KARMA SANG PENDUSTA
“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya, Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya”
(Qs Al Haaqqah 69:44-46)
Tafsir Jalalayn on Qur’an 69:44-46
Dan jika ia, yaitu Nabi, menyampaikan kebohongan menentang Kami (Allah swt), dengan mengkomunikasikan dari Kami apa yang tidak Kami katakan, maka Kami pasti akan menghukumnya, Kami akan melakukan pembalasan [menentangnya], sebagai penghukuman, dengan Tangan Kanan, dengan kekuatan dan kekuasaan Kami, dan Kami akan memotong arteri kehidupannya, yaitu aorta jantungnya, yaitu sebuah urat nadi yang terhubung dengan jantungnya, yang akan memastikan kematian orang itu.
-------------------------
Menurut laporan Sahih Bukhari, Sahih Muslim dan sejumlah periwayat lainnya, dikisahkan bahwa Muhammad diracun oleh seorang perempuan Yahudi:
Sunan Darimi 68:
Telah mengabarkan kepada kami Al Hakam bin Nafi' telah mengabarkan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Az Zuhri ia berkata; Jabir bin Abdullah Radliyallahu'anhu menceritakan; Seorang wanita Yahudi penduduk Khaibar membubuhi racun pada daging kambing panggang dan menghadiahkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi mengambil daging tulang hastanya dan memakannya, dan sebagian sahabatnya juga ikut makan bersamanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kontan berkata kepada mereka: " Angkatlah tangan kalian." Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menangkap wanita Yahudi tadi dan menginterogasi: "Kamu melumuri kambing tadi dengan racun?" Ia menjawab; "Ya, benar. " Si wanita bertanya; "Siapa gerangan yang memberitahukan kepada baginda?" Nabi menjawab: "Yang memberitahuku adalah yang ada di tanganku ini, " – maksudnya tulang sampil – Perempuan itu berkata, "Betul, memang kububuhi racun, " beliau bertanya, " Apa maksudmu melakukan hal itu?" ia menjawab, "Aku hanya ingin membuktikan, jika seorang Nabi niscaya tidak mencelakainya dan jikalau bukan, kami terbebas darinya. " Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memaafkannya dengan tidak menghukumnya, sedang sebagian sahabat lain yang memakan daging kambing tersebut meninggal dunia. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbekam pada bagian atas punggung untuk menghilangkan racun yang dimakannya dari daging kambing tersebut. Beliau dibekam oleh Abu Hind, maula Bani Bayadhah, dengan tanduk dan parang, ia dari Bani Tsumamah yaitu daerah bagian dari kaum Anshar. "
Ibnu Sa’ad, “Kitab al-Tabaqat al-Kabir” v2. p.249:
Rasul Allah dan sahabat-sahabatnya makan daging itu. Daging (kambing) itu berkata: “Aku diracuni.” Dia (Muhammad) berkata kepada para sahabatnya, “Tahan tanganmu! Karena daging ini telah mengatakan padaku bahwa dirinya diracuni!” Mereka lalu membuang daging-daging itu dari tangannya, tapi Bishr Ibn al-Bara mati. Rasulullah meminta dia (wanita Yahudi) dihadapkan kepadanya dan dia bertanya padanya,”Apa yang membuatmu melakukan hal itu?” Dia menjawab, “Aku ingin tahu apakah kau benar-benar seorang nabi, yang jika memang benar maka racun ini tidak akan mengganggumu, dan jika kau ternyata seorang nabi, maka aku akan dapat membebaskan masyarakat dari dirimu. Muhammad mengeluarkan perintah dan dia pun dihukum mati
Ibnu Sa’ad, p.251, 252:
…. Rasulullah menyuruh memanggil Zaynab dan berkata padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?” Dia menjawab, “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah berkata, ‘Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu.’ ”...Rasul Allah hidup sampai tiga tahu setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”
Sahih Bukhari 53:394;
Dikisahkan oleh Abu Huraira: …, Dia bertanya,”Apakah kau telah meracuni sup domba ini?” Mereka menjawab,”Ya.” Dia bertanya,”Mengapa kau lakukan itu?” Mereka menjawab, “Kami ingin tahu jika kau ini pembohong dan kalau kau memang pembohong, kami akan menyingkirkanmu, dan jika kau memang adalah seorang nabi, maka racun itu tidak akan mempan pada dirimu.”
Tabari v 8, p.123, 124:
Ketika Rasul Allah beristirahat dari pekerjaannya, Zaynab binti. al-Harith, istri dari Sallam bin. Mishkam, menyajikan baginya sebuah daging domba bakar. Dia telah bertanya sebelumnya bagian domba manakah yang paling disukai Rasul Allah dan diberitahu bagian kaki depannya. Lalu dia membubuhi bagian itu dengan racun, dan dia juga meracuni bagian lainnya. Setelah itu dia menghidangkan daging itu. Ketika daging itu disajikan di hadapan Rasul Allah, dia mengambil bagian kaki depannya dan mengunyah sebagian kecil, tapi tidak ditelannya. Di sebelah dia terdapat Bishr bin al-Bara bin Marur yang seperti Rasulullah juga mengambil bagian daging itu. Akan tetapi Bishr menelan daging itu ketika sang Rasul Allah memuntahkan daging dan berkata,“Tulang ini memberitahu diriku bahwa ia diracuni.” Dia bertanya,“Apa yang membuatmu melakukan ini?” Wanita itu menjawab,“Bagaimana kau telah memperlakukan masyarakatku sudah nyata di hadapanmu. Jadi aku berkata,“Jika dia memang benar2 nabi, maka dia akan diberitahu; tapi jika dia seorang raja, maka aku akan dapat menyingkirkannya.””. Sang Nabi mengampuninya. Bishr mati karena daging yang dimakannya.
Dari Ibn Sa'd halaman 251, 252: [dari penyampai kisah yang berbeda]
…. Ketika Rasul Allah mengalahkan Khaibar dan dia merasa lapar, Zaynab Bint al-Harith (Bint al-Harith adalah saudara laki Marhab), yang merupakan istri dari Sallam Ibn Mishkam bertanya, “Bagian kambing manakah yang disukai Muhammad?” Mereka berkata,”Kaki depan.” Maka dia pun memotong satu dari kambing2nya dan memasak (dagingnya). Lalu dia membubuhi racun yang sangat kuat … Rasul Allah mengambil kaki depan kambing, dia memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. Bishr mengambil sepotong tulang dan memasukannya ke dalam mulutnya. Ketika Rasul Allah memakan sepotong dagin, Bishr memakan daging kambingnya dan orang2 lain pun makan daging kambing itu. Lalu Rasul Allah berkata,”Tahan tangan2 kalian! Karena kaki depan kambing ini … memberitahuku bahwa ia diracuni. Mendengar itu Bishr berkata,”Demi Dia yang membuatmu besar! Aku ketahui akan hal itu dari daging yang kumakan. Tiada yang mencegahku untuk memuntahkannya, karena aku tidak mau membuat makananmu tampak tidak enak. Ketika kau memakan daging yang tadi ada di mulutmu, aku tidak mau hidup jika kau tidak selamat, dan kukira kau tidak akan memakannya jika memang ada sesuatu yang salah.”
Bishr tidak beranjak dari tempat duduknya tapi warna kulitnya berubah jadi “taylsan” (warna kain hijau) … Rasul Allah menyuruh memanggil Zaynab dan berkata padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?” Dia menjawab, “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah berkata, ‘Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu.’”
Rasul Allah hidup sampai tiga tahu setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”
Tabaqat Ibn Sa'd, halaman 252
Rasul Allah hidup sampai tiga tahun setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”
-----------------------------
Dari Tabari Volume 8, halaman 124: [dari penyampai kisah yang berbeda]
Rasul Allah berkata selama sakitnya yang mengakitkan kematiannya – ibu Bishr datang menjenguknya – “Umm Bishr, pada saat ini aku merasa aorta (urat nadi) ku dirobek akibat makanan yang kumakan bersama putramu di Khaybar.
Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 713:
Dikisahkan oleh Aisha:
Pada waktu sakitnya sebelum dia mati, sang Nabi sering mengatakan, "Wahai Aisha! Aku masih merasa kesakitan karena daging yang kumakan di Khaybar, dan sekarang aku merasa urat nadiku dipotong oleh racun itu."
Dari Siti Aisyah RA, beliau berkata : “Aku tidak pernah melihat seseorang merasa sakit melebihi apa yang dirasakan oleh Rasulullah SAW”
(HR. al Bukhari Muslim)
[Kotak Komentar]
Disini paling tidak ada 10 argumen dimana kami menolak kenabian Muhammad
1. Muhammad mengatakan jika ia adalah seorang nabi palsu maka Allah akan memotong aortanya. Seseorang yang membuat klaim seperti ini biasanya bukanlah nabi Tuhan yang sejati. Nabi sejati tidak akan pernah berkata, “Aku ini adalah nabi Tuhan, sebab jika tidak maka Tuhan akan mengirimkan petir untuk membunuhku.” “Nah, nggak ada petir kan?, itu membuktikan bahwa aku adalah nabi Tuhan yang sejati”. Bukankah Ini argumen yang dipakai Muhammad untuk mendukung kenabiannya?
2. Sura69:44-46 adalah sura Quran yang diturunkan di Mekah, jadi lama sebelum kematian Muhammad. Apakah sebuah koinsiden bahwa apa yang Allah nyatakan kepada Muhammad (atau kemungkinan besar ini bersumber dari Muhammad sendiri) untuk mendukung klaim kenabiannya. Kita meyakini bahwa ini adalah cara Tuhan untuk merendahkan dan menghina Muhammad, yang telah menyampaikan wahyu-wahyu palsu yang bukan berasal dari diriNya. Kami melihat ini adalah penghakiman Ilahi terhadap Muhammad.
3. Saya tidak mau mengatakan bahwa Muhammad itu bodoh. Tapi coba pikirkan sejenak hal ini, Muhammad dan para pengikutnya menyerang Khaibar. Setelah Muhammad dan para pengikutnya membunuh kaum pria dan memperkosa kaum wanita serta menjadikan anak-anak menjadi budak (hal yang selalu dipraktekkan dalam setiap penyerangan yang dilakukan Muslim); maka seorang perempuan Yahudi datang kepada Muhammad . Orang Muslim telah membantai seluruh anggota keluarganya, dan sekarang mereka menerima hadiah makan malam dari perempuan ini, yang ia hantarkan kepada Muhammad dan para sahabatnya. Bukankah ini terdengar aneh, bagaimana Muhammad menerima hadiah ini? “Betapa baiknya engkau, menyediakan makan malam kepada kami setelah kami membantai ayah, suami dan seluruh anggota keluargamu.”
Jika Muhammad tak punya cukup akal sehat, untuk menolak daging kambing yang disediakan oleh perempuan Yahudi ini, mengapa kita harus percaya dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad?
4. Kenyataan bahwa Muslim telah membantai seluruh anggota keluarga dan klan dari perempuan Yahudi ini, perempuan Yahudi ini (Zaynab) masih terbuka pada kemungkinan bahwa Muhammad itu adalah seorang nabi. Jadi ia membubuhi racun pada daging yang ia hidangkan, sebagai test, yaitu: “Jika engkau menolaknya maka engkau adalah nabi Tuhan yang sejati, tapi jika engkau adalah nabi palsu, maka engkau akan mati karena memakannya.” Jadi karena Muhammad mati akibat racun yang dimakannya, maka Muhammad gagal atas test yang dilakukan oleh Zaynab.
5. Sahabat Muhammad, Bisr, tetap memakan daging itu. Mengapa ia tetap memakannya, karena ia percaya kepada Muhammad. Tambahan, bukankah Muhammad itu seorang nabi? Iman Bisr kepada Muhammad menyebabkannya terbunuh. Jadi saya ingin menyampaikan hal ini kepada anda sebagai sebuah prinsip: “Jika aku tak bisa mempercayaimu dengan makan malamku, maka tentu saja aku tak mungkin mempercayaimu untuk keselamatanku”. Jika engkau tak tahu apa yang akan menantimu lewat makanan yang engkau makan, bagaimana engkau bisa tahu apa yang akan menantimu di kehidupan setelah kematian nanti?
6. Ketika Zaynab mengakui bahwa ia sudah meracuni Muhammad, Muhammad mengatakan bahwa Allah tidak akan mengijinkan hal itu terjadi. Tapi, ternyata Allah sendiri mengijinkan hal itu menimpa Muhammad. Jadi, jika Muhammad mengatakan hal yang salah tentang Allah dalam hal ini, mengapa saya harus percaya akan hal lain yang ia katakan tentang Allah?
7. Muhammad mengatakan bahwa daging kambing yan ia makan berbicara kepadanya bahwa ia sudah diracuni. Jadi disini Muhammad mengklaim bahwa ia telah mendapatkan wahyu khusus karena ia adalah seorang nabi. Disini ada 2 pertanyaan:
Mengapa daging itu tidak menyampaikan hal itu 5 menit sebelumnya kepada Muhammad, sehingga nyawa Muhammad dan Bisr bisa terselamatkan?
Mengapa Muhammad harus membutuhkan wahyu dulu sementara ia sendiri dapat merasakan dengan lidahnya bahwa daging itu sudah diracuni?
Bukankah hal ini sesungguhnya membuktikan bahwa Muhammad sama sekali tak menerima wahyu? Bukankah seharusnya Muhammad tidak mengatakan bahwa ia telah menerima wahyu, dan ‘aku adalah seorang nabi’; sebaliknya ia cukup berkata, “setelah mengecapnya, aku tahu bahwa daging ini sudah diracuni” ?
Bukannya berkata,”Jangan makan daging itu, sebab daging itu sudah dibubuhi racun!”, sebaliknya Muhammad berkata,”Daging ini berkata kepaku...”, “Aku adalah seorang nabi”. Sangat jelas bahwa yang dikatakan Muhammad adalah sebuah kebohongan.
8. Coba pikirkan mengenai keadilan disini. Keadilan di sini tampaknya terlalu bersifat puitis, dan mustahil bahwa ini adalah sebuah koinsiden. Muhammad, lebih dari semua orang yang pernah hidup dalam sejarah, terlalu sering memprovokasikan kebencian terhadap orang Yahudi. Lebih dari semua orang yang pernah hidup dalam sejarah, Muhammad melakukan penindasan terhadap kaum wanita. Muhammad mengatakan kepada para pengikutnya bahwa perempuan itu bodoh, tapi ternyata justru Muhammad tewas di tangan seorang perempuan Yahudi. Disini kita lihat bagaimana Allah tidak hanya membunuh Muhammad dengan memotong aortanya, tapi Allah lebih jauh lagi merendahkan dan menghina Muhammad dengan membiarkannya tewas di tangan seorang perempuan Yahudi, dengan cara memotong aortanya karena Muhammad menyebabkan kematian para kekasih dan komunitas dari perempuan Yahudi ini.
9. Berdasarkan Quran, ketika orang Yahudi berusaha membunuh Yesus, maka Allah melakukan intervensi dengan cara mengangkat Yesus dengan selamat ke surga. Allah tak membiarkan seorang pun dari orang Yahudi itu meraih kemenangan dengan membunuh Yesus. Tapi ketika ada sekelompok orang Yahudi ingin membunuh Muhammad, apa yang terjadi? Allah hanya diam saja menyaksikan nabiNya diracuni dan akhirnya tewas oleh seorang perempuan Yahudi. Allah tidak melakukan apapun untuk menyelamatkan nabiNya dan membiarkan nabiNya itu mengalami kematian yang begitu memalukan di tangan seorang perempuan Yahudi. Bukankah ini aneh, bahwa Allah tak melakukan apapun untuk menyelamatkan nabiNya? Mengapa Allah hanya peduli dengan keselamatan Yesus, tapi masa bodoh dengan keselamatan nabi kesayanganNya, Muhammad?
10. Keinginan dan harapan terbesar Muhammad adalah untuk mati di medan peperangan.
Sahih Bukhari 2797, “Nabi berkata, Oleh karena Dia yang menggenggam jiwaku dengan tangan kananNya, aku lebih suka untuk menjadi martir di jalan Allah, kemudian dibangkitkan dan menjadi martir kembali, kemudian dibangkitkan dan menjadi martir kembali, dan kemudian dibangkitkan dan menjadi martir kembali.”
Kita tahu bahwa biasanya ketika Muhammad menginginkan sesuatu, maka Allah akan memberinya wahyu yang khusus. Ketika Muhammad ingin berhubungan seks dengan Aisha, maka Allah akan memberikan wahyu kepadanya. Muhammad ingin isteri lebih dari 4, maka Allah memberinya wahyu khusus. Muhammad ingin menikahi isteri anak angkatnya (Zaynab bin Jash), maka Allah memberinya wahyu khusus. Allah selalu menjawab keinginan dan mimpi-mimpi Muhammad sehingga semuanya itu dapat menjadi kenyataan.
Keinginan terbesar Muhammad adalah untuk mati di medan peperangan. Tapi bukannya membiarkan Muhammad mati di medan peperangan saat memerangi Yahudi atau musuh-musuh Allah, sebaliknya Allah membiarkannya mati dengan cara yang begitu memalukan, yaitu mati di tangan seorang perempuan Yahudi. Mati karena makan daging kambing.
Setelah menanti selama 2 tahun, ternyata Allah tidak memberikan apa yang paling diinginkan Muhammad, yaitu mati dalam jihad.
Astajimm...... .
___________________________
“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya, Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya”
(Qs Al Haaqqah 69:44-46)
Tafsir Jalalayn on Qur’an 69:44-46
Dan jika ia, yaitu Nabi, menyampaikan kebohongan menentang Kami (Allah swt), dengan mengkomunikasikan dari Kami apa yang tidak Kami katakan, maka Kami pasti akan menghukumnya, Kami akan melakukan pembalasan [menentangnya], sebagai penghukuman, dengan Tangan Kanan, dengan kekuatan dan kekuasaan Kami, dan Kami akan memotong arteri kehidupannya, yaitu aorta jantungnya, yaitu sebuah urat nadi yang terhubung dengan jantungnya, yang akan memastikan kematian orang itu.
-------------------------
Menurut laporan Sahih Bukhari, Sahih Muslim dan sejumlah periwayat lainnya, dikisahkan bahwa Muhammad diracun oleh seorang perempuan Yahudi:
Sunan Darimi 68:
Telah mengabarkan kepada kami Al Hakam bin Nafi' telah mengabarkan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Az Zuhri ia berkata; Jabir bin Abdullah Radliyallahu'anhu menceritakan; Seorang wanita Yahudi penduduk Khaibar membubuhi racun pada daging kambing panggang dan menghadiahkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi mengambil daging tulang hastanya dan memakannya, dan sebagian sahabatnya juga ikut makan bersamanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kontan berkata kepada mereka: " Angkatlah tangan kalian." Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menangkap wanita Yahudi tadi dan menginterogasi: "Kamu melumuri kambing tadi dengan racun?" Ia menjawab; "Ya, benar. " Si wanita bertanya; "Siapa gerangan yang memberitahukan kepada baginda?" Nabi menjawab: "Yang memberitahuku adalah yang ada di tanganku ini, " – maksudnya tulang sampil – Perempuan itu berkata, "Betul, memang kububuhi racun, " beliau bertanya, " Apa maksudmu melakukan hal itu?" ia menjawab, "Aku hanya ingin membuktikan, jika seorang Nabi niscaya tidak mencelakainya dan jikalau bukan, kami terbebas darinya. " Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memaafkannya dengan tidak menghukumnya, sedang sebagian sahabat lain yang memakan daging kambing tersebut meninggal dunia. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbekam pada bagian atas punggung untuk menghilangkan racun yang dimakannya dari daging kambing tersebut. Beliau dibekam oleh Abu Hind, maula Bani Bayadhah, dengan tanduk dan parang, ia dari Bani Tsumamah yaitu daerah bagian dari kaum Anshar. "
Ibnu Sa’ad, “Kitab al-Tabaqat al-Kabir” v2. p.249:
Rasul Allah dan sahabat-sahabatnya makan daging itu. Daging (kambing) itu berkata: “Aku diracuni.” Dia (Muhammad) berkata kepada para sahabatnya, “Tahan tanganmu! Karena daging ini telah mengatakan padaku bahwa dirinya diracuni!” Mereka lalu membuang daging-daging itu dari tangannya, tapi Bishr Ibn al-Bara mati. Rasulullah meminta dia (wanita Yahudi) dihadapkan kepadanya dan dia bertanya padanya,”Apa yang membuatmu melakukan hal itu?” Dia menjawab, “Aku ingin tahu apakah kau benar-benar seorang nabi, yang jika memang benar maka racun ini tidak akan mengganggumu, dan jika kau ternyata seorang nabi, maka aku akan dapat membebaskan masyarakat dari dirimu. Muhammad mengeluarkan perintah dan dia pun dihukum mati
Ibnu Sa’ad, p.251, 252:
…. Rasulullah menyuruh memanggil Zaynab dan berkata padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?” Dia menjawab, “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah berkata, ‘Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu.’ ”...Rasul Allah hidup sampai tiga tahu setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”
Sahih Bukhari 53:394;
Dikisahkan oleh Abu Huraira: …, Dia bertanya,”Apakah kau telah meracuni sup domba ini?” Mereka menjawab,”Ya.” Dia bertanya,”Mengapa kau lakukan itu?” Mereka menjawab, “Kami ingin tahu jika kau ini pembohong dan kalau kau memang pembohong, kami akan menyingkirkanmu, dan jika kau memang adalah seorang nabi, maka racun itu tidak akan mempan pada dirimu.”
Tabari v 8, p.123, 124:
Ketika Rasul Allah beristirahat dari pekerjaannya, Zaynab binti. al-Harith, istri dari Sallam bin. Mishkam, menyajikan baginya sebuah daging domba bakar. Dia telah bertanya sebelumnya bagian domba manakah yang paling disukai Rasul Allah dan diberitahu bagian kaki depannya. Lalu dia membubuhi bagian itu dengan racun, dan dia juga meracuni bagian lainnya. Setelah itu dia menghidangkan daging itu. Ketika daging itu disajikan di hadapan Rasul Allah, dia mengambil bagian kaki depannya dan mengunyah sebagian kecil, tapi tidak ditelannya. Di sebelah dia terdapat Bishr bin al-Bara bin Marur yang seperti Rasulullah juga mengambil bagian daging itu. Akan tetapi Bishr menelan daging itu ketika sang Rasul Allah memuntahkan daging dan berkata,“Tulang ini memberitahu diriku bahwa ia diracuni.” Dia bertanya,“Apa yang membuatmu melakukan ini?” Wanita itu menjawab,“Bagaimana kau telah memperlakukan masyarakatku sudah nyata di hadapanmu. Jadi aku berkata,“Jika dia memang benar2 nabi, maka dia akan diberitahu; tapi jika dia seorang raja, maka aku akan dapat menyingkirkannya.””. Sang Nabi mengampuninya. Bishr mati karena daging yang dimakannya.
Dari Ibn Sa'd halaman 251, 252: [dari penyampai kisah yang berbeda]
…. Ketika Rasul Allah mengalahkan Khaibar dan dia merasa lapar, Zaynab Bint al-Harith (Bint al-Harith adalah saudara laki Marhab), yang merupakan istri dari Sallam Ibn Mishkam bertanya, “Bagian kambing manakah yang disukai Muhammad?” Mereka berkata,”Kaki depan.” Maka dia pun memotong satu dari kambing2nya dan memasak (dagingnya). Lalu dia membubuhi racun yang sangat kuat … Rasul Allah mengambil kaki depan kambing, dia memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. Bishr mengambil sepotong tulang dan memasukannya ke dalam mulutnya. Ketika Rasul Allah memakan sepotong dagin, Bishr memakan daging kambingnya dan orang2 lain pun makan daging kambing itu. Lalu Rasul Allah berkata,”Tahan tangan2 kalian! Karena kaki depan kambing ini … memberitahuku bahwa ia diracuni. Mendengar itu Bishr berkata,”Demi Dia yang membuatmu besar! Aku ketahui akan hal itu dari daging yang kumakan. Tiada yang mencegahku untuk memuntahkannya, karena aku tidak mau membuat makananmu tampak tidak enak. Ketika kau memakan daging yang tadi ada di mulutmu, aku tidak mau hidup jika kau tidak selamat, dan kukira kau tidak akan memakannya jika memang ada sesuatu yang salah.”
Bishr tidak beranjak dari tempat duduknya tapi warna kulitnya berubah jadi “taylsan” (warna kain hijau) … Rasul Allah menyuruh memanggil Zaynab dan berkata padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?” Dia menjawab, “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah berkata, ‘Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu.’”
Rasul Allah hidup sampai tiga tahu setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”
Tabaqat Ibn Sa'd, halaman 252
Rasul Allah hidup sampai tiga tahun setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”
-----------------------------
Dari Tabari Volume 8, halaman 124: [dari penyampai kisah yang berbeda]
Rasul Allah berkata selama sakitnya yang mengakitkan kematiannya – ibu Bishr datang menjenguknya – “Umm Bishr, pada saat ini aku merasa aorta (urat nadi) ku dirobek akibat makanan yang kumakan bersama putramu di Khaybar.
Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 713:
Dikisahkan oleh Aisha:
Pada waktu sakitnya sebelum dia mati, sang Nabi sering mengatakan, "Wahai Aisha! Aku masih merasa kesakitan karena daging yang kumakan di Khaybar, dan sekarang aku merasa urat nadiku dipotong oleh racun itu."
Dari Siti Aisyah RA, beliau berkata : “Aku tidak pernah melihat seseorang merasa sakit melebihi apa yang dirasakan oleh Rasulullah SAW”
(HR. al Bukhari Muslim)
[Kotak Komentar]
Disini paling tidak ada 10 argumen dimana kami menolak kenabian Muhammad
1. Muhammad mengatakan jika ia adalah seorang nabi palsu maka Allah akan memotong aortanya. Seseorang yang membuat klaim seperti ini biasanya bukanlah nabi Tuhan yang sejati. Nabi sejati tidak akan pernah berkata, “Aku ini adalah nabi Tuhan, sebab jika tidak maka Tuhan akan mengirimkan petir untuk membunuhku.” “Nah, nggak ada petir kan?, itu membuktikan bahwa aku adalah nabi Tuhan yang sejati”. Bukankah Ini argumen yang dipakai Muhammad untuk mendukung kenabiannya?
2. Sura69:44-46 adalah sura Quran yang diturunkan di Mekah, jadi lama sebelum kematian Muhammad. Apakah sebuah koinsiden bahwa apa yang Allah nyatakan kepada Muhammad (atau kemungkinan besar ini bersumber dari Muhammad sendiri) untuk mendukung klaim kenabiannya. Kita meyakini bahwa ini adalah cara Tuhan untuk merendahkan dan menghina Muhammad, yang telah menyampaikan wahyu-wahyu palsu yang bukan berasal dari diriNya. Kami melihat ini adalah penghakiman Ilahi terhadap Muhammad.
3. Saya tidak mau mengatakan bahwa Muhammad itu bodoh. Tapi coba pikirkan sejenak hal ini, Muhammad dan para pengikutnya menyerang Khaibar. Setelah Muhammad dan para pengikutnya membunuh kaum pria dan memperkosa kaum wanita serta menjadikan anak-anak menjadi budak (hal yang selalu dipraktekkan dalam setiap penyerangan yang dilakukan Muslim); maka seorang perempuan Yahudi datang kepada Muhammad . Orang Muslim telah membantai seluruh anggota keluarganya, dan sekarang mereka menerima hadiah makan malam dari perempuan ini, yang ia hantarkan kepada Muhammad dan para sahabatnya. Bukankah ini terdengar aneh, bagaimana Muhammad menerima hadiah ini? “Betapa baiknya engkau, menyediakan makan malam kepada kami setelah kami membantai ayah, suami dan seluruh anggota keluargamu.”
Jika Muhammad tak punya cukup akal sehat, untuk menolak daging kambing yang disediakan oleh perempuan Yahudi ini, mengapa kita harus percaya dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad?
4. Kenyataan bahwa Muslim telah membantai seluruh anggota keluarga dan klan dari perempuan Yahudi ini, perempuan Yahudi ini (Zaynab) masih terbuka pada kemungkinan bahwa Muhammad itu adalah seorang nabi. Jadi ia membubuhi racun pada daging yang ia hidangkan, sebagai test, yaitu: “Jika engkau menolaknya maka engkau adalah nabi Tuhan yang sejati, tapi jika engkau adalah nabi palsu, maka engkau akan mati karena memakannya.” Jadi karena Muhammad mati akibat racun yang dimakannya, maka Muhammad gagal atas test yang dilakukan oleh Zaynab.
5. Sahabat Muhammad, Bisr, tetap memakan daging itu. Mengapa ia tetap memakannya, karena ia percaya kepada Muhammad. Tambahan, bukankah Muhammad itu seorang nabi? Iman Bisr kepada Muhammad menyebabkannya terbunuh. Jadi saya ingin menyampaikan hal ini kepada anda sebagai sebuah prinsip: “Jika aku tak bisa mempercayaimu dengan makan malamku, maka tentu saja aku tak mungkin mempercayaimu untuk keselamatanku”. Jika engkau tak tahu apa yang akan menantimu lewat makanan yang engkau makan, bagaimana engkau bisa tahu apa yang akan menantimu di kehidupan setelah kematian nanti?
6. Ketika Zaynab mengakui bahwa ia sudah meracuni Muhammad, Muhammad mengatakan bahwa Allah tidak akan mengijinkan hal itu terjadi. Tapi, ternyata Allah sendiri mengijinkan hal itu menimpa Muhammad. Jadi, jika Muhammad mengatakan hal yang salah tentang Allah dalam hal ini, mengapa saya harus percaya akan hal lain yang ia katakan tentang Allah?
7. Muhammad mengatakan bahwa daging kambing yan ia makan berbicara kepadanya bahwa ia sudah diracuni. Jadi disini Muhammad mengklaim bahwa ia telah mendapatkan wahyu khusus karena ia adalah seorang nabi. Disini ada 2 pertanyaan:
Mengapa daging itu tidak menyampaikan hal itu 5 menit sebelumnya kepada Muhammad, sehingga nyawa Muhammad dan Bisr bisa terselamatkan?
Mengapa Muhammad harus membutuhkan wahyu dulu sementara ia sendiri dapat merasakan dengan lidahnya bahwa daging itu sudah diracuni?
Bukankah hal ini sesungguhnya membuktikan bahwa Muhammad sama sekali tak menerima wahyu? Bukankah seharusnya Muhammad tidak mengatakan bahwa ia telah menerima wahyu, dan ‘aku adalah seorang nabi’; sebaliknya ia cukup berkata, “setelah mengecapnya, aku tahu bahwa daging ini sudah diracuni” ?
Bukannya berkata,”Jangan makan daging itu, sebab daging itu sudah dibubuhi racun!”, sebaliknya Muhammad berkata,”Daging ini berkata kepaku...”, “Aku adalah seorang nabi”. Sangat jelas bahwa yang dikatakan Muhammad adalah sebuah kebohongan.
8. Coba pikirkan mengenai keadilan disini. Keadilan di sini tampaknya terlalu bersifat puitis, dan mustahil bahwa ini adalah sebuah koinsiden. Muhammad, lebih dari semua orang yang pernah hidup dalam sejarah, terlalu sering memprovokasikan kebencian terhadap orang Yahudi. Lebih dari semua orang yang pernah hidup dalam sejarah, Muhammad melakukan penindasan terhadap kaum wanita. Muhammad mengatakan kepada para pengikutnya bahwa perempuan itu bodoh, tapi ternyata justru Muhammad tewas di tangan seorang perempuan Yahudi. Disini kita lihat bagaimana Allah tidak hanya membunuh Muhammad dengan memotong aortanya, tapi Allah lebih jauh lagi merendahkan dan menghina Muhammad dengan membiarkannya tewas di tangan seorang perempuan Yahudi, dengan cara memotong aortanya karena Muhammad menyebabkan kematian para kekasih dan komunitas dari perempuan Yahudi ini.
9. Berdasarkan Quran, ketika orang Yahudi berusaha membunuh Yesus, maka Allah melakukan intervensi dengan cara mengangkat Yesus dengan selamat ke surga. Allah tak membiarkan seorang pun dari orang Yahudi itu meraih kemenangan dengan membunuh Yesus. Tapi ketika ada sekelompok orang Yahudi ingin membunuh Muhammad, apa yang terjadi? Allah hanya diam saja menyaksikan nabiNya diracuni dan akhirnya tewas oleh seorang perempuan Yahudi. Allah tidak melakukan apapun untuk menyelamatkan nabiNya dan membiarkan nabiNya itu mengalami kematian yang begitu memalukan di tangan seorang perempuan Yahudi. Bukankah ini aneh, bahwa Allah tak melakukan apapun untuk menyelamatkan nabiNya? Mengapa Allah hanya peduli dengan keselamatan Yesus, tapi masa bodoh dengan keselamatan nabi kesayanganNya, Muhammad?
10. Keinginan dan harapan terbesar Muhammad adalah untuk mati di medan peperangan.
Sahih Bukhari 2797, “Nabi berkata, Oleh karena Dia yang menggenggam jiwaku dengan tangan kananNya, aku lebih suka untuk menjadi martir di jalan Allah, kemudian dibangkitkan dan menjadi martir kembali, kemudian dibangkitkan dan menjadi martir kembali, dan kemudian dibangkitkan dan menjadi martir kembali.”
Kita tahu bahwa biasanya ketika Muhammad menginginkan sesuatu, maka Allah akan memberinya wahyu yang khusus. Ketika Muhammad ingin berhubungan seks dengan Aisha, maka Allah akan memberikan wahyu kepadanya. Muhammad ingin isteri lebih dari 4, maka Allah memberinya wahyu khusus. Muhammad ingin menikahi isteri anak angkatnya (Zaynab bin Jash), maka Allah memberinya wahyu khusus. Allah selalu menjawab keinginan dan mimpi-mimpi Muhammad sehingga semuanya itu dapat menjadi kenyataan.
Keinginan terbesar Muhammad adalah untuk mati di medan peperangan. Tapi bukannya membiarkan Muhammad mati di medan peperangan saat memerangi Yahudi atau musuh-musuh Allah, sebaliknya Allah membiarkannya mati dengan cara yang begitu memalukan, yaitu mati di tangan seorang perempuan Yahudi. Mati karena makan daging kambing.
Setelah menanti selama 2 tahun, ternyata Allah tidak memberikan apa yang paling diinginkan Muhammad, yaitu mati dalam jihad.
Astajimm...... .
___________________________
___________________________
"Semoga Para Pemuda Bangsa Setanah Air ku. Dapat Segera Melihat Kebenaran Ini"
3 comments:
YESUS dengan TEGAS mengatakan bahwa DIRINYA BUKAN TUHAN :
.
Yohanes, 20:17 à “Aku akan pergi kepada Bapaku dan Bapamu, Allahku dan Allahmu.”
Yohanes, 8:54 à “Jika aku memuliakan diriku sendiri, maka kemuliaanku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa/Allah-kulah yang memuliakanku.”
Matius, 18:19 à “Permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa/Allah-ku di sorga.”
Markus, 10:18 à “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.” Matius, 7:21 à “Bukan setiap orang yang berseru kepadaku Tuhan, Tuhan! Akan masuk kerajaan sorga. Melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa/Allah-ku disorga.”
Lukas, 18:19 à “Mengapa kau katakan aku (Yesus) baik? Tidak ada yang baik selain Allah.”
Matius 19-17 à “Hanya Satu yang baik … turutilah perintah Allah.”
Semua yang tidak mengakui dirinya sebagai Tuhan, ia tidak pantas disebut sebagai Tuhan.
Karena Tuhan pasti menyebut diri-Nya sebagai Tuhan : Im 19:31 & Yes 43:11.
YESUS dengan TEGAS mengatakan bahwa DIRINYA BUKAN TUHAN :
.
Yohanes, 20:17 à “Aku akan pergi kepada Bapaku dan Bapamu, Allahku dan Allahmu.”
Yohanes, 8:54 à “Jika aku memuliakan diriku sendiri, maka kemuliaanku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa/Allah-kulah yang memuliakanku.”
Matius, 18:19 à “Permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa/Allah-ku di sorga.”
Markus, 10:18 à “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.” Matius, 7:21 à “Bukan setiap orang yang berseru kepadaku Tuhan, Tuhan! Akan masuk kerajaan sorga. Melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa/Allah-ku disorga.”
Lukas, 18:19 à “Mengapa kau katakan aku (Yesus) baik? Tidak ada yang baik selain Allah.”
Matius 19-17 à “Hanya Satu yang baik … turutilah perintah Allah.”
Semua yang tidak mengakui dirinya sebagai Tuhan, ia tidak pantas disebut sebagai Tuhan.
Karena Tuhan pasti menyebut diri-Nya sebagai Tuhan : Im 19:31 & Yes 43:11.
YESUS dengan TEGAS mengatakan bahwa DIRINYA BUKAN TUHAN :
.
Yohanes, 20:17 à “Aku akan pergi kepada Bapaku dan Bapamu, Allahku dan Allahmu.”
Yohanes, 8:54 à “Jika aku memuliakan diriku sendiri, maka kemuliaanku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa/Allah-kulah yang memuliakanku.”
Matius, 18:19 à “Permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa/Allah-ku di sorga.”
Markus, 10:18 à “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.” Matius, 7:21 à “Bukan setiap orang yang berseru kepadaku Tuhan, Tuhan! Akan masuk kerajaan sorga. Melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa/Allah-ku disorga.”
Lukas, 18:19 à “Mengapa kau katakan aku (Yesus) baik? Tidak ada yang baik selain Allah.”
Matius 19-17 à “Hanya Satu yang baik … turutilah perintah Allah.”
Semua yang tidak mengakui dirinya sebagai Tuhan, ia tidak pantas disebut sebagai Tuhan.
Karena Tuhan pasti menyebut diri-Nya sebagai Tuhan : Im 19:31 & Yes 43:11.
Post a Comment