UNTUK MU WAHAI PARA WANITA
ISLAM MERENDAHKAN MARTABAT KEWANITAAN
"Ajaran tipudaya Islam Memuliakan Wanita"
[Sahih Bukhari, Volume 2, Buku 24 Nomor 541]
Dikisahkan Abu Said al-Khudri:
Pada Idul Fitri atau Idul Adha, Nabi Muhamad saw keluar dari musolah. Setelah selesai solat ia menyampaikan ceramah dan memerintahkan orang utnuk memberikan zakat. Ia mengatakan “Wahai pengikut, berikanlah zakat” dan ia beralih kepada para wanita “Wahai perempuan, berikanlah zakat. Karena saya melihat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”
Para wanita bertanya “Wahai Nabi, apa alasannya ?” Ia menjawab “ Wahai Wanita, kalian sering mengutuk dan tidak berterima kasih kepada suami. Saya belum pernah melihat kaum yang begitu rendah dalam tingkat intelektualitas dan agama selain kalian. Wahai wanita, diantara kalian akan menggoda lelaki baik-baik ke jalan tidak benar.”
Sulit dimengerti bagaimana seseorang yang percaya bahwa :
wanita bertanggung jawab membawa lelaki ke jalan yang tidak benar dan
bahwa mayoritas penduduk Neraka adalah wanita karena mereka tidak berterima kasih kepada suami dan
bahwa derajat intelektualitas wanita tidak memadai, sanggup menghormati perempuan. Hadis-hadis macam ini seringkali terulang.
Dalam versi berikut Nabi Muhamad menjelaskan alasannya mengapa wanita dianggap rendah dalam segi intelektualitas.
[Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 301]
Dikisahkan Abu Said Al-Khudri:
Begitu Rasulullah keluar dari musolah Idul Adha atau Idul Fitri ia mengatakan: “Hai Wanita ! Berikanlah zakat, karena saya meilhat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”
Mereka bertanya “Mengapa demikian hai Rasulullah ?”
Ia menjawab, “Kalian sering mengutuk dan lebih rendah derajat intelektualitas dan agama. Lelaki baik-baik bahkan kalian bawa ke jalan tidak benar.” Para wanita bertanya, “Hai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan rendah derajat intelektualitas dan agama ?”
Ia balik bertanya “Bukankah kesaksian DUA wanita sama dengan kesaksian SATU lelaki ? Mereka menjawab ya.
Rasulullah kemudian mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendahnya derajat wanita dalam intelektualitas. Bukankah benar bahwa wanita tidak dapat solat ataupun berpuasa kalau sedang datang bulan ?“
Mereka menjawab ya.
Rasulullah mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendah derajat dalam intelektualitas dan agama.”
Jadi menurut alasan Nabi Allah, perempuan rendah derajat dalam intelektualitas karena kesaksian dua wanita sederajat dengan kesaksian seseorang lelaki. Saking rendahnya derajat perempuan ini sampai mereka dilarang puasa atau solat kalau lagi datang bulan. Tidak jelas apa yang dimaksudkan Muhamad dengan rendah derajat dalam urusan agama. Mungkin bahwa wanita kurang berkembang secara spiritual. Alasan-alasan inilah–yang memang umum dikalangan Arab– diterapkan Muhamad dalam buku sucinya.
Tetapi lihatlah absurdnya alasan-alasan tersebut di atas. Apa atau siapa yang menentukan kesaksian wanita setengah dari kesaksian lelaki ? Sang Nabi atau tradisi waktu itu ? Bagaimanapun, aturan yang absurd ini bukan bukti kekurangan intelektualitas wanita. Nabi selalu menggunakan alat favoritnya: RASA TAKUT. Allahnya Muhamad bahkan tidak sungkan-sungkan mengirimkan wanita yang tidak patuh kepada suami ke neraka.
[Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 161]
Dikisahkan Abdulah bin Abbas:
Saya juga melihat Api Neraka dan belum pernah melihat hal yang lebih mengerikan. Saya melihat bahwa kebanyakan penduduk Neraka adalah wanita.” Orang kemudian bertanya “Wahai Rasulullah, mengapa demikian?” Rasulullah menjawab “Karena mereka tidak tahu terima kasih.” Apakah mereka tidak berterima kasih kepada Allah? Rasulullah menjawab “Mereka tidak berterima kasih kepada suami dan kepada tindakan baik suami … Jika lelaki bermurah hati kepada perempuan selama hidupnya dan wanita melihat sesuatu yang tidak memuaskan dalam lelaki, ia akan mengatakan “Saya belum pernah mendapatkan satupun hal baik darimu.”
Namun tidak ada sepatah kata apapun tentang hukuman yang diterima suami kalau tidak memperlakukan isteri dengan baik. Malah, para suami DIANJURKAN untuk melecehkan isteri mereka lewat perkataan, secara emosi maupun fisik. Ya, inilah tepatnya apa yang dianjurkan Allah:
Surah 4.34:
Lelaki adalah Pemimpin wanita karena Allah menciptakan yang satu lebih tinggi derajatnya dari yang lain dan juga karena mereka (kaum lelaki) menggunakan bagian dari harta mereka; wanita baik adalah mereka yang taat, menjaga aurat sebagaimana Allah menjaganya; dan kalau istri tidak patuh, tegurlah mereka dan tinggalkan mereka sendirian dalam pelaminan dan PUKUL mereka; baru setelah mereka patuh jangan lagi menjauhkan mereka ….”
Surah 2:228 yang mengatakan “lelaki adalah satu derajat diatas wanita.”
Versi Hadis lainnya sehubungan dengan derajat wanita:
[Sahih Muslim, Buku 004, Nomor 1926]
Jabir bin Abdullah Menceritakan: Saya bersolat dengan Rasulullah pada hari Id. … dan kepada sekelompok perempuan yang ditemuinya ia berceramah dan menegur mereka, dan meminta mereka agar memberikan zakat karena kebanyakan dari mereka adalah bahan bakar Neraka. Seorang wanita bertanya “Mengapa demikian Rasulullah? Ia mengatakan kalian selalu mengomel dan menunjukkan ketidakpuasan terhadap suami. Dan lalu mereka memberikan zakat dengan menyerahkan perhiasan yang mereka kenakan …
Singkatnya, guna meningkatkan pengikut Rasulullah menggunakan taktik menakut-nakuti (scare tactics). Lihatlah bagaiman Allah membandingkan wanita dengan setan.
[Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 301]
Jabir mengisahkan bahwa Muhamad saw melihat seorang wanita dan ia meminta istrinya Zainab yang sedang bekerja, agar mengijinkannya melakukan hubungan seksual dengan Zainab. Muhamad saw kemudian menemui rekan-rekannya dan mengatakan kepada mereka ; WANITA ITU DATANG DAN PERGI DALAM BENTUK SETAN. Jadi kalau kalian melihat wanita, pergilah kepada istri kalian. Dengan cara itulah kalian bisa mengusir nafsu yang membakar dalam hati.
[Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomor 460]
Dikisahkan Abu Huraira:
Rasul Allah mengatakan, “Jika seorang suami memanggil istri ke pelaminan (untuk senggama) dan wanita itu menolak dan mengakibatkan sang suami tidur selagi marah, para malaikat akan mengutuknya sampai keesokan hari.”
[Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3367]
“Abu Huraira Menceritakan Rasulullah sebagai mengatakan: … jika seorang suami memanggil isteri ke pelaminan, dan isterinya tidak menanggapi, selama suaminya tidak senang dengan perempuan itu, IA yang di surga juga akan tidak senang.”
[Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62, Nomor 122]
Dikisahkan Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “jika seorang wanita tidur tidak dipelaminan suami, maka para malaikat akan mengirimkannya kutukan kecuali ia kembali ke suaminya.
[Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62, Nomor 33]
Dikisahkan Usama bin Zaid:
Rasulullah mengatakan “… saya telah meninggalkan lebih banyak sengsara (affliction) terhadap kaum wanita daripada kaum lelaki.”
[Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3466]
Abu Huraira menceritakan Rasulullah berkata: Perempuan seperti tulang rusuk. Jika kau mencoba meluruskannya, kau akan mematahkannya. Jika kau membiarkannya, kau akan tetap mendapat manfaatnya, tetapi ketidaklurusan akan tetap berada didalam (hati) nya.
[Sahih Bukhari, Volume 4 Buku 55, Nomor 623]
Dikisahkan Abu Musa:
Rasulullah mengatakan, “Banyak diantara kalian lelaki mencapai tingkat sempurna, tetapi tidak satupun diantra wanita mencapai tingkat ini kecuali Aisha, isteri Faraoh dan Mariam, puteri Imran. Dan tidak diragukan, superioritas Aisha disbanding dengan wanita lain sesperti membandingkan Tharid dengan hidangan lain (membandingkan daging dengan roti).
[Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 63, Nomor 182]
Dikisahkan Abu Said:
Kami pergi dengan Rasulullah ke sebuah taman bernama Ash-Shaut… Rasul mengatakan, “Duduklah disini,” dan pergilah Rasul kedalam taman tersebut. Seorang wanita dari Bani Jaun menetap di rumah milik Umakima bint An-Num’manm bin Sharahil … Ketika Rasul memasuki rumahnya, ia mengatakan padanya “Relakan dirimu padaku”. Wanita itu menjawab, “Apakah seorang puteri raja bisa memberikan dirinya kepada rakyat biasa ?” Rasul menyentuhnya guna menenangkannya. Wanita itu mengatakan “Saya mencari perlindungan Allah agar jauh darimu”. Rasul mengatakan, “Kamu sudah mendapatkan perlindungan dari Sang Maha Pelindung.”
[Sahih Bukhari, Volume 9, Buku 87, Nomor 163]
Dikisahkan ayah Salim:
Rasulullah mengatakan, “Saya melihat dalam mimpi seorang wanita berkulit hitam dengan rambut tidak tersisir keluar dari Medina dan bersinggah di Mahai’a. Saya mengartikannya sebagai ditularkannya epidemi Medina kepada Mahai’a, yaitu Al-Juhfa.”
Bahkan dalam hal-hal religius, Rasulullah menekankan tingkat rendah wanita:
[Sahih Bukhari 1.778]
Dikisahkan Sahl bin Sa’d:
Mereka yang solat dengan Rasulullah mengikat Izar dileher mereka … dan setelah sujud para wanita diperintahan agar tidak mengangkat kepala sebelum para lelaki kembali pada posisi tegak.
[Sahih Bukhari 2.194]
Dikisahkan Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “Tidak diijinkan bagi wanita yang percaya Allah dan Hari Kiamat untuk mengadakan perjalanan selama satu hari dan satu malam, kecuali dengan sesama Mukhrim.”
Marilah kita mengakhiri tulisan tentang status wanita dalam Islam ini dengan kata-kata
Rasulullah dalam berbagai Hadis:
-Menemukan wanita baik-baik sama dengan menemukan burung gagak putih diantara seratus burung lainnya.
-Adanya macam perbudakan bagi wanita.
-Wanita harus sujud kepada suami.
-Pun jika sang isteri menjilati nanah dari seluruh tubuh suaminya, ia tetap tidak akan sanggup melunasi hutangnya kepada suaminya.
___________________________
ISLAM MERENDAHKAN MARTABAT KEWANITAAN
"Ajaran tipudaya Islam Memuliakan Wanita"
[Sahih Bukhari, Volume 2, Buku 24 Nomor 541]
Dikisahkan Abu Said al-Khudri:
Pada Idul Fitri atau Idul Adha, Nabi Muhamad saw keluar dari musolah. Setelah selesai solat ia menyampaikan ceramah dan memerintahkan orang utnuk memberikan zakat. Ia mengatakan “Wahai pengikut, berikanlah zakat” dan ia beralih kepada para wanita “Wahai perempuan, berikanlah zakat. Karena saya melihat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”
Para wanita bertanya “Wahai Nabi, apa alasannya ?” Ia menjawab “ Wahai Wanita, kalian sering mengutuk dan tidak berterima kasih kepada suami. Saya belum pernah melihat kaum yang begitu rendah dalam tingkat intelektualitas dan agama selain kalian. Wahai wanita, diantara kalian akan menggoda lelaki baik-baik ke jalan tidak benar.”
Sulit dimengerti bagaimana seseorang yang percaya bahwa :
wanita bertanggung jawab membawa lelaki ke jalan yang tidak benar dan
bahwa mayoritas penduduk Neraka adalah wanita karena mereka tidak berterima kasih kepada suami dan
bahwa derajat intelektualitas wanita tidak memadai, sanggup menghormati perempuan. Hadis-hadis macam ini seringkali terulang.
Dalam versi berikut Nabi Muhamad menjelaskan alasannya mengapa wanita dianggap rendah dalam segi intelektualitas.
[Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 301]
Dikisahkan Abu Said Al-Khudri:
Begitu Rasulullah keluar dari musolah Idul Adha atau Idul Fitri ia mengatakan: “Hai Wanita ! Berikanlah zakat, karena saya meilhat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”
Mereka bertanya “Mengapa demikian hai Rasulullah ?”
Ia menjawab, “Kalian sering mengutuk dan lebih rendah derajat intelektualitas dan agama. Lelaki baik-baik bahkan kalian bawa ke jalan tidak benar.” Para wanita bertanya, “Hai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan rendah derajat intelektualitas dan agama ?”
Ia balik bertanya “Bukankah kesaksian DUA wanita sama dengan kesaksian SATU lelaki ? Mereka menjawab ya.
Rasulullah kemudian mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendahnya derajat wanita dalam intelektualitas. Bukankah benar bahwa wanita tidak dapat solat ataupun berpuasa kalau sedang datang bulan ?“
Mereka menjawab ya.
Rasulullah mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendah derajat dalam intelektualitas dan agama.”
Jadi menurut alasan Nabi Allah, perempuan rendah derajat dalam intelektualitas karena kesaksian dua wanita sederajat dengan kesaksian seseorang lelaki. Saking rendahnya derajat perempuan ini sampai mereka dilarang puasa atau solat kalau lagi datang bulan. Tidak jelas apa yang dimaksudkan Muhamad dengan rendah derajat dalam urusan agama. Mungkin bahwa wanita kurang berkembang secara spiritual. Alasan-alasan inilah–yang memang umum dikalangan Arab– diterapkan Muhamad dalam buku sucinya.
Tetapi lihatlah absurdnya alasan-alasan tersebut di atas. Apa atau siapa yang menentukan kesaksian wanita setengah dari kesaksian lelaki ? Sang Nabi atau tradisi waktu itu ? Bagaimanapun, aturan yang absurd ini bukan bukti kekurangan intelektualitas wanita. Nabi selalu menggunakan alat favoritnya: RASA TAKUT. Allahnya Muhamad bahkan tidak sungkan-sungkan mengirimkan wanita yang tidak patuh kepada suami ke neraka.
[Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 161]
Dikisahkan Abdulah bin Abbas:
Saya juga melihat Api Neraka dan belum pernah melihat hal yang lebih mengerikan. Saya melihat bahwa kebanyakan penduduk Neraka adalah wanita.” Orang kemudian bertanya “Wahai Rasulullah, mengapa demikian?” Rasulullah menjawab “Karena mereka tidak tahu terima kasih.” Apakah mereka tidak berterima kasih kepada Allah? Rasulullah menjawab “Mereka tidak berterima kasih kepada suami dan kepada tindakan baik suami … Jika lelaki bermurah hati kepada perempuan selama hidupnya dan wanita melihat sesuatu yang tidak memuaskan dalam lelaki, ia akan mengatakan “Saya belum pernah mendapatkan satupun hal baik darimu.”
Namun tidak ada sepatah kata apapun tentang hukuman yang diterima suami kalau tidak memperlakukan isteri dengan baik. Malah, para suami DIANJURKAN untuk melecehkan isteri mereka lewat perkataan, secara emosi maupun fisik. Ya, inilah tepatnya apa yang dianjurkan Allah:
Surah 4.34:
Lelaki adalah Pemimpin wanita karena Allah menciptakan yang satu lebih tinggi derajatnya dari yang lain dan juga karena mereka (kaum lelaki) menggunakan bagian dari harta mereka; wanita baik adalah mereka yang taat, menjaga aurat sebagaimana Allah menjaganya; dan kalau istri tidak patuh, tegurlah mereka dan tinggalkan mereka sendirian dalam pelaminan dan PUKUL mereka; baru setelah mereka patuh jangan lagi menjauhkan mereka ….”
Surah 2:228 yang mengatakan “lelaki adalah satu derajat diatas wanita.”
Versi Hadis lainnya sehubungan dengan derajat wanita:
[Sahih Muslim, Buku 004, Nomor 1926]
Jabir bin Abdullah Menceritakan: Saya bersolat dengan Rasulullah pada hari Id. … dan kepada sekelompok perempuan yang ditemuinya ia berceramah dan menegur mereka, dan meminta mereka agar memberikan zakat karena kebanyakan dari mereka adalah bahan bakar Neraka. Seorang wanita bertanya “Mengapa demikian Rasulullah? Ia mengatakan kalian selalu mengomel dan menunjukkan ketidakpuasan terhadap suami. Dan lalu mereka memberikan zakat dengan menyerahkan perhiasan yang mereka kenakan …
Singkatnya, guna meningkatkan pengikut Rasulullah menggunakan taktik menakut-nakuti (scare tactics). Lihatlah bagaiman Allah membandingkan wanita dengan setan.
[Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 301]
Jabir mengisahkan bahwa Muhamad saw melihat seorang wanita dan ia meminta istrinya Zainab yang sedang bekerja, agar mengijinkannya melakukan hubungan seksual dengan Zainab. Muhamad saw kemudian menemui rekan-rekannya dan mengatakan kepada mereka ; WANITA ITU DATANG DAN PERGI DALAM BENTUK SETAN. Jadi kalau kalian melihat wanita, pergilah kepada istri kalian. Dengan cara itulah kalian bisa mengusir nafsu yang membakar dalam hati.
[Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomor 460]
Dikisahkan Abu Huraira:
Rasul Allah mengatakan, “Jika seorang suami memanggil istri ke pelaminan (untuk senggama) dan wanita itu menolak dan mengakibatkan sang suami tidur selagi marah, para malaikat akan mengutuknya sampai keesokan hari.”
[Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3367]
“Abu Huraira Menceritakan Rasulullah sebagai mengatakan: … jika seorang suami memanggil isteri ke pelaminan, dan isterinya tidak menanggapi, selama suaminya tidak senang dengan perempuan itu, IA yang di surga juga akan tidak senang.”
[Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62, Nomor 122]
Dikisahkan Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “jika seorang wanita tidur tidak dipelaminan suami, maka para malaikat akan mengirimkannya kutukan kecuali ia kembali ke suaminya.
[Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62, Nomor 33]
Dikisahkan Usama bin Zaid:
Rasulullah mengatakan “… saya telah meninggalkan lebih banyak sengsara (affliction) terhadap kaum wanita daripada kaum lelaki.”
[Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3466]
Abu Huraira menceritakan Rasulullah berkata: Perempuan seperti tulang rusuk. Jika kau mencoba meluruskannya, kau akan mematahkannya. Jika kau membiarkannya, kau akan tetap mendapat manfaatnya, tetapi ketidaklurusan akan tetap berada didalam (hati) nya.
[Sahih Bukhari, Volume 4 Buku 55, Nomor 623]
Dikisahkan Abu Musa:
Rasulullah mengatakan, “Banyak diantara kalian lelaki mencapai tingkat sempurna, tetapi tidak satupun diantra wanita mencapai tingkat ini kecuali Aisha, isteri Faraoh dan Mariam, puteri Imran. Dan tidak diragukan, superioritas Aisha disbanding dengan wanita lain sesperti membandingkan Tharid dengan hidangan lain (membandingkan daging dengan roti).
[Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 63, Nomor 182]
Dikisahkan Abu Said:
Kami pergi dengan Rasulullah ke sebuah taman bernama Ash-Shaut… Rasul mengatakan, “Duduklah disini,” dan pergilah Rasul kedalam taman tersebut. Seorang wanita dari Bani Jaun menetap di rumah milik Umakima bint An-Num’manm bin Sharahil … Ketika Rasul memasuki rumahnya, ia mengatakan padanya “Relakan dirimu padaku”. Wanita itu menjawab, “Apakah seorang puteri raja bisa memberikan dirinya kepada rakyat biasa ?” Rasul menyentuhnya guna menenangkannya. Wanita itu mengatakan “Saya mencari perlindungan Allah agar jauh darimu”. Rasul mengatakan, “Kamu sudah mendapatkan perlindungan dari Sang Maha Pelindung.”
[Sahih Bukhari, Volume 9, Buku 87, Nomor 163]
Dikisahkan ayah Salim:
Rasulullah mengatakan, “Saya melihat dalam mimpi seorang wanita berkulit hitam dengan rambut tidak tersisir keluar dari Medina dan bersinggah di Mahai’a. Saya mengartikannya sebagai ditularkannya epidemi Medina kepada Mahai’a, yaitu Al-Juhfa.”
Bahkan dalam hal-hal religius, Rasulullah menekankan tingkat rendah wanita:
[Sahih Bukhari 1.778]
Dikisahkan Sahl bin Sa’d:
Mereka yang solat dengan Rasulullah mengikat Izar dileher mereka … dan setelah sujud para wanita diperintahan agar tidak mengangkat kepala sebelum para lelaki kembali pada posisi tegak.
[Sahih Bukhari 2.194]
Dikisahkan Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “Tidak diijinkan bagi wanita yang percaya Allah dan Hari Kiamat untuk mengadakan perjalanan selama satu hari dan satu malam, kecuali dengan sesama Mukhrim.”
Marilah kita mengakhiri tulisan tentang status wanita dalam Islam ini dengan kata-kata
Rasulullah dalam berbagai Hadis:
-Menemukan wanita baik-baik sama dengan menemukan burung gagak putih diantara seratus burung lainnya.
-Adanya macam perbudakan bagi wanita.
-Wanita harus sujud kepada suami.
-Pun jika sang isteri menjilati nanah dari seluruh tubuh suaminya, ia tetap tidak akan sanggup melunasi hutangnya kepada suaminya.
___________________________
___________________________
"Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran Ini"
0 comments:
Post a Comment