Translate

Kristologi Islam bag.I

KRISTOLOGI DALAM PANDANGAN ISLAM Bag.awal
KRISTOLOGI ISLAMI ALA QUR'ANI-
( UNTUK KALANGAN SENDIRI )
"Islam adalah satu-satunya dari agama-agama non-Kristenyang memberi tempat bagi Kristus dalam kitab sucinya,tetapi ia juga merupakan satu-satunya dari agama-agama non-Kristen yang menyangkali keilahian, karya penebusan,dan ketuhanan Yesus Kristus dalam kitab sucinya."Kata-kata Samuel Zwemer ini, seorang misionaris terkenal untukMuslim, menggaris-bawahi tantangan tentang bagaimana orangMuslim menyodorkan gambaran Yesus (dalam Islam disebut nabi “Isa”) kepada kaum kristiani dewasa ini.
Muslim mendasarkan pemahaman
mereka mengenai Yesus pada kitab.kitab suci mereka yaitu Quran dan Hadis. 
Quran sebagai teks fundamental Muslim, mengungkapkan sejarah dari kehidupanNya,   
sementara koleksi-koleksi hadis 
(tradisi-tradisi/kebiasaan mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Muhammad)  
menjelaskan kedudukanNya di akhir zaman dalam pandangan Muslim.  
Tetapi Quran diperkirakan ditulis seki-tar 580 tahun setelah kematian Kristus,bersama dengan Perjanjian Baru yang telah lama selesai dikanonisasi dan disetujui.
Hadis sendiri bahkan ditulis lebih jauh setelah itu, setidaknya 750 tahun setelah Kristus. 
Jadi Alkitab memiliki klaim yang lebih baik
untuk menjadi sebuah catatan akurat mengenai sejarah Kristus dan signifikansinya.
               Quran juga mengklaim bahwa ia diwahyukan kepada Muhammad
               oleh malaikat Jibril mulai di sebuah gua; tetapi gambaran Yesus
               yang dipresentasikan oleh Quran berbeda secara radikal dengan
               pesan Gabriel kepada perawan Maria dalam Injil. (Lukas 1:26-38).
Hal ini menunjukkan bahwa malaikat Jibril yang mewahyukan
Quran kepada Muhammad,bukanlah malaikat Gabriel yang ada dalam kitab suci Yahudi-Kristen.
Dan bahwa pandangan mengenai Yesus yang dikatakan telah
diterima oleh Muhammad, adalah pandangan yang tidak akurat, alias bermasalah.

Adalah benar bahwa Islam memberi banyak gelar pada Yesus (yang tak bisa diingkari), 
seperti yang ditemukan dalam kitab suci Kristen,
misalnya gelar: Mesias, Hamba, Firman Tuhan, Saksi, Nabi dan Rasul.  
Lebih  jauh  lagi, Islam menggambarkan Yesus dengan menggunakan istilah-istilah  pengagungan,  
seperti:  “Tanda”,“Perumpamaan”, “Yang Hebat”, “Yang Benar”, “Yang Diberkati”.
Quran juga harus mengakui kelahiranNya dari perawan Maria,
hidupNya yang tanpa dosa, mujizat-mujizatNya di publik,KenaikanNya ke surga dan kedatanganNya kembali. 
Jadi dalam banyak fakta (dengan para saksi mata) yang telah menjadi tuturan masyarakat luas, 
Isa Muslim memang tampak mirip dengan Yesus Kristen.

Namun kemiripan ini hanya ada dipermukaan saja  .  
Secara tegas Quran menyangkal keterangan Injil yang paling penting mengenai Yesus.  
Quran menyatakan bahwa Yesus hanya seorang manusia dan bukan Tuhan; 
bahwa ada seorang lain yang disalibkan untuk meng-gantikan tempatNya; 
bahwa Ia tidak pernah bangkit dari kematian;
bahwa Ia akan datang kembali ke dalam dunia sebagai Muslim untuk menghancurkan Kekristenan; 
dan bahwa Ia jauh lebih rendah dibandingkan Muhammad! 
Quran menyangkal status Yesus sebagai Hakim tertinggi dan Tuhan atas segala sesuatu.

          Dengan kata lain, Quran secara tegas menolak kebanyakan ajaran
          Perjanjian Baru, doktrin serta keyakinan orang Kristen mengenai
          Kristus, yang mana hal itu telah menyimpang jauh dengan apa yang
          diajarkan pada permulaan Kekristenan. Iman Kristen dibangun oleh
          Tuhan Yesus Kristus,
”Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Elohim, tidak
menganggap kesetaraan dengan Elohim itu sebagai milik yang harus dipertahankan,  
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, 
dan menjadi sama dengan manusia”. (Filipi 2:6,7).
Jika klaim Muslim tentang Yesus/Isa itu benar, maka seluruh ajaran
yang prinsipil mengenai Kekristenan perlu diintepretasikan ulang,atau diabaikan saja.  

ISA DALAM QURAN
               Deskripsi Quran mengenai Isa mengikut-sertakan sejumlah elemen-
               elemen Biblikal, namun seringkali berkontradiksi atau menyele-
               weng, tidak sejalan dengan kisah yang ada dalam Alkitab.Para
               sarjana telah berusaha menemukan sumber-sumber dari sejumlah
               materi Quran mengenai Isa, hingga mencarinya pada sumber-
               sumber tambahan biblikal seperti Gnostik dan injil-injil apokrifa.
Quran mendeskripsikan Isa dengan
memakai kata-kata dan ungkapan yang
banyak ragam, yang juga ditemukan
dalam Alkitab, seperti Mesias, Rasul,Ayat dari Allah dan sosok Roh dari Allah. 
Tetapi Quran hanya memakai kata-kata ini hanya sebagai sekedar nama atau
gelar, tetapi tidak memaknainya dengan arti yang hakiki sesuai dengan makna Biblikal.

ISA BUKAN ANAK ALLAH
               Dengan tegas Quran menyangkali keilahian Isa, keilahaianNya
               sebagai Anak Allah dan konsep Trinitas. Mempercayai keilahian
               Kristus dan Trinitas adalah dosa yang tidak terampuni dan dianggap
               sebagai dosa “syirik”, karena dianggap telah menambahkan
               seorang sekutu kepada Allah yang adalah satu-satunya.Ini adalah
               dosa terbesar dalam Islam dan merupakan dosa yang tidak terampuni.
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam."
Katakanlah: 
"Maka siapakah (gerangan) yang dapat meng-halang-halangi kehendak Allah, 
jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-
orang yang berada di bumi kesemuanya?” 
Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya;
Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. 
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS.5:17)
          Quran mengklaim bahwa orang-orang Kristen percaya pada sebuah
          keluarga-illahiah dimana Allah dan Maria melakukan hubungan
          seks, sehingga melalui hubungan itu lahirlah anak mereka yang
          bernama ISA.Hal ini telah dilabelkan Islam secara sepihak terhadap
          kekristenan, sehingga mereka harus menolak pandangan najis seperti ini:
“Dia Pencipta langit dan bumi.Bagaimana Dia mempunyai anak
padahal Dia tidak mempunyai isteri.Dia menciptakan segala
sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS.6:101).
Muslim melontarkan isu ‘Anak
Allah’ secara gegabah dan keliru.
Buktinya sangat terbuka dan seder-hana untuk diperlihatkan.
Yaitu tatkala mereka mencoba menjawab pertanyaan balik 
atas apa yang mereka sendiri tuduhkan:  
“Apakah yang ada dibenak kalian saat menuding umat kristen men-tuhankan ‘Anak Allah’? 
Deskripsi ‘Anak Allah’ yang bagaimanakah yang kalian tuduhkan kepada umat kristen?”.
          Soalnya, istilah “Anak” disini telah salah dipahami oleh Muhammad
          sebagai kelahiran anak (walad) hasil hubungan biologis.
Tetapi ditempat lain malaikat Jibril/Gabriel (baik di Quran dan di Injil)
          telah sama-sama menyatakan bahwa Isa/ Yesus itu dilahirkan
          hanya melalui seorang Perawan (Maria), bukan hasil hubungan sex
          suami istri seperti yang dituduhkan. Maka apa yang ditudingkan
          Muslim kepada orang Kristen tentang “Anak Allah” sudahlah salah
          kaprah ketika hanya dikonfrontasikan dengan rujukan maklumat Gabriel !
Berdasarkan Quran, Isa adalah seorang nabi sama seperti keba-nyakan nabi-nabi Islam lainnya. 
Pesan utama yang disampaikan oleh Isa adalah;
TUNDUK/BERSERAH DIRI (submission, arti kata Islam) kepada Allah.
Jadi Muslim melihat Isa sebagai sosok yang setara dengan nabi-nabi sebelum dia , 
dan bukan sosok yang lebih tinggi.
               Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
               diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim,
               Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan
               kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka.Kami tidak
               membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya
               kepada-Nyalah kami menyerahkan diri (islam).” (QS.3:84).
Dilain pihak, penciptaan Isa yang tidak setara dengan nabi-nabi
lainnya itu harus dianggap sebagai hal yang biasa sama seperti
Adam, yaitu seorang yang diciptakan tidak dari hubungan suami istri, 
melainkan dari debu tanah yang ada di bumi ini:
               Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti
               (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
               kemudian Allah berfirman kepadanya: 
“Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS.3:59).
Padahal,dimanapun Isa tidak terlacak datang dari tanah bumi seperti Adam. 
Sebab Isa hanya dan hanya datang dari Zat Atas ,yaitu dari Kalimat Allah dan RuhNya!  
Itu sebabnyaIsa, berlainan dengan Muhammad dan SEMUA nabi-nabi lainnya, 
selalu ber-wahyu dalam setiap KALIMAT yang diucapkannya!  
Ia tak perlu menunggu turunnya wahyu cicilan dari Allah sewaktu-waktu! 
Ia berfirman setiap berkalimat (Matius 24:35; Yoh.12:48-50) 
karena Ia adalah Firman (Yoh.1:1;  Wahyu  19:13),  
dan Ia Firman  yang berinkarnasi (bukan dicipta) menjadi manusia (Yoh.1:14).

KITAB INJIL ISLAMI
          Kepada Isa juga dikatakan telah Allah beri sebuah kitab (yaitu Injil)
          dan sebuah hukum yang disebut sebagai petunjuk dan cahaya yang menerangi:
          "Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa
          putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu:
          Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang
          didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan
          membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
          menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
          bertakwa". (QS.5:46, lihat juga QS.3:3).

Tetapi sungguh tidak benar dan tidak terbuktikan bahwa Isa
pernah menerima sebuah KITAB 
dari Allah disepanjang pelayanan-nya selama 3 tahunan. 
Menurut Qur’an ‘kitab’ yang diturunkan kepada Isa adalah Injil.  
Istilah yang asing ini tidak berasal usul dari Alkitab, tidak juga berasal
dari surga atau bahasa asli Arab atau dari nabi manapun termasuk Yesus .
Istilah ini hanyalah berasal aslinya dari Gerika,Euanggelion ,yang berarti ‘Kabar Baik’ 
dan dibawah Muhammadlah terjadi peng-korupsian nama ini dengan mengatasnamakan wahyu.
Kabar Baik adalah rujukan Yesus sendiri untuk pesan-Nya (Lukas4:16-21). 
Jadi expresi euanggelion tidak dirujukkan kepada sebuah
“teks-jadi” yang diwahyukan, dan sama sekali tak ada bukti bahwa
Yesus pernah menerima (dan menulis) dan meneruskan sebuah buku/kitab wahyu dari Elohim. 
Kitab yang muncul adalah hasil pengilhaman dan penulisan kesaksian biografis tentang Yesus, 
yang dilakukan oleh murid-murid Yesus: Matius,Markus,Lukas,dan Yohanes.

Disinilah Muhammad telah mendapat gagasan yang keliru tentang
“Sebuah Kitab” yang dia sendiri sebut kitab “Injil”. 
Dia telah salah mengira bahwa Allah-lah yang menurunkan-nya langsung kepada Isa. 
(Tetapi Muslim malah menuduh lebih jauh:  
Injil asli telah hilang; yang ada hanya Injil yang palsu belaka. 
Bisakah firman yang diberikan langsung oleh Allah sendiri, dilenyapkan oleh manusia?).
              
Muhammad gagal menjelaskan apa/siapa yang menjadi sumber transmisi 
wahyu bagi Isa dan bagaimana terjadinya Kitab Injil Islami. 
Dia tahu bahwa Isa mendapat pengajaran langsung dari Allah (QS.3:48). 
Tetapi apakah wahyu itu lewat vision, bermuka-muka dengan Allah, 
lewat bisikan ruh, Jibril, Rohulqudus, secara serentak atau berangsur-angsur? 
Dan yang teramat penting: apa isi Injil yang sesungguhnya?
Quran mengakui bahwa 
Injil adalah kebenaran dengan petunjuk dan cahaya bagi kemanusiaan (QS.3:3), 
namun justru apa-apa isi dan cahaya pokoknya terkosongkan dari Quran. 
Semisal Hukum yang Paling Utama, Ajaran kasih,Pengampunan,Berkat Sorgawi,
Keselamatan pasti,Kelahiran baru,Roh Kudus dan perannya, 
Kuasa mengusir setan,dll). 
Akibatnya, Muslim yang terus berusaha mencari jejak-jejak Injil yang asli 
– hingga sekarang inipun – tidak mendapatkan solusi! 
Akhirnya – demi pembenaran Islam – 
Muslim terpaksa memilih potong kompas dengan meletakkan tuduhan naïf
bahwa Injil yang ada sekarang ini hanyalah Injil-Palsu!

Sebagai Nabi Allah yang membenarkan Alkitab/Injil sampai puluhan kali, 
namun tidak sekalipun Muhammad berusaha untuk mencari-tahu atau menjaga keberadaan dan keasli-annya.
Nabi Terakhir tidak seharusnya melawan dirinya (kontradiksi) dengan hanya
BERKATA BERULANG-ULANG membenar-benarkan Alkitab disatu pihak 
(QS.6:34; 10:64,94; 48:23; 2:41,89,91,136; 3:3; 4:136, dst),
namun dilain pihak juga menuduh-nuduh terjadinya korupsi Alkitab
(QS.2:42, 75, 79, 146; 3:71,78; 4:46; 5:13 dst)! 

Tetapi bukankah dia sendiri tokoh TERAKHIR yang seharusnya BERTINDAK 
demi menjaga keaslian dan kehadiran Kitab-kitab Allah tsb. 
Terlebih-lebih harus, karena menyangkut nama AHMAD (Muhammad), yang
katanya ada termaktub dalam Taurat dan Injil! (QS.61:6; 7:157)

MUHAMMAD
Selaku penguasa Arabia (termasuk menguasai kaum Yahudi disana) 
Dia tidak akan sulit untuk mendapatkan sebuah Alkitab/Injil Islami (kalau memang exist),  
misalnya dengan meminjam (atau kalau perlu dengan “menjarah” sekalian)
Kitabullah tsb dari tangan Yahudi/Nasrani atau dari Waraqa bin Naufal. 
Satu dan lain hal karena Kitab tersebut dinyatakan Allah ada disisi mereka, 
antara lain merujuk kepada QS.7:157,2/41,89,91/3:93/5:43,44,47 dst. 
Satu copy Injil Islami ditangan Muhammad sungguh akan menjadi pengamanan akan keasliannya,
dan sekaligus sebagai bukti sejarah atas kebenaran nama AHMAD,nabi Allah! 
Tetapi adakah Nabi Allah ini berlaku demikian mengamankannya,
sebagaimana seharusnya 
Kitab Taurat juga sudah dijagakan keber-adaannya turun temurun dari nabi ke nabi?
Maka siapakah sekarang yang bersalah dan yang harus bertang-gung jawab? 
Allah-kah, Muhammad-kah, atau orang-orang kafir Yahudi dan Nasrani 
yang tidak berbuat lancang apapun terhadap 
Kitab Suci mereka kecuali memeliharanya secara ketat? 
(Taurat,Ulangan 4:2; 12:32; Wahyu 22:18,19).

Demikian pula halnya dengan Kitab Zabur, ternyata gagasan
Muhammad juga menyimpang dan kacau. Sehingga oleh Muslim,
Zabur dianggap berisi hukum-hukum penerus dari Allah atau
pengganti/pelengkap terhadap Taurat bagi kaum Israel. Tentu saja
anggapan ini salah besar, sebab Kitab Mazmur atau Zabur tiada lain
merupakan koleksi dari puji-pujian, hikmat nubuat dan penyem-bahan 
dimana Daud dan pemazmur lainnya mendapatkan peng ilhaman dari Roh Tuhan. 
Daud sendiri adalah orang Israel yang senantiasa berpegang pada Hukum Taurat Musa! 
Daud berkata sejak dari permulaan Mazmur-nya:
               “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang
               fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
               duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah
               Taurat TUHAN,dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam”. (Mazmur 1:1,2).
Dalam pandangan/tafsir ulama Islam (yang lagi-lagi keliru), 
Injil justru diang-gap telah dikorupsi (dengan tanggung jawab Kristen, bukan Mu-hammad), 
dan oleh karena itu kitab suci ini sekarang telah dicabut
(digantikan) dan dikoreksi oleh Quran yang lebih sempurna karena
difinalkan lewat pewahyuan kepada Muhammad, yang dianggap
sebagai nabi terakhir dan yang terbesar… 
Begitukah nalar dan alih tanggung jawabnya ???

NUBUAT TENTANG NAMA AHMAD
Lebih jauh,orang Muslim percaya bahwa Isa dari mulutnya sendiri
telah menubuatkan kedatangan Muhammad:
"Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
kitab  sebelumku,  yaitu  Taurat,  dan  memberi  khabar  gembira
dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,
yang  namanya  Ahmad  (Muhammad).”  Maka  tatkala  rasul  itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata." (QS.61:6).
Muhammad yang buta huruf tidak pandai baca Injil,
bisa sangat pandai dengar-dengaran 
dari mulut orang perorang,termasuk dengar-dengaran akan nubuat Yesus 
tentang akan datangnya sosok Penolong yang lain setelah Yesus (Yohanes 14:16,17,26; 16:7 ff).
Tentu saja Muhammad memimpikan dirinya sebagai sosok nabi yang ternubuat,
sehingga turunlah ayat diatas dan disusul dengan QS.7:157,  
“Nabi yang ummi yang (namanya)
          mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka…”.  
Akan tetapi,Muhammad hanya bisa ditandai dengan keummiannya,  
sesuatu yang pasti bukan tanda surgawi,melainkan tanda duniawi, 
atau bahkan bukan TANDA samasekali (!) 
karena kasus “buta-aksara” 
memang praktis dipunyai oleh SELURUH keluarga Arabia dikala itu! 
Jadi, dari ILAHI-kah tanda itu? 
Atau self-made sign ?
          Kita semua merasakan bahwa memang tak ada sosok yang
          memateraikan kenabian Muhammad secara legal ilahiah.Quran
          kosong dari pentahbisan kenabian Muhammad.Hanya Khadijah-lah
          yang paling ngotot “menabikan” suaminya,Muhammad,dengan
          metode “testing-kenabian” yang dia ciptakan sendiri (Ibn Ishaq,
          Sirat Rasul Allah, p.107). Celakanya, testing ini, yang dipersaksikan
          oleh seorang wanita nilainya baru separuh kesaksian satu lelaki,
          jauh dari persyaratan kesaksian duniawi sekalipun.Ya, testing
          dengan pendekatan sexual ini sungguh merisihkan.
Namun lebih tragis lagi, (hasil) testing ini disetujui pula oleh Muhammad!   
Maka jadi Nabi-lah dia!
Seharusnya, dan satu-satunya cara paling sahih untuk bukti kena-
biannya adalah jikalau Muhammad bertindak mengamankan satu
Kitab Injil Islami dimana nama "Ahmad" (Muhammad) benar ter-nubuat 
dalam Kitabullah sebagai nabi yang akan datang, lengkap
dengan tanda-tanda ilahiahnya yang mencengangkan. 
Tidak ada hal lain yang lebih penting lagi bagi Islam untuk meyakinkan dunia
selain daripada bukti Ilahi yang satu ini.

Namun tindak pengamanan ini ditiadakan oleh Muhammad
maupun pengikut-pengikutnya, yang mana malah mengkuatkan
kesan bahwa ayat “Ahmad” (QS.61:6) itu hanya sisipan susulan dari
Sipenulis Quran semata demi klaim kenabiannya. 
(H.Hirschfeld,New Researches into the Composition and Exegesis of the Quran,pp.18 ff). 
Bilamana itu adalah nama yang sungguh datang dari Allah, 
maka selayaknya Muhammad menggantikan nama lamanya menjadi AHMAD untuk seterusnya,  
sama seperti Tuhan telah menggantikan nama Abram menjadi Abraham,  
sekali danseterusnya (Kejadian  17:5). 
Namun nyatanya Allah-- setelah memberinya nama Ahmad --tetap saja 
menyebutkan nama lamanya ‘Muhammad’.
Itu dapat kita saksikan dalam ayat yang secara 
kronologis lebih belakangan diturunkan kepadanya, 
yaitu diSurat Al-Fath 48:29! How come?

Muhammad hanya lantang berseru 
“membenar-benarkan dan menuduh-nuduh pemalsuan” 
Alkitab/Injil serta mengklaim nama Ahmad ada disitu. 
Tetapi ini hanya NATO –  no action, talk only  —
padahal Muhammad mudah sekali ber-action seperti yang pernah
dia lakukan terhadap para ahli kitab:  
“Tunjukkanlah bukti kebenaran mu (kitabmu) jika kamu orang yang benar. 
Namaku ada disitu” (lihat QS.2:111). 
Dan kenapa Muhammad tidak memin-ta kepada Jibril (atau  sebaliknya)
menunjukkan ayat “Ahmad”nya disepanjang bulan Ramadhan,  
ketika Jibril dikatakan mengunjungi Nabi setiap malam untuk me-review ayat-ayat Quran
yang sudah diturunkan (Shahih Bukhari, 5 no.1; 31 no.126 dll). Why? How come?

Kini simak ayat QS.61:3, dan jejerkan dengan ayat Ahmad dalam QS.61:6, 
yaitu saling selisih 3 ayat saja. 
Dikatakan disana betapa murka Allah atas sikap Muslim yang NATO,  
“Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.”
Itu adalah ayat peringatan keras dalam satu periscope
yang pasti disadari oleh Muhammad akan konsekwensi kebencian
Allah bagi dia yang setelah berseru-seru, tetapi tidak berbuat!
Akhirnya kita layak bertanya, Apakah nubuat kedatangan “Ahmad” ini pernah disambut, 
diantisipasi dan ditunggu-tunggu sebelumnya, baik oleh hawariyyun
atau terlebih-lebih oleh orang-orang Arab yang memang akan menjadi tuan rumah bagi
kedatangan Nabi Besarnya? Tak ada!  
Bila tak ada kaum Arab manapun yang menunggu “Ahmad yang ummi” ini sebelumnya,
maka mubazir-lah ayat nubuat Allah ini yang tadinya dikhususkan bagi mereka. 
Total mubazir-lah (100%) Quran Surat 61:6 
sekalipun ayat ini telah tergores diLauh Mahfudz disisi Allah sejak dahulu kala! 
Jadi masih wahyukah ayat tersebut atau hanya sisipan
manusia belaka seperti yang telah disinyalir oleh Hirschfeld?
          Sesungguhnyalah,Yesus tidak menubuatkan kedatangan nabi atau
          rasul lainnya dalam rupa manusia.Dia berkata diatas kayu salib:
          “Sudah selesai!” ,dan selesailah keseluruhan misi Yesus dalam
          penyelamatan umat manusia akibat kejatuhan Adam.Kini seluruh
          misi fase baru memasuki bentuk peperangan rohani dan iman yang
          tidak kelihatan dalam diri setiap manusia. 
Maka nubuat Yesus disini 
bukan ditujukan kepada kedatangan seorang manusia lain yang bernama Ahmad. 
Juga bukan Rasul ummi yang baru akan datang
dikelak kemudian hari setelah “vaccum-rasul” 600-an tahun kemudian.  
Tetapi Yesus menubuat tentang akan datangnya --SEGERA dan URGEN-- 
satu sosok Roh Penolong (bukan manusia) 
untuk membantu dan menguatkan para murid Yesus yang kini
harus berjuang keras sendirian tanpa kekuatan dan backing siapapun! 
Roh Penolong ini harus berasal dari sumber azali yang sama dengan Yesus , 
“dua-duanya keluar dari Bapa” (Yohanes 8:42 dan 15:26).
Bahkan Roh Kebenaran (Roh Kudus) ini hanya bisa
datang atas pengutusan Yesus dan akan diam didalam 
diri murid-murid Yesus untuk selamanya (Yohanes 17:16 ff). 
Apakah Muham-mad diutus oleh Yesus, dan 
tinggal selamanya dalam diri hawa-riyyun Isa yang justru sudah dianggap punah saat ini?.

DISKRIMINASI ALLAH
          Orang Muslim menganggap murid-murid Isa yang benar adalah
          orang-orang Muslim yang sejati (bukan orang Yahudi dan Kristen),
          yaitu mereka yang patuh dan mengakui Isa Muslim:
          Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan  (wahyukan, terjemah Zakir)
          kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan
          kepada rasul-Ku.” Mereka menjawab: Kami telah beriman dan
          saksikanlah  (wahai  rasul)  bahwa  sesungguhnya  kami  adalah
          orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).” (QS.5:111).

          Tanpa disadari oleh si penulis Quran, pengakuan ini telah merebak-
          kan isyu yang mendiskreditkan Muhammad sebagai nabi Allah.
          Dalam hal apa?
Disini Allah mengakui telah berwahyu dan berdialog langsung dengan para pengikut Isa (hawariyyun)  
padahal Muhammad sendiri bahkan tidak pernah berdialog langsung dengan Allah-nya! 
Allah SWT juga telah berfirman langsung kepada Adam, Ibrahim, Musa, dll nabi
hingga kepada Zakaria,Yahya dan Isa. 
Sedangkan semua pewahyuan Allah kepada Muhammad hanya dilakukan 
lewat agen-penyampai wahyuNya, yaitu Jibril. 
Jadi kenapa Allah tampak begitu mendiskriminasikan Nabi terakhirNya sendiri,
dengan lebih mem-favoritkan penyampaian wahyu langsung 
bahkan sampai ke level murid-murid Isa?
               Lebih kacau lagi,setelah memfavoritkan para hawariyyun (karena
               kepatuhan mereka sebagai Muslim yang mengakui Isa Muslim),
               Allah pula-lah yang membiarkan mereka punah bersama dengan
               Injil Islami yang tak tercari dalam sejarah. Bukankah sumber Islamik
               mengatakan bahwa mereka semua ini akhirnya hilang lenyap
               “disapu habis” oleh ajaran palsu Paulus yang mentuhankan Yesus?
               Padahal mereka ini adalah murid-murid yang diridhoi Allah yang
               dipercayakan meneruskan Kitab Injil Islami? Tetapi kini yang ter-
               tinggal adalah justru semua pengikut Yesus yang senantiasa men-
               junjung dan memproklamirkan ketuhanan Yesus, dan yang tidak
               pernah mengenal Injil selain Injil Salib!

KELAHIRAN ISA
Maria ibu Isa digambarkan sebagai
Maryam, yang dipanggil oleh Allah sebagai
“saudara perempuan Harun”, dan yang
dipelihara oleh Zakaria ayah dari Yohanes
Pembaptis (Nabi Yahya, QS 3:35-37; 19:28). 
Sebutan mana merupakan kesalahan total berdasarkan kronologi waktu.
…dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya (Maryam). 
Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. 
Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?
”Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah.” 
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada 
siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS.3:35-37).
          Muhammad memang diakui luas sebagai buta aksara,dengan
          akibat bahwa ia juga buta geografi dan tradisi Yahudi.
Faktanya,
Zakaria tidak pernah menjadi wali atau pemelihara Maryam karena
keduanya tidak tinggal sekota. 
Zakaria adalah salah satu imam besar yang tinggal disebuah kota dipegunungan Yudea , 
dan yang melakukan tugas-tugas keimaman diBait Suci Yerusalem.
Sedangkan Maryam berdiam di Nazaret di Galilea yang jauhnya seratusan kilometer dari Yudea.

Hukum Yahudi melarang seorang wanita tinggal sendirian didalam Bait Elohim. 
(Allah SWT juga melaknatinya, bukan?) 
Tetapi Maryam dikatakan berdiam di MIHRAB, dan mendapat makanan setiap hari dari langit. 
Bila kisah itu benar, pasti terjadi kehebohan besar di
seluruh Yudea dan Israel yang tak mungkin disembunyikan lagi. 
Dan pasti cerita tentang Maryam akan berakhir dengan lain sekali,
apalagi diikuti dengan kehamilan tanpa suami! 
Ia mungkin akan diangkat jadi Allah-wanita,atau setidaknya tak usah minggat
sendirian (sampai dua kali, menurut Quran) 
ketempat yang jauh karena takut dihakimi masyarakat!
          “Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan
          menggendongnya.Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguh-
          nya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.Hai
          saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang
          yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”.
          (QS.19:27,28).
Ini adalah salah satu (diantara berpuluh-puluh anakronisme) dari
“wahyu-keliru-sosok” yang merisihkan Islam.  
Para ahli Islam merasa sangat perlu untuk menutupinya dengan cara 
mengge-serkan panggilan “sister Harun” dari makna asli “biological sister”
(saudara perempuan sekandung) menjadi semacam “social sister”
seperti panggilan “bro atau sis” yang dikenakan bagi setiap anggota umat.
Mereka harus membela dengan sengit.
               PERTAMA: “Dalam Arabic kata “ukht” pada suatu kalimat tidak
               selalu berarti saudara perempuan dalam arti biologis, bisa berarti
               lain “tergantung pada kalimatnya”.Tetapi kalimat ayat tersebut
               justru telah menunjukkan sangat jelas bahwa “sister” itu bermakna
               lingkaran sedarah ,bukan se-sosial masyarakat! Lihat, di ayat
               tersebut telah mencantumkan seluruh sosok keluarga besar
               biologisnya, yaitu: Maryam, anaknya, ayahnya, dan ibunya, dan
               SAUDARANYA yang bernama Harun! Maka itulah Maryam yang
               tidak bisa lagi diplintirkan lain daripada “sister kandung Harun” !

               KEDUA, Muhammad terpeleset lebih jauh dengan memposisikan
               Imran sebagai ayah Maryam.
               Surah At Tahrim 66:12
               “Dan Maryam puteri Imran, yang telah memelihara
               kehormatannya...”
               Karena ummi, Muhammad lemah dalam mengenal nama-nama
               asing (orang, tempat, dan waktu) dari hasil dengar-dengaran saja.
               Ia agaknya mendengar kisah bahwa Amran atau Imran (logat Arab)
               itu punya anak-anak yang bernama MIRIAM dan Harun (dan Musa).
               Ia sempat menduga bahwa MARYAM (ibu Isa) itu MIRIAM puteri
               Amran, yang sekaligus adalah saudaranya Harun!  (Keluaran 6: 20).
               Maka nama Maryam (ibu Isa) itupun jadi tertukar dengan Miryam
               (saudaranya Harun). Dan jarak perbedaan antara Maria (ibu Yesus)
               disatu pihak, dengan pihak Imran,Musa,Harun dan Miriam, adalah
               sekitar 1.400 tahun!

               KETIGA, akhirnya —dan ini paling tuntas— Muslim kurang paham
               akan tradisi Yahudi yang tidak pernah memanggil “saudara” untuk
               seorang moyangnya ,kecuali memanggilnya “bapak” (eg. bapak
               kami Abraham) atau sebaliknya “anak” (eg. anak Daud).
               Muhammad terlanjur berspekulasi dengan silsilah dan tradisi Israel
               yang tidak dipahaminya. Akibatnya naas terjadi terus bagi “sejarah hidup” Maryam, 
               yang telah dibawa berputar-putar dalam Quran
              dalam kaitan yang keliru dan tak masuk akal. Kita masih akan
              menyaksikan putaran “sejarah” aneh ini seperti paparan berikutnya ini.

KELAHIRAN YANG MISTERIUS
          Selanjutnya, kisah kelahiran Isa Muslim dalam Islam sangatlah
          misterius dan total terbalik dengan kisah Yesus dalam Injil. Maryam
          dalam kehamilan tuanya dikisahkan minggat dari rumah -- dua kali
          entah kenapa dan entah kemana (QS.19:16 dan 22) -- dan terakhir
          berjuang sendirian disuatu tempat terasing tanpa nama lokasi.
          Kemudian Maryam-pun melahirkan Isa dengan susah payah
          dibawah sebatang pohon kurma (QS.19:23). Maryam –wanita
          pilihan Allah yang paling sabar, taat dan teruji– ternyata kalah,
          putus asa, menghadapi penderitaan dan kesakitan yang dideritanya
          sehingga lebih memilih mati dan dilupakan sejarah saja (ayat 23).
Ini sebuah kisah solo. 
Tidak ada siapapun yang menjadi saksi atas sejarah Maryam ini. 
Lebih dari itu, kelahiran Isa yang penuh aneh
dan misteri ini tidak pernah dinubuatkan dan tanpa saksi mata,
padahal ia telah ditetapkan sebagai Ayatullah, tanda dan rahmat
terbuka bagi segenap manusia. (ayat 21). 
Itulah bagian dari Kitab Injil Islami, 
yang kini diulangi narasinya secara amat berbeda oleh Muhammad.
          Sebaliknya,Injil Kristus mencatat lurus bahwa Maria melahirkan
          Yesus ditempat yang sudah ditetapkan khususkan oleh Tuhan jauh
          sebelumnya ,yaitu diBetlehem seperti yang sudah dinubuatkan
          Tuhan dalam Kitab Nabi 700 tahun sebelumnya (Mikha 5:2). 
          Bayi lahir dikandang ternak, bukan dibawah pohon kurma.  
          Tidak sendirian, melainkan disaksikan oleh utusan Tuhan sendiri, 
          yaitu para malaikat, juga para gembala ,dan dibawah penjagaan Yusuf,
          suami Maria (yang menjaga kehormatan Maria, Matius 1:24,25)!
          Kelahiran Yesus dinyatakan oleh para malaikat sebagai kesukaan
          besar untuk segenap bangsa (Lukas 2:10). 
          Semuanya ini adalah event historic dan public, 
          menafikan Yesus dilahirkan misterius dan
          senyap-senyap tanpa sambutan alam raya! 
Jadi sejak paling awal, Isa Muslim yang misterius ini 
sudah total berbeda identitasnya/jatidirinya dengan Yesus Kristus yang historis.

Mungkinkah diatas kisah natal Yesus yang terang benderang, 
Allah SWT kembali mengulangi kisah natal versi kedua, 
dimana “Yesus Muslim” kini dipenuhi dengan kisah yang berantakan? 
Mungkinkah semua jatidiri Yesus yang sudah ternubuat dan tervalidasi dalam Injil, 
kini diubah menjadi sosok Isa dalam kisah solo tanpa saksi
mata dan bukti rinci yang telah ada sebelumnya?
Isa kelak masih terus didongengkan berbicara ketika masih dalam
buaian bayi.Dan diantara sejumlah mukjizat-mukjizat yang
dibuatnya adalah termasuk menghembuskan nafas kehidupan
kedalam burung-burungan tanah liat (QS.3:46; 5:110). Artinya, Isa
berkuasa memberikan kehidupan, suatu kuasa yang hanya dipunyai
               seorang Tuhan.
               (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam,
               ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku
               menguatkan kamu dengan ruhul qudus.Kamu dapat berbicara
dengan manusia diwaktu masih dalam buaian dan sesudah
dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis,
hikmah,Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu
membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan
ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di
waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam
kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-
Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari
kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu
Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh
kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-
keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka
berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.””  (QS.5:110).

Para pembaca sering tidak menyadari betapa kompleksnya ayat ini.
Simaklah baik-baik keanehan wahyu ini yang dibawa sangat ber-putar-putar.  
Ayat ini bukan ayat percakapan Allah dengan Isa selama ia masih berada di Israel , 
melainkan percakapan di surga,sebab selama di Israel wahyu demikian tentu mubazir 
dan tak bernilai bagi Isa untuk diingat-ingat. 
Jadi, setelah Isa sudah berada di surga barulah diingatkan Allah kembali 
akan semua mukjizat yang telah diperbuatnya di abad ke-1, 
dan ini diwahyukan kembali ke dunia di abad ke-7 dalam kisah-ulang Allah 
demi untuk diketahui oleh Muhammad dan Muslim!  
Tidakkah itu sebuah percakapan pengulangan yang kacau 
dengan maksud Allah yang sulit bisa dimengerti, bahkan sulit dipercaya?
Artinya Quran yang sudah tertulis dalam lempeng Lauhul Mahfudz 
masih harus ditambahkan ayat peringatan bagi Isa? 
Padahal Isa tahu akan hal yang gaib (QS.3:49), 
tak ada yang terlupa sehingga perlu diingat-ingatkan kembali? 
Tapi disini tampak bahwa Allah SWT lah yang justru “lupa” 
bahwa Ia SUDAH mewahyukan kepada Muhammad tentang
daftar mukjizat-mukjizat Isa sebelumnya yang sudah dinyatakan-Nya   
langsung dalam QS.3:49.  
Jadi kenapa kini disusulkan lagi kedalam Quran seruanNya yang tidak logis kepada Isa, 
ketika Isa telah ada di surga? Tak ada jawaban yang memadai kecuali bahwa
“Allah” merasa perlu meminjam otoritas Isa untuk penegasan tambahan, 
namun yang berakhir tidak wajar dan tidak masuk akal.

PENYALIBAN DAN KEMATIANNYA
          Secara kategorikal, Quran menolak kematian Isa di atas kayu salib,
          dengan akibat menolak pula kebangkitan dia dari kubur, dan naik
          kesurga sesudahnya:
          Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh
          Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak
          membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka
          bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
          Sesungguhnya  orang-orang  yang  berselisih  paham  tentang
          (pembunuhan)  Isa,  benar-benar  dalam  keragu-raguan  tentang
          yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang
          siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka,
          mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah
          Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-
          Nya.  Dan  adalah  Allah  Maha  Perkasa  lagi  Maha  Bijaksana.
          (QS.4:157,158).
Tetapi semua orang Israel – kawan dan lawan — menyaksikan penyaliban Yesus.
Fakta mutawatir yang tak tergoyah oleh siapapun dan 
yang dipercayai oleh dunia sejak awal Masehi.
Tetapi 600 tahun kemudian, datanglah Muhammad dengan “kisah korektif” 
bahwa Allah secara rahasia telah melakukan tipudaya
penglihatan terhadap si tersalib. 
Isa yang asli telah dipertukarkan Allah dengan Isa-gadungan (yang mirip-mirip Isa) 
secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun juga. 
Sehingga yang disalibkan itu hanyalah seorang Isa-isa-an, 
sedangkan Isa asli diangkat kesisi Allah ke langit (ayat 158).

Muhammad dan Muslim dalam dilemma! 
Sebab fakta riil bukan hanya menyangkut tipuan wajah, 
melainkan bagaimana Muhammad dapat “menyerasikan” 7 kalimat yang diucapkan Yesus
(sejak dinaikkan ke tiang salib hingga putus nyawanya) 
kepada seseorang gadungan lain? 
Diantaranya kalimat termulia dan yang berotoritas 
yang mustahil dapat diucapkan dari mulut seorang Isa-Gadungan :
               "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
               mereka perbuat." Dan "Aku berkata kepadamu (penjahat yang
               tersalib disebelah Yesus), sesungguhnya hari ini juga engkau akan
               ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas23:34,43). 
               Ini adalah ucapan dari sosok yang berkapasitas dan berotoritas ilahi! 
               Bukan manusia misterius yang gadungan!
Muslim mendalil-kan bahwa Allah tidak mungkin membiarkan UtusanNya (Isa) 
untuk dibunuh para kafir. Salah!  
Disepanjang sejarah kenabian penganiayaan dan pembunuhan sudah terjadi
berulang-ulang pada nabi-nabi Allah sebelumnya (QS.2:61; 3:21).
               Muslim kurang menalar bahwa Allah dapat dengan mudah
               “menyelamatkan” Isa dari musuh-musuhnya dengan sepatah kata
               “KUN” saja.Tak ada perlunya Allah menipukan wajah Isa-isaan
               kepada seseorang siluman lalu Isa yang asli diangkat diam-diam ke
               surga. Sebab justru hasil penipuan Allah itulah yang membuat
               kebingungan kepada semua orang dan itu terus berlanjut hingga
               sekarang. 
Cara penyelamatan begitu tidak akan sejalan dengan
hikmat, kebesaran, dan kepentingan Allah sendiri. 
Apalagi karena penyelamatan yang berbasiskan pendustaan diam-diam 
itu termasuk mendustai ibunya Yesus,Maria,dan murid-muridnya yang lain.(Yohanes 19:25-27).

Tetapi inilah rupanya cara yang dihalalkan Allah sendiri untuk
membenarkan rekayasa-Nya demi melawan fakta mutawatir yang sudah terjadi 6abad yang lalu.
Secara mengagetkan Allah membuat dan meng-klaim diriNya  
sebagai “Khairul  Maakiriin” (Penipudaya Terbesar), lihat surah 3:54 juga 8:30. 
Maka pertanyaan mendasar untuk direnungkan dalam-dalam oleh setiap Muslim:
[ Jikalau Allah sendiri yang menipu-daya dan menyesatkan
penglihatan orang-orang tentang penyaliban Isa, 
maka siapakah yang bersalah jikalau semua para pengikut Isa seterusnya percaya
bahwa Isa memang betul mati disalib? ].
Ya. Kebanyakan komentator Muslim
                          telah mengintepretasikan ayat tersebut
dalam pengertian bahwa seorang
pengganti telah dibuat terlihat sama
seperti Isa dan disalibkan di tempat Isa,
sementara Isa sendiri diangkat naik ke langit (tanpa kematian). 
Namun demi-kian, tetap ada sejumlah komentator Muslim lainnya yang berbeda paham,
diantaranya Ibn Abbas (jubir Quran yang terpercaya)
menegaskan bahwa Isa memang meninggal.
Al-Baydawi (wafat tahun 1284) dan Ibn Kathir (wafat tahun 1373), telah
menerima kematian Isa yang sesungguhnya (walau bukan penyalibannya),
sebagai salah satu kemungkinan intepretasi.
Agaknya hal ini harus mereka akui karena melihat kenyataan
bahwa Quran sendiri menyaksikan betapa kematian Yesus telah
dinyatakan secara eksplisit pada tiga pasal berikut ini:

A). 
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, 
pada hari aku meninggal (yauma amuta) dan pada
hari aku dibangkitkan hidup kembali."  (QS 19:33).
               Ayat ini diucapkan oleh Isa sendiri segera setelah ia dilahirkan.
               Tentu ini diucapkan oleh sang Orok dalam satu rangkaian utuh
               yang menunjukkan perjalanan masa hidupnya sendiri didunia.
               Mulai dari lahir – mati – dan dibangkitkan kembali! Tetapi oleh
               para ulama Islam yang tidak mempercayai kematian Isa didunia ini,
               maka wahyu lurus dari Bayi Isa ini dipotong-potong dan dibeng-
               kokkan menjadi dua bagian:
(1) penggalan masa “Isa lahir hingga hampir dibunuh”
adalah masa-masanya Isa hidup di bumi di awal masehi.
(2) penggalan masa “Isa mati dan bangkit kembali” adalah loncatan
ke masa-masa dekat akhir zaman, yang akan terjadi kelak ketika Isa
datang kembali ke bumi untuk kedua kalinya! 
Jadi terdapat vaccum masa ribuan (atau jutaan) tahun kemudian?
               Tafsiran wahyu Allah sedemikian akrobatiknya menyangkal
               kematian Isa, sehingga semua common sense dan bukti dan saksi
               mutawatir disampahkan. Akan tetapi, jikalau azaz mutawatir ini
               bisa disampahkan begitu gampang, maka bagaimana Muslim bisa
               membenarkan kenabian Muhammad dan semua kompilasi Quran
               dan hadis-hadisnya?
B). Allah berfirman:  
"Hai Isa, sesungguhnya Aku akan
menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu (inniy mutawaffika)
dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari
orang-orang yang kafir,dan menjadikan orang-orang  yang
mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat” (Qs.3:55).
               Ayat ini jelas sekali menunjukkan betapa Allah yang mematikan Isa
               (di salib) dan yang mengangkatnya ke surga.
 C).Setelah Isa diangkat Allah ke surga, Quran mengisahkan sebuah
percakapan antara Isa dengan Allah di surga sbb  :   
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: 
"Sembahlah Allah,Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap
mereka,selama aku berada di antara mereka.   
Maka setelah Engkau wafatkan aku (falamma tawaffaytaniy), 
Engkau-lah yang mengawasi mereka… (Qs.5:117).
          Ayat ini membuat jelas bahwa Isa telah mati sebelum ia diangkat
          ke surga.Bila tidak demikian, maka Isa mustahil dapat berbicara
          tentang kematiannya dalam past tense. Maka tampaklah kepada
          kita betapa ketiga ayat Quran diatas berkontradiksi dengan Quran-Nya
          (Qs.4:157).
Para ulama Islam berusaha memlintirkan tafsirannya demi untuk
menyerasikan semua ayat tentang ketidak-matian Isa. 
Usaha mana tidak pernah memuaskan sampai kapanpun, 
dan tetap menyisakan kabut gelap yang terselubung! 
Fakta mutawatir tentang kematian Isa tak tergoyah oleh siapapun, 
dan itulah yang dipercayai oleh
semua rasul dan pengikut-pengikut Yesus sejak awal Masehi.


Loading.. . . . .
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
___________________________
________ ________

 "Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran Ini"
Support By : 

0 comments: