Translate

Sang Pedhofilia

MUHAMMAD IS PEDHOFILIANISME


Sahih Muslim Book 008, Number 3311
‘A’isha (Allah berkenan padanya) mengatakan bahwa Rasulullah (saw) menikahi dia ketika dia berusia tujuh tahun, dan dia dibawa ke rumah Nabi sebagai pengantin ketika berusia sembilan tahun, dan boneka2nya ikut bersamanya; dan dia (sang Nabi) mati ketika ‘A’isha berusia delapan belas tahun.

Sunan Abu-Dawud Book 41, Number 4915, also Number 4916 and Number 4917
Dinyatakan Aisha, Ummul Mu’minin:
Sang Rasul Allah menikahiku ketika aku berusia tujuh atau enam tahun. Ketika kami tiba di Medina, beberapa wanita datang, menurut versi Bishr:Umm Ruman datang padaku ketika saya sedang bermain ayunan. Mereka memandangku, mempersiapkanku, dan mendandaniku. Kemudian aku dibawa ke Rasul Allah, dan ia hidup bersamaku sebagai suami istri ketika aku berusia sembilan tahun. Ia (Umm Ruman) menghentikanku di pintu, dan aku meledak tertawa.

Sahih Bukhari Volume 8, Buku 73, Nomer 151
Dinyatakan ‘Aisha:
Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku.
(Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas) 
(Fath-al-Bari halaman 143, Vol.13)

“Aisyah berkata. ” Rasulullah menikahiku saat aku berumur 6 (enam)tahun dan mengumpuliku saat aku berusia 9(sembilan) tahun.”Dia berkata.” Kami dan datang ke Madinah,dan kau sakit panas.1. selama satu bulan,kemudian rambutku telah tumbuh kembali hingga kedua telingaku..Ummu Ruman mendatangiku di saat aku berada di ayunan bersama teman-temanku. Dia berteriak memanggilku, aku pun datang, tak tahu apa yangt diinginkan dariku. Maka dia menghentikanku di depan pintu. maka aku berkata, ” hah hah, hingga nafaskn habis.” Kemudian dia memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang ternyata, di dalamnya banyak kaitm wanita dari anshar. Mereka berkata, “Semoga senantsasa dalam kebaikan penuh barakah dan dikaruniai nasib yang baik.” Maka aku diserahkan kepada mereka, kemudian mereka memandikan kcpalaku dan menghiasiku, tidak pernah aku dikejutkan atas kedatangan seseorang dengan tiba-tiba kecuali saat kedatsngan Rasulullah diwaktu dhuha, kemudian mereka menyerahkanku kepada-nya.” (Mutafaqun ‘alaihi).

Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 64
Dikisahkan oleh ‘Aisha:
Bahwa sang Nabi menikahinya ketika ia berusia enam tahun dan sang Nabi menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun, dan dia terus bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).
Sahih Muslim Buku 008, Nomer 3310:
‘A’isha (Allah berkenan padanya) melaporkan: Rasulullah (saw) menikahiku ketika aku berusia enam tahun, dan aku diterima di rumahnya pada waktu aku berusia sembilan tahun.

Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 88
Dikisahkan oleh ‘Ursa:
Sang Nabi menulis (kontrak kawin) dengan ‘Aisha ketika dia berusia enam tahun dan menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun dan dia tinggal bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).

Sahih Bukhari 5.234
Dikisahkan oleh Aisha:
Sang Nabi bertunangan denganku ketika aku masih seorang gadis kecil berusia enam (tahun). Kami pergi ke Medina dan tinggal di rumah Bani-al-Harith bin Khazraj. Lalu aku sakit dan rambutku rontok. Tak lama kemudian rambutku tumbuh (lagi) dan ibuku, Um Ruman, datang padaku ketika aku bermain ayunan bersama beberapa dari kawan perempuanku. Ibu memanggilku, aku pergi menghadapnya, tidak tahu apa yang dia inginkan dariku. Ibu memegang tanganku dan membawaku berdiri di depan pintu rumah. Aku tak bisa bernafas, dan ketika aku bisa bernafas lagi, dia (Ibu) mengambil air dan membilas wajah dan kepalaku. Lalu dia membawaku masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah kulihat wanita2 Ansari yang berkata, “Salam sejahtera dan Berkat Allah dan semoga selamat.” Lalu dia (Ibu) menyerahkanku kepada mereka dan mereka mempersiapkanku (untuk perkawinan). Secara tak terduga, Rasul Allah datang padaku di pagi hari dan ibuku menyerahkanku kepadanya, dan pada saat itu aku adalah seorang gadis berusia sembilan tahun.

Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 90
Dinyatakan Aisha:
Ketika sang Nabi menikahiku, ibu datang padaku dan membawaku ke dalam rumah (sang Nabi) dan TIDAK ADA YANG LEBIH MENGAGETKANKU SELAIN KEDATANGAN SANG NABI ALLAH PADAKU DI PAGI HARI.

 (http://id.wikipedia.org/wiki/Pedofilia
Sebagai diagnosa medis, pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia.[1][2][3][4] Kata pedofilia berasal dari bahasa Yunani: paidophilia (παιδοφιλια)—pais (παις, "anak-anak") dan philia (φιλια, "cinta yang bersahabat" atau "persahabatan",[5] meskipun ini arti harfiah telah diubah terhadap daya tarik seksual pada zaman modern, berdasarkan gelar "cinta anak" atau "kekasih anak," oleh pedofil yang menggunakan simbol dan kode untuk mengidentifikasi preferensi mereka.[6][7] Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal.[8] Istilah ini memiliki berbagai definisi seperti yang ditemukan dalam psikiatri, psikologi, bahasa setempat, dan penegakan hukum.
Inilah ciri" seorang pedhofilian
_______________

DAN BUKTI BUKTI DALAM AHADIST
 Sahih Muslim, buku 008, no.3310:
Aisha (ra) melaporkan: Rasul Allah (saw) mengawini saya ketika saya berumur 6 tahun, dan saya masuk ke rumahnya saat saya berumur 9 tahun.

Sahih Bukhari, vol.7, buku 62, no.64:
Diriwayatkan Aisha: bahwa Nabi mengawininya ketika ia berumur 6 tahun dan ia (Muhammad) menggenapkan nikahnya tatkala ia berumur 9 tahun, lalu tinggal bersama-sama dengannya untuk 9 tahun (yaitu, hingga wafatnya).

Sahih Bukhari, vol.7, buku 62, no.65:
Diriwayatkan Aisha: bahwa Nabi mengawininya ketika ia berumur 6 tahun dan ia (Muhammad) menggenapkan nikahnya tatkala ia berumur 9 tahun. Hisham berkata: Saya telah diberitahu bahwa Aisha tinggal bersama-sama dengan Nabi selama 9 tahun (yaitu, hingga wafatnya). Apa yang engkau ketahui tentang Quran (hafal)’

Sahih Bukhari, vol.7, buku 62, no 88:
Diriwayatkan ‘Ursa: Nabi menuliskan (kontrak perkawinan) dengan Aisha tatkala ia berumur 6 tahun dan menggenapi nikahnya dengan dia ketika ia berusia 9 tahun dan ia tinggal bersama dengan beliau selama 9 tahun (sampai ajalnya).
Sebagian Muslim berkata bahwa Abu Bakr-lah yang mendekati Muhammad dan meminta beliau untuk menikahi puterinya. Tentu ini tidak betul.

Sahih Bukhari 7.18:
Diriwayatkan ‘Ursa: Nabi meminta kepada Abu Bakr untuk menikahi Aisha. Abu Bakr berkata, “Tetapi sayakan saudaramu”. Nabi berkata, “ Engkau memang saudaraku dalam agama Allah dan Kitab-Nya, tetapi dia (Aisha) dibolehkan oleh hukum untuk kunikahi”.

Bangsa Arab adalah primitif. Namun mereka mempunyai kode etik yang mereka junjung tinggi. Misalnya, sekalipun mereka katakanlah berperang sepanjang tahun, namun pada bulan-bulan suci tertentu mereka meniadakan permusuhan.
Mereka juga menganggap Mekah sebagai kota suci dan tidak melakukan perang terhadap kota tersebut.
Istri dari anak angkat juga dianggap sebagai menantu perempuan yang tidak boleh dinikahi. 
Juga merupakan istiadat bahwa teman-teman dekat membuat persekutuan persaudaraan dan ini mengikat sesama mereka sebagai saudara sungguhan. Namun Sang Nabi menyingkirkan setiap aturan ini manakala aturan tersebut menghalangi minat dan kepentingan-kepentingannya.
Abu Bakr dan Muhammad telah bersumpah satu terhadap lainnya sebagai saudara. 
Jadi sesuai dengan adat mereka, Aisha adalah keponakan Muhammad. 
Namun hal ini tidak menghentikan dia untuk melamar kepada ayah dari anak gadis itu, bahkan ketika anak tersebut masih berumur 6 tahun!
Jeleknya, Nabi yang bermoral ganda itu memakai alasan yang sama untuk menolak seorang perempuan yang tidak disukainya,

Sahih Bukhari V7, B62, N37:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Dikatakan kepada Nabi, “Apakah engkau tidak mau menikahi puteri Hamza?” Ia berkata, “Dia itu keponakan angkatku (puteri sesama saudara)”.
Hamza adalah paman (separuh paman) dari Muhammad. Dalam Islam, menikahi keponakan pertama diperbolehkan. Muhammad menolak menikahi anak perempuan Hamza bukan atas dasar bahwa Hamza adalah pamannya, melainkan dengan alasan bahwa Hamza adalah saudara angkatnya. Abu Bakr juga adalah saudara angkat dari Muhammad.
Jadi apanya yang berbeda? Bedanya bukan pada alasan mulut Nabi, tetapi karena Aisha adalah gadis kecil manis sedangkan puteri Hamza lebih tua dan kalah cantik.
Moral-ganda dari Muhammad lebih jauh menjadi bukti nyata lanjutan dari hadis ini,
Diriwayatkan Aisha, Ummul Mu’minin:
Nabi (saw) berkata: Apa yang diharamkan oleh alasan hubungan darah adalah juga diharamkan oleh alasan hubungan (persaudaraan) angkat.
Dalam Hadis berikut, Nabi yang mengangkat dirinya sendiri telah mengaku kepada Aisha, bahwa ia telah memimpikan dirinya (Aisha),

Sahih Bukhari 9.140:
Diriwayatkan Aisha: Rasul Allah berkata kepadaku, “Engkau telah diperlihatkan kepadaku dua kali (dalam mimpiku) sebelum aku menikahimu. Aku melihat seorang malaikat membawamu dalam sepotong kain sutera, dan aku berkata kepadanya,”Singkapkan (dia)”, dan benar itu adalah engkau. Aku berkata (pada diriku), “Bila ini dari Allah, maka hal itu harus terjadi.
Apakah Muhammad betul-betul bermimpi demikian ataukah ia berbohong, itu bukanlah hal yang mau dipersoalkan disini. Mimpi hanyalah ungkapan-ungkapan dari bawah sadar kita sendiri dan bukan pesan-pesan dari alam dunia roh. Ini menunjukkan bahwa Aisha pasti masih dalam keadaan bayi yang diusung oleh malaikat pada saat Muhammad telah menggairahi dirinya.
Ada banyak Hadis yang secara eksplisit mengungkapkan umur Aisha pada waktu nikahnya.

Sahih Bukhari 5.236.
Diriwayatkan oleh ayah Hisham:
Khadijah wafat 3 tahun sebelum Nabi hijrah ke Medina. Ia (Muhammad) tinggal disana sekira 2 tahunan lalu menikahi Aisha gadis yang berumur 6 tahun, dan beliau berhubungan (suami-istri) ketika ia berumur 9 tahun.

Sahih Bukhari 5.234.
Diriwayatkan Aisha:
Nabi melamar saya ketika saya berumur 6 (tahun). Kami pergi ke Medina dan tinggal dirumahnya Bani-al-Harith bin Khazraj. Kemudian saya sakit dan rambutku rontok. Kemudian rambutku tumbuh (kembali) dan ibuku, Um Ruman, datang menghampiriku ketika saya sedang bermain ayunan dengan beberapa teman-teman puteriku. Dia (ibu) memanggilku dan saya datang kepadanya, tanpa tahu apa yang hendak dilakukannya terhadapku. Dia menarik tanganku dan menempatkan diriku dipintu rumah. Nafasku terengah-engah jadinya, dan ketika nafas kembali biasa, ia mengambil air dan menyekakan muka dan kepalaku. Kemudian ia membawa saya masuk ke rumah. Disitu saya melihat beberapa perempuan Ansari yang berkata, “Selamat dan berkat Allah”. Maka iapun menyerahkan saya kepada mereka dan merekapun mempersiapkan saya (untuk menikah). Diluar sangkaan, Rasul Allah datang kepada saya pada siangnya lalu ibuku menyerahkan saya kepadanya, dan saat itu aku adalah gadis dengan umur 9 tahun.
Sunan Abu Dawud, Buku 41, Nomor 4915, juga No.4916 dan 4917

Diriwayatkan Aisha, Ummul Mu’minin:
Rasul Allah (saw) menikahi saya tatkala saya berumur 7 atau 6. Ketika kami sampai di Medina, beberapa perempuan datang. (versi Bishr: Umm Ruman datang kepada saya ketika saya sedang main ayunan.
Mereka mengambil saya, mempersiapkan saya dan menghiasi saya. Lalu saya dibawa kepada Rasul Allah (saw), dan dia menyetubuhi saya ketika saya berumur 9. Dia menghentikan saya di pintu, dan saya tertawa terbahak.
Dalam Hadis diatas kita membaca bahwa Aisha sedang bermain ayunan, ketika ia hendak dibawa ke rumah Muhammad, yang mana membuktikan tidak adanya kesalahan bahwa ia betul masih seorang anak kecil.
Aisha begitu kecil sehingga ia tidak mempunyai pengetahuan tentang perkawinan dan seks ketika Muhammad menghampirinya secara mengagetkan.

Sahih Bukhari, vol.7, buku 62, no. 90
Diriwayatkan oleh Aisha:
“Ketika Nabi menikahi saya, ibu saya datang pada saya dan membawa saya masuk ke rumah (rumah Sang Nabi) dan tidak suatupun yang mengagetkan saya kecuali datangnya Rasul Allah menghampiri saya di pagi hari. Ini pastilah suatu hal yang sangat mengagetkan!”
Hadis berikut ini mendemonstrasikan bahwa ia hanyalah seorang anak kecil yang sedang bermain dengan boneka-bonekanya.
Perhatikan apa yang ditulis oleh penafsir dalam tanda kurung (ia adalah gadis kecil, belum mencapai umur pubertas).

Sahih Bukhari, vol.8, buku 73, no. 151
Diriwayatkan oleh Aisha:
“Saya biasa bermain dengan boneka-boneka di tengah kehadiran Nabi, dan gadis-gadis temanku juga biasa bermain dengan saya.
Ketika Rasul Allah masuk seperti biasanya (tempat tinggal saya), mereka (teman-teman saya) biasanya menyembunyikan diri mereka, namun Nabi memanggil mereka untuk bergabung dan bermain dengan saya.
(Bermain dengan boneka-boneka dan barang-barang yang sejenis adalah terlarang, tetapi itu diizinkan untuk Aisha pada waktu itu, karena ia masih seorang gadis kecil, 
belum mencapai umur pubertas). 
(Fateh-al-Bari hlm 143, vol.13)

Sahih Muslim, buku 008, no. 3311
“Aisha (ra) melaporkan bahwa Rasul Allah (saw) mengawininya ketika ia berumur 7 tahun, dan ia dibawa ke rumahnya sebagai mempelai wanita ketika ia berumur 9 tahun, dan boneka-bonekanya menyertainya; dan ketika beliau (Nabi Suci) meninggal, ia (Aisha) berumur 18 tahun.”

Sahih Bukhari, vol.8, buku 73, no. 33
Diriwayatkan Aisha:
“Saya belum pernah begitu cemburu terhadap perempuan seperti halnya terhadap Khadijah, sekalipun ia sudah meninggal 3 tahun sebelum Nabi menikahi saya, dan ini disebabkan karena saya terlalu sering mendengar dia menyebut-nyebut dirinya, dan karena Tuhannya telah memerintahkan dia untuk menyampaikan kabar baik kepadanya sehingga ia mendapat tempat di Firdaus, yang terbuat dari Qasab, dan karena ia (Muhammad) sering memotong domba dan membagikan dagingnya diantara teman-temannya (Khadijah).

* Para Wanita Yaman mengangkat Quran dan Spanduk berbahasa Arab bertuliskan, “Ya terhadap HAM Wanita Muslim”, sebagaimana Protes mereka di luar gedung Parlemen Sana’a, Minggu 21 Maret 2010. Beberapa Pemimpin Muslim paling berpengaruh di Yaman, termasuk satu U.S. yang dimentor oleh Osama Bin Laden , telah menyatakan pendukung larangan pengantin anak kecil yang akan murtad. Keputusan agama, yang diterbitkan hari Minggu, sangat membahayakan upaya untuk menyelamatkan undang-undang yang akan membuatnya ilegal bagi mereka yang berusia di bawah usia 17 untuk menikah.
Khadijah meninggal bulan Desember 619 M, 2 tahun sebelum Hijrah. Tatkala itu Muhammad berumur 51 tahun. Kemudian Muhammad mengawini Aisha dan membawanya ke ranjang 3 tahun sesudahnya.
________________________________________
Sahih Bukhari, vol.5, buku 58, no.245
Diriwayatkan Aisha:
(Istri Nabi) saya tak pernah ingat orang-tuaku ada percaya pada agama manapun kecuali agama yang benar (yaitu Islam).
Jadi jikalau Aisha berumur lebih tua, maka dia pasti akan ingat agama dari orangtuanya sebelum mereka menjadi Muslim.
Sekarang orang masih akan mengklaim bahwa semua Hadis ini adalah bohong. Muslim bebas mengatakan apapun yang mereka inginkan. Tetapi kebenaran adalah jelas ibarat matahari bagi mereka yang mempunyai mata untuk melihatnya.
Apa perlunya begitu banyak Muslim-taat yang justru mengarang banyak Hadis palsu tentang umur Aisha, demi membuat Nabi mereka tampak seperti pedofil?

Mayoritas Muslim setuju bahwa Aisha hanya berumur 9 tahun, ketika Muhammad menikahinya. Dan merekapun mengizinkan pernikahan anak-anaknya (yang masih dibawah umur) berlaku dalam hukum-hukum mereka. Kebanyakan situs-situs Islam tidak mampu membuat apologi (pembelaan) terhadap umur Aisha yang begitu muda saat ia menikah, melainkan menuduh para modernis-lah yang memakai moralitas Barat untuk menyesatkan dan mengingkari kebenaran.
Situs Islamonline.com menerangkan: “Perlu diperhatikan bahwa di daerah yang berhawa panas, maka adalah normal bagi seorang gadis cilik mendapatkan kedewasaannya pada umur yang masih sangat muda.” Lalu membenarkan bahwa pernikahan Muhammad adalah untuk mempererat persekutuan politik dengan orangtua gadis beserta suku-suku nya. Ini adalah nonsense yang membodohi.
Bukankah Muhammad menikahi Safiyah setelah ia memenggal kepala ayah Safiyah, menyiksa hingga mati suaminya (Kinana) dan membantai seluruh sukunya?
Bukankah Muhammad menikahi Juwariyah setelah menyerang orang-orangnya, membunuh secara massal para lelakinya, dan merampok kekayaan mereka dan mengambil perempuan-perempuan serta anak-anak sebagai budak?
Bukankah dia juga mengambil Rayhana, gadis Yahudi umur 15 tahun dari bani Quraiza setelah membantai semua laki-laki termasuk anak-anak laki-laki yang telah mencapai pubertas? Jadi dengan siapakah Muhammad hendak membuat persekutuan?
Alangkah memalukan alasan ini untuk membenarkan sebuah perang kriminal. Apa yang telah dilakukan Muhammad adalah memuakkan, namun sama memuakkan pula ketika Muslim apologis mencoba membenarkan dirinya dari kejahatan dengan alasan-alasan yang tidak tahu malu.
Akan halnya Aisha, ia adalah putri dari Abu Bakar yang adalah sahabat dan pendukung utama Muhammad. Jelas Muhammad tidak membutuhkan untuk berhubungan seks dengan anak gadis si tolol (Abu Bakar) itu untuk memajukan persahabatan mereka. [Dan bagaimana dengan Zaynab? Istri anak angkatnya Zayd, yang sesudah keduanya dikawinkan, malah dijadikan istri bagi dirinya sendiri? Mempersekutukan siapa dengan siapa, atau justru sebaliknya?].

Dan kalau muhammad adalah teladan yang terbaik .mengapa banyak celaan bagi mereka yg menikahi gadis dibawah umur ?? 
Bukannya itu teladan yang diajarkan oleh nabi mereka ?? 
Apakah sekarang standart kebaikan muslim jauh lebih baik daripada nabi mereka sendiri ???

___________________________
___________________________
 "Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran Ini"

0 comments: