidak terlalu mudah dilakukan
sehingga Islam mengikuti teladan Muhammad dengan bermigrasi (hijrah).
Prosesnya mencakup
tiga langkah: (a) migrasi (b) multiplikasi (c) dominasi.
Multiplikasi dicapai melalui pendatang-pendatang baru, mempunyai keluarga besar,
dan menjadikan populasi lokal memeluk Islam.
Dominasi dicapai dengan subversi, meningkatkan intimidasi, kemudian revolusi.
Migrasi,multiplikasi dan dominasi sama-sama mempunyai unsur
saling menopang dalam pendesakan
(pemaksaan). Dar al Harb dan pemaksaan – dan bukan KASIH,
maka manakah rahmatan lil alamin sejati yang akan tercapai?
5. Banyak orang Muslim itu baik-baik, maka itu harus
diartikan bahwa Islam pun baik dan tidak kejam.
Persepsi bahwa kebanyakan orang Muslim
tidak kejam bergantung di negara atau daerah mana
anda tinggal. Di negara-negara dimana orang Muslim lebih dominan,
mereka cenderung bersikap
lebih agresif (lihat: tend to be more aggressive ).
Di negara-negara dimana orang Muslim adalah
kelompok minoritas, mereka tidak terlalu keras.
Dasarnya sudah ada sejak kelahiran Islam:
Ketika Muhammad mempunyai sekelompok kecil pengikut di Mekah,
pesan yang diberikannya
pada mereka bernada damai dan toleran
(“Tidak ada paksaan dalam agama” adalah semboyan
yang sangat favorit pada masa itu);
ketika ia pindah ke Medina dan menegakkan dominasi, ia dan
para pengikutnya menjadi lebih kejam (“Bunuhlah orang-orang kafir dimanapun kamu
menjumpai mereka” adalah kalimat yang menjadi sangat favorit pada masa ini).
Pesan yang diajarkannya setelah pindah ke Medina diwarnai dengan kekerasan.
Prinsip yang berlaku disini
adalah, ketika orang Muslim berada pada posisi yang lemah,
pesan Mekah diberlakukan; ketika
merekalah yang dominan, maka pesan Medina mulai diberlakukan.
Akibatnya, Islam itu kejam dan sekaligus toleran:
ketika keadaan tidak menguntungkan mereka,
orang Muslim bersikap sesuai pesan Muhammad diMekah;
tetapi ketika keadaan menguntungkan mereka,
maka mereka bersikap sesuai pesan Muhammad di Medina. Menjadi
seorang Muslim yang “baik” dan
melakukan apa yang benar untuk Islam akan berubah sesuai
keadaan. Namun keadaan baik-baiknya Muslim
juga ditentukan seberapa taatnya mereka akan
ajaran Islam. Tatkala ia kurang taat, atau kurang “paham Islam”,
maka mereka biasanya akan
lebih toleran terhadap sesama non-Muslim atau peradaban non-Islamik.
Sebaliknya bila mereka
makin taat dan fanatik terhadap Islam,
maka makin radikal-lah ia menghadapi dunia luar, dengan
akibat yang sama seperti ketika ia berada dalam suasana “Medina”
6. Anggapan bahwa orang yang paling tepat untuk berbicara mengenai Islam
adalah seorang Muslim.
Sekitar 90% orang Muslim hanya mempunyai sedikit pengetahuan tentang Islam. (Menurut Mosab Hassan Yousef, anak Ketua Hamas, angka buta Islam ini sedikitnya 95%). Kebanyakan orang Muslim tidak mempelajari Islam secara pribadi;
mereka hanya menerima opini siap saji
dari para pemimpin mereka. Mereka tidak mempunyai pengetahuan yang mendalam dan
kemungkinan besar tidak menginginkannya
karena konsekuensi-konsekuensi dari membentuk
sudut pandang yang berbeda sangatlah fatal.
Banyak orang Muslim juga berada dalam
penyangkalan akan natur Islam yang sebenarnya (tidak taat-Islam).
Setelah memperhatikan apa yang dikatakan mengenai pesan-pesan Muhammad di Mekah dan Medina,
bagaimanakah anda dapat mengetahui pesan
Muslim mana yang tidak asing dengan anda?
Dan jika teman Muslim anda mengetahui pesan Medina,
apakah ia akan mengatakannya pada anda?
Ada prinsip yang sudah berlaku sejak lama yaitu prinsip menggunakan penipuan
(lihat: principle of using deception)
untuk melindungi iman dan orang-orang beriman dalam Islam
dan segala sesuatu yang islami (penipuan suci “taqiyya”),
yang berdasarkan teladan Muhammad sendiri.
Konklusi yang kita dapatkan merefleksikan asumsi yang kita buat.
Dimulai dengan asumsi yang
keliru, anda akan mendapatkan konklusi yang keliru pula.
Mulailah dengan asumsi-asumsi bunuh
diri dan anda akan tiba pada konklusi-konklusi bunuh diri.
Kita prihatin atas asumsi dan retorika yang keliru.
Kita tidak perlu melakukan kesalahan-kesalahan ini;
para pemimpin kita telah melakukannya untuk kita. Kita dan anak-anak kita akan
menderita konsekuensi-konsekuensinya.
Mari kita simak dengan jernih dan seksama!
1. Islam dan Syariah bukan sekedar mengatur orang Muslim,
tetapi juga merambah
mengatur kaum Non-Muslim.
Sering dikatakan bahwa Islam dan Syariah
Islam hanya berlaku untuk Muslim dan tak ada urusan
dengan Non- Muslim. Namun Islam mempunyai aturan-aturan
untuk segala sesuatu, dan itu juga
mencakup orang-orang non Muslim. (
lihat:61% of the Koran is about non-Muslims).
Islam mempunyai aturan-aturan untuk orang Muslim
mengenai boleh atau tidak bersahabat dengan non
Muslim; mengenai bagaimana memperlakukan
orang-orang non Muslim yang ditawan dalam
perang; mengenai apakah para wanita non Muslim boleh diperkosa;
sikap terhadap harta milik orang non Muslim.
Menempatkan non-Muslim tidak sebagai atasan Muslim, bahkan dianggap
kafir yang harus dimusuhi.
Kebanyakan dari aturan-aturan ini keras atau kejam terhadap non Muslim.
2. Ada banyak pemikiran yang ceroboh mengenai apakah Islam itu sistem ras atau
sistem keyakinan.
Jika kita memikirkannya secara jernih,
sudah jelas Islam adalah sebuah sistem keyakinan, dan
bukan sistem ras.
Tetapi ketika orang mengkritik Islam, mereka sering dituduh bersikap rasis
(lihat: racism ), dan tidak melihat bahwa Islam adalah sebuah ajaran dan keyakinan.
Para pembela Islam senang mengeksploitasi kecenderungan ini
karena tuduhan bersikap rasis membawa
dampak yang paling kuat terhadap masyarakat yang peka akan hal itu.
Tetapi Islam adalah dan
selalu akan menjadi sebuah sistem keyakinan, bukan sebuah kumpulan gen yang sama.
3. Islam dikategorikan sebagai sebuah agama.
Di dalam Islam memang ada tema-tema surga dan neraka
serta keselamatan pribadi yang
membuat Islam mempunyai beberapa kesamaan dengan agama-agama lain.
Namun demikian, ini
bukanlah pokok yang paling utama diperjuangkan dalam Islam.
Islam terutama adalah sebuah
sistem politik dan legal dengan aturan-aturan mengenai sikap terhadap
segala hal yang dapat terlintas di pikiran kita,
mulai dari masalah kesejahteraan sampai haram-halal hingga cara
membersihkan bokong (cebok).
Islam sangat politis dan sekaligus sangat personal. Hal ini dapat
membantu menjelaskan tentang sensitivitasnya
yang terlalu besar untuk mudah tersinggung
karena merasa kurang dihormati, dilecehkan atau dinodai.
Dalam sebuah masyarakat beradab
yang tanggap terhadap bentuk-bentuk diskriminasi berdasarkan agama,
dimensi religius Islamik
ini dapat dieksplotasi untuk kepentingan politik
(gampang mengatas-namakan “agama-Islam”
untuk tujuan politik yang tidak luhur).
Islam mengajarkan bahwa mencapai keselamatan pribadi
dapat dilakukan dengan menaati semua
aturan dan melebarkan kontrol Islam di dunia.
Tetapi cara yang paling pasti untuk mendapatkan
keselamatan pribadi adalah dengan membunuh atau
terbunuh dalam peperangan demi Islam.
Jadi, apakah Islam sesungguhnya?
4. Kata “Islam” berarti “damai” juga selamat
Itu hanyalah pembajakan kata, maklum Islam bisa berpolitik.
Sebenarnya, “Islam” berarti “tunduk”, submit!!!
Dasar pemikiran ini adalah bahwa ketertundukan
yang sempurna kepada kehendak Allah pasti
mendatangkan damai.
Itu sebabnya muncul istilah “rahmatan lil alamin” yang diimani tetapi
tidak tampak terbukti sejak 1400 tahun ini.
Bagaimana orang Muslim dapat mengetahui kehendak Allah?
Dengan mempelajari apa yang dikatakan dan dilakukan Muhammad.
Lalu apa yang dikatakan dan dilakukan Muhammad?
Ia membagi dunia dalam dua wilayah:Dar al Harb
(Rumah Damai) dan Dar al Salam (Rumah Perang),
lalu menaklukkan wilayah-wilayah baru ke
bawah kontrol Islam dan mengatakan kepada
para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama.
Ketika seluruh dunia tunduk kepada kehendak Allah,
maka akan ada “damai”, dan rahmat di
segenap alam, demikianlah Islam mendefinisikannya.
Di masa lalu, Islam menaklukkan daerah-daerah baru
dengan mengikuti teladan Muhammad
yang melakukan penaklukan militer.
Pada masa kini, hal itu tidak terlalu mudah dilakukan
sehingga Islam mengikuti teladan Muhammad dengan bermigrasi (hijrah).
Prosesnya mencakup
tiga langkah: (a) migrasi (b) multiplikasi (c) dominasi.
Multiplikasi dicapai melalui pendatang-pendatang baru, mempunyai keluarga besar,
dan menjadikan populasi lokal memeluk Islam.
Dominasi dicapai dengan subversi, meningkatkan intimidasi, kemudian revolusi.
Migrasi,multiplikasi dan dominasi sama-sama mempunyai unsur
saling menopang dalam pendesakan
(pemaksaan). Dar al Harb dan pemaksaan – dan bukan KASIH,
maka manakah rahmatan lil alamin sejati yang akan tercapai?
5. Banyak orang Muslim itu baik-baik, maka itu harus
diartikan bahwa Islam pun baik dan tidak kejam.
Persepsi bahwa kebanyakan orang Muslim
tidak kejam bergantung di negara atau daerah mana
anda tinggal. Di negara-negara dimana orang Muslim lebih dominan,
mereka cenderung bersikap
lebih agresif (lihat: tend to be more aggressive ).
Di negara-negara dimana orang Muslim adalah
kelompok minoritas, mereka tidak terlalu keras.
Dasarnya sudah ada sejak kelahiran Islam:
Ketika Muhammad mempunyai sekelompok kecil pengikut di Mekah,
pesan yang diberikannya
pada mereka bernada damai dan toleran
(“Tidak ada paksaan dalam agama” adalah semboyan
yang sangat favorit pada masa itu);
ketika ia pindah ke Medina dan menegakkan dominasi, ia dan
para pengikutnya menjadi lebih kejam (“Bunuhlah orang-orang kafir dimanapun kamu
menjumpai mereka” adalah kalimat yang menjadi sangat favorit pada masa ini).
Pesan yang diajarkannya setelah pindah ke Medina diwarnai dengan kekerasan.
Prinsip yang berlaku disini
adalah, ketika orang Muslim berada pada posisi yang lemah,
pesan Mekah diberlakukan; ketika
merekalah yang dominan, maka pesan Medina mulai diberlakukan.
Akibatnya, Islam itu kejam dan sekaligus toleran:
ketika keadaan tidak menguntungkan mereka,
orang Muslim bersikap sesuai pesan Muhammad diMekah;
tetapi ketika keadaan menguntungkan mereka,
maka mereka bersikap sesuai pesan Muhammad di Medina. Menjadi
seorang Muslim yang “baik” dan
melakukan apa yang benar untuk Islam akan berubah sesuai
keadaan. Namun keadaan baik-baiknya Muslim
juga ditentukan seberapa taatnya mereka akan
ajaran Islam. Tatkala ia kurang taat, atau kurang “paham Islam”,
maka mereka biasanya akan
lebih toleran terhadap sesama non-Muslim atau peradaban non-Islamik.
Sebaliknya bila mereka
makin taat dan fanatik terhadap Islam,
maka makin radikal-lah ia menghadapi dunia luar, dengan
akibat yang sama seperti ketika ia berada dalam suasana “Medina”
6. Anggapan bahwa orang yang paling tepat untuk berbicara mengenai Islam
adalah seorang Muslim.
Sekitar 90% orang Muslim hanya mempunyai sedikit pengetahuan tentang Islam. (Menurut Mosab Hassan Yousef, anak Ketua Hamas, angka buta Islam ini sedikitnya 95%). Kebanyakan orang Muslim tidak mempelajari Islam secara pribadi;
mereka hanya menerima opini siap saji
dari para pemimpin mereka. Mereka tidak mempunyai pengetahuan yang mendalam dan
kemungkinan besar tidak menginginkannya
karena konsekuensi-konsekuensi dari membentuk
sudut pandang yang berbeda sangatlah fatal.
Banyak orang Muslim juga berada dalam
penyangkalan akan natur Islam yang sebenarnya (tidak taat-Islam).
Setelah memperhatikan apa yang dikatakan mengenai pesan-pesan Muhammad di Mekah dan Medina,
bagaimanakah anda dapat mengetahui pesan
Muslim mana yang tidak asing dengan anda?
Dan jika teman Muslim anda mengetahui pesan Medina,
apakah ia akan mengatakannya pada anda?
Ada prinsip yang sudah berlaku sejak lama yaitu prinsip menggunakan penipuan
(lihat: principle of using deception)
untuk melindungi iman dan orang-orang beriman dalam Islam
dan segala sesuatu yang islami (penipuan suci “taqiyya”),
yang berdasarkan teladan Muhammad sendiri.
Konklusi yang kita dapatkan merefleksikan asumsi yang kita buat.
Dimulai dengan asumsi yang
keliru, anda akan mendapatkan konklusi yang keliru pula.
Mulailah dengan asumsi-asumsi bunuh
diri dan anda akan tiba pada konklusi-konklusi bunuh diri.
Kita prihatin atas asumsi dan retorika yang keliru.
Kita tidak perlu melakukan kesalahan-kesalahan ini;
para pemimpin kita telah melakukannya untuk kita. Kita dan anak-anak kita akan
menderita konsekuensi-konsekuensinya.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
___________________________
________ ________
________ ________
"Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran Ini"
Support By :
0 comments:
Post a Comment