Translate

Laut Dan Dinding Pemisah?

ADAKAH BATAS PEMISAH DIANTARA DUA PERAIRAN??

Ada sebuah cocologi yang mencocok-cocokan ayat dalam Al-Furqan 53 dan Ar-Rahman 19-20 dengan sebuah fenomena di antara Sungai Nil dengan Laut Merah seperti yang tampak pada gambar di atas. 
Ayat Al-Furqan berbunyi, “Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. 
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus”, 
sementara ayat Ar-Rahman berbunyi 
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” 
Bahkan ada yang mengklaim bahwa konon seorang ilmuwan menjadi mualaf karena Al-Quran sudah menjelaskan fenomena tersebut sementara ia masih menelitinya. 

Cocologi serupa juga diterapkan untuk tempat lain, seperti di Selat Gibraltar.
Sayangnya ada fakta sains (entah diabaikan atau memang tidak tahu) 
yang akan meruntuhkan cocologi ini.
Pada kenyataanya melalui penelitian, air laut yang asin dan air sungai yang tawar itu bercampur dan daerah pencampuran ini disebut ‘estuary’. Jika laut, salinitasnya 35, sementara air tawar tingkat salinitasnya 0,5. Tapi di daerah estuary itu selalu antara dua angka tersebut. 
Selain itu, di foto tersebut estuary sungai Nil tidak membentuk batasan yang permanen dengan Laut Merah, tetapi hanya merupakan perbedaan tingkat salinitas yang sementara dan air laut beserta garamnya bercampur dengan air tawar yang mengalir dari Nil secara perlahan-lahan.
Maka ayatnya menjadi salah, dan cocologinya patut ditolak.
Untuk mempelajari lebih lajut tentang lingkungan estuary bisa 
disimak tautan berikut:

Wong sudah dibilangin ..
Para muslim bilang ini adalah keajaiban karena Muhammad, jika tidak terilhami Tuhan, tidak mungkin tahu tentang dua laut yang tidak menyatu.
Lagi, dasar pikirannya salah. Pertama, siapapun yang pergi kelaut dan mengamati air tawar yg membawa sedimen mengalir ke air laut yg asin dapat melihat bahwa keduanya tidak langsung menyatu. Malah ini menjadi pemandangan yang menakjubkan dan bagi orang yg pertama kali melihatnya dia pasti takjub dan menceritakan pada orang lain yg belum pernah melihat laut dgn penuh ketakjuban. Fenomena ini sampai sekarang masih bisa diamati. Para pelaut memperhatikan daya apung perahu mereka dilaut lebih besar daripada ketika mereka disungai dan air tawar. 
Air yg mempunyai kepadatan, kadar garam dan suhu berbeda tidak akan langsung bercampur, tapi pada akhirnya akan bercampur juga. Tapi Muhammad menyatakan bahwa ada penghalang tidak kelihatan diantara keduanya dan penghalang yg terlarang utk dilewati. 
Ini tentu saja tidak benar. Muhammad mestilah mendengar fenomena seperti ini tapi pengetahuan yang dia dengar tidak lengkap dan dia memperkirakan bahwa air ini tidak pernah bercampur. 
Itu sebabnya dia bicara tentang batas diantara lautan. 
Tidak ada batas air antara dua lautan dan semua air pada akhirnya bisa bercampur.

Ayat ini (Al-Furqan 53 dan Ar-Rahman 19-20 ) 
menunjukkan kebodohan Muhammad dan bukan mukjijat sama sekali.

0 comments: